Terbit tandakan pagi telah tiba
Hari dimana aku berjuang selalu ada
Ketika awal hari selalu resah
Tapi pagi ini sedikit berbeda
Karena hujan datang walaupun membuat sedikit basah diriku.
Aku berlari dengan cepat menghindari rintikan hujan yg semakin lama membasahi seragam sekolah ku.
"huh capek juga nih,malah seragam basah lagi"keluhku
Lama aku menunggu,namun belum ada tanda tanda bus yg akan ku naiki datang.
Aku baru sadar aku hanya sendiri di halte ini.
Karena hujan yg semakin lebat orang mungkin lebih memilih mengurung diri dirumah menunggu hujan teduh.
Ku lirik jam tangan yg melingkar di pergelangan tanganku.
"Masih jam 06:25 mungkin bntar lgi busnya datang"kataku
Setelah 15 menit menunggu akhirnya busnya datang,aku bersyukur karena masih ada waktu 20 menit untuk sampai disekolah.
Akhirnya aku sampai disekolah dengan muka lusuh dan baju yg lumayan basah akibat terkena rintikan hujan tadi.
Tapi tak mengapa yang penting aku gak terlambat.
Aku masuk ke kelas yang hebohnya kayak pasar dan bikin kaget bahkan mungkin pasar kaget kalah karena kehebohannya.
Aku duduk di bangku ku,
disana sudah ada teman ku yg rada rada aneh.
Dia memasang cengiran seperti ingin meledek ku.
Rasanya pengen aku tabok tuh mukanya.
Tapi gak kesampean lah,aku nya kan pendiem terus kalem nanti bisa rusak image ku,jadi biarin ajalahh ya.
Oiyaa aku hampir lupa,temen ku ini namanya rendi,aku sih malas manggil nya rendi mending disingkat aja jadi didi,biar kayak iklan sampo sekalian.
"wess lusuh amat tuh muka,baju lo tuh juga basah,abis mandi ujan lo??"ejeknya sambil nyengir
"mending diam deh ya,pusing nih"kataku
"yaelahh gue kan nanya,sinis amat,kayak cewek pas lagi dapet"katanya sambil ketawa
"serahh deh di,bodo amat di bodo amattttt"kataku malas
Tak berapa lama masuklah guru yg terkenal killer ke kelas.
Mendadak kelas jadi sepi kek pemakaman.
Kulihat ada seseorang yg mengikutinya dari belakang.
Ya,aku kenal dia,dia thalia temannya olivia.
Yg paling tak kusangka aku sekelas dengannya,aku seneng minta ampun kayak habis menang undian.
Kayak mau teriak tapi ketahan di hati.
"Selamat pagi anak anak"ucap Bu Dewi
"pagi bu"balas murid"
"ini ada murid pindahan baru,ibu harap kalian semua bisa nerima dia jadi bagian dari kelas ini"katanya
Kemudian bu dewi minta cewek itu memperkenalkan dirinya.
"hai semua,nama aku Thalia Indriani,aku pindahan dari bandung,moga kita bisa jadi temen baik ya"katanya ceriwis
Aku yg dari tadi melamun melihat wajahnya tersentak karena didi menyenggol tangankuu.
Untung juga sih si didi membuyarkan ku dari lamunan kalo ngak ketauan dehh akunya dari tadi liatin dia terus,
,kann maluu akunya.
Dia duduk di belakang bangku ku,jadi kalau mau liatin dia agak susah.
Entah kenapa aku jadi degdegan biasanya gak pernah kayak gini.
Aku juga takut jangan jangan aku ada gejala riwayat penyakit jantung.
Aaaa jangan sampai yaallah.
Setelah 3 les belajar matematika yg bikin otak harus pusing tujuh keliling,akhirnya suara merdu yg paling di tunggu tunggu datang jugaa.
Ya akhirnya bel istirahat berbunyi,lega rasanya saat bu dewi keluar dan rasanya aku gakmauu dia balik lagi.
Aku berjalan keluar kelas,perut ku sudah keroncongan minta diisi,ku dengar ada orang yg memanggil ku dari belakang,ternyata thalia yg manggil.
Mimpi apa aku semalam yaa.
"adhi tunggu"teriaknya
aku menoleh kebelakangaku degdegan tapi ku tahan
"iyaa"jawabku singkat karena aku sebenarnya gugup
"kamu mau ke kantin kan?"tanyanya
"iyaa"balasku
"aku boleh ikutann ngak??soalnya aku blm ada temen deket nih,lagian olivia juga gaktau kemana gak nongol nongol tuh anak"katanya sambil mendengus
"boleh"jawabku singkat
"ihhhh kamu itu ya dhit
dari tadi aku tanya jawabnya iya,iya mulu,pelit banget ngomongnya,kayak ngomong sama kulkas tauu,dinginnnnn"dianya ngomel panjang lebar
"hahaha,maaf" aku emang gini gak banyak ngomong nya,y udah yuk nnti keburu bel "kataku sambil tertawa
Dia mengiyakan sambil memayunkan bibirnya khas anak kecil.
Dia lucu banget.
Sesampainya dikantin yg gak pernah ada sunyinya,aku dan thalia duduk di bangku pojokan karena hanya itu yg tersisa.
"tha kamu pesen apa??"tanyaku
"makanan yg enak disini apaan?"dia malah nanya balik
"semuanya dijamin enak kalo udah lapar mah"kataku
"dasar kamu nyaa,y udahh aku samain aja sama yg kamu pesen"katanya
"iyaa,tnggu bntr"kataku
"oke,jgn lama" nnti aku kena culik kalau di tinggal sendirian"katanya sambil masang muka sok imut
Aku diam aja dan pergi memesan makanan kami,tapi kalau dipikir" thalia emang imut sihh,banget malahan.
Aku jadi senyum"sendiri gak jelass.
Aku datang dengan membawa 2 mangkok bakso di tanganku,kulihat thalia duduk dan disebelahnya ada si shampo,ehh maksdnya didi.
Tuh anak kalau gak ngerusuh gak puas emang.
"nihh tha pesenan kamu"kataku sambil memberikan semangkok bakso buat dia
"makasih dhi"katanya sambil senyum manis
"yaelahh gue jadi nyamuk gak dianggap"kata si didi
"lo ngapain disini?mau bikin ribut??"kataku datar
"yaelahh dhi gitu amat sama gue,"katanya
"iyaa nih dhi dia tuu dari tadi ngoceh ngak jelas bget tauu,pusing aku dengernya"adu thalia kepadaku
"biarin aja"balasku dingin
"tega amat gue di katain pengganggu,mending pergi deh"katanya sok sedih sambil berlalu pergi
Aku mempercepat acara makanku,karna takut nanti bel bunyi duluan malah telat masuk kelas.
"cepet dikit makannya tha,udah mau bel nnti kena hukum kalau telat masuk"perintahku
"sabar napa,panas nih bisa kebakar nihh mulut"jawabnya ketus
Setelah siap menunggu thalia yg makannya lama amat kayak siput,kami pun kembali ke kelas.
Syukur gak telat.
Tetttttttt.....tettttt....tett ....
Suara merdu yg di tunggu" akhirnya datang,semuanya bersorak ingin menghambur keluar seperti narapidana yg udah lama di penjara.
Aku membereskan buku ku,dan bergegas cepat pulang kerumah.
Sesampainya aku dirumah,aku liat dia di teras duduk di bangku tua sambil tidur"an males"an,dengan penampilan yg acak"an khas seorang preman.
Dia ayahku,bahkan aku sudah mulai tak menganggap nya ada karena dia yg membuat aku dan bunda lah yg paling tersiksa.
Aku memasuki rumah mencari keberadaan bunda,bagiku dia seorang malaikat yg di berikan tuhan untuk menjagaku sampai" dia tak pernah menjaga dirinya sendiri.
Aku berjanji nanti akan membahagiakannya.
"Assalamualaikum bundaa"kataku sambil mencium tangannya
"Waalaikumsalam,udah pulang kamu nak pasti capek,makan dulu sana"kata bunda sambil mengusap rambutku
"iyaa bunda,bunda lagi masak kue buat jualan ya?"tanyaku
"iyaaa,tunggu apalagi makan dulu sana"perintah bunda
"oke bundaa,nanti kalau mau jualan panggil aku yaa,biar aku bantuuin"kataku
"gak usahh kamukan capek,sekolah aja yg bener buat bunda bangga"tolak bunda
"gapapa bun,adhi lagi gak ada kerjaan,kapan lagi punya waktu nolongin bunda"kataku.
"iyaa nak"kata bunda
Aku pun masuk kedalam kamar untuk mengganti seragam sekolah ku,baru setelah itu makan dan membantu bunda jualan.
Pranggggg.....Prang......
Kudengar suara pecahan dari dapur,aku kaget dan langsung bergegas melihat kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of My Love
Teen FictionMencintaimu, Ketika mata tak sanggup terbuka,namun aku memilih untuk tetap tak terlihat. Ketika tangan ini ingin selalu mendekap,tapi langkah kaki enggan untuk berjalan sepihak. Ketika mulut ingin berkata,hingga ungkap segala rasa,namun hati tidak e...
