"Ayo kita akhiri."
Wajah lelaki itu pias tak terelakan.
"Ayo kita akhiri, dari pada saling menyakiti." Sambungnya dengan lirih menyembunyikan sembilu dalam hati.
"Kamu jangan aneh-aneh, ini bukan cuma tentang kamu tapi kita."
Gadis itu menggeleng lemah. "Dari awal semuanya juga tentang kamu, dan nggak pernah ada aku di dalamnya."
"Arash, bagi kamu ini bukan hal yang sulit. Masih banyak perempuan yang menanti kamu di luar sana. Kamu mudah untuk di cintai, jadi please jangan di persulit."
Tangan Arash terkepal marah. "Aku udah bilang, kalau bukan mau aku bikin kamu sakit, Syi." Tekannya dalam. "Kamu bilang kamu bisa nunggu. Kamu bilang kamu akan tahan. Tapi sekarang apa?"
"Aku cuma perempuan biasa, Rash. Aku nggak sekuat itu ternyata. Aku payah sama kamu yang terlalu berbeda."
Kali ini bukan hanya raut pias saja, namun dingin lebih mendominasi.
"Aku nggak bisa sama orang yang nggak biasa kayak kamu." Gadis itu melepaskan sebuah kalung berbandul infiniti. Ia meraih tangan Arash, namun dengan cepat lelaki itu bergerak menjauh.
"Jangan bicara lagi kalau semuanya cuma omong kosong." Ucapnya dingin. "Jangan pernah kembalikan apapun yang jelas-jelas cuma aku kasih untuk Asyi Kirana. Jangan pernah!"
Gadis itu hanya menghela napasnya lelah untuk kesekian kali.
"Dan satu lagi. Jangan mundur, Syi. Aku butuh kamu."
***
Nah kan, ini hasil dari kebuntuan hakiki yang tiba-tiba lewat secara cepat. Flassshhh. APASI😒
Alasan aku publish cerita baru; karena "Hello Sammy" masih membutuhkan waktu yang sangaaaattttttt panjang cuma buat mikir satu part😑 kan kampret😫
Ternyata buat cerita beranak itu susah guys😭
Jadi, sambil menunggu baca aja cerita ini. Tenang... Cerita ini berdiri sendiri kok.
Tiba-tiba aku mau buat yang termehek-mehek😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Arash (ON GOING)
Teen FictionYou are the most beautiful gift from God for me -Arash Ashadewa- *** Copyright©2018 ARASH by Anputri Publish pada tanggal 3 Mei 2018