001 - The Begining

562 71 7
                                    

Malam hari yang terasa sangat panjang kini berubah menjadi pagi hari yang menyenangkan. Sang matahari yang tadi masih malu untuk menunjukkan dirinya, akhirnya keluar dari balik persembunyiannya, siap untuk menyinari dunia dan menghangatkannya dari dinginnya malam yang panjang.

Sinar matahari yang sudah bersinar dengan terang meneruskan cahayanya hingga ia berhasil menembus ke dalam gorden yang menutupi jendela kamar, mencoba untuk membangunkan sang penghuni.

Sinarnya pun berhasil menembus tirai gorden, menyinari wajah salah seorang penghuni kamar, memaksanya untuk segera membuka kedua matanya.

Merasa terganggu oleh cahaya tersebut, Seulgi yang tertidur pulas langsung terbangun dari tidurnya. Kedua matanya yang tertutup rapat itu pun akhirnya terbuka juga.

Seulgi mengedip-ngedipkan kedua matanya, kemudian ia mendapatkan seluruh kesadarannya. Begitu ia mendapatkan kesadarannya, Seulgi tersenyum manis, menyisir lembut rambut hitam panjang milik Irene, kemudian mengecup lembut keningnya.

Setelah itu, Irene yang tertidur dalam dekapan hangat Seulgi membuka kedua matanya, terbangun. Saat Irene membuka kedua matanya, ia langsung tersenyum lalu menyentuh pipi Seulgi, mengusapnya dengan lembut.

"Selamat pagi, chagi" sapa Irene

"Selamat pagi, Joohyun-ah" balas Seulgi

Seulgi mengubah posisi tubuhnya menjadi posisi duduk, kemudian ia membantu Irene untuk mengubah posisinya menjadi duduk juga. Seulgi menatap dalam-dalam manik mata Irene, mata yang membuat Seulgi jatuh cinta saat mereka berdua pertama kali bertemu.

flashback

Saat itu, kota Seoul sedang dilanda oleh salju yang kebetulan sedang turun. Angin dingin berhembus dengan sangat kencang, membuat semua orang yang sedang berjalan di jalanan menggigil kedinginan.

"Aish, dinginnya" ujar Seulgi sembari ia memasukkan kedua tangannya pada saku jaket kulitnya. Meskipun Seulgi sudah memakai sarung tangan, namun rasa dingin dari udara kota menembus masuk ke dalam kulitnya, membuatnya menggigil.

Seulgi terus berjalan menembus dinginnya udara kota Seoul pada saat itu. Ketika Seulgi berjalan melewati sebuah gang yang sepi, tiba-tiba, telinganya menangkap suara aneh yang berasal dari dalam gang tersebut.

"Serahkan semua harta yang kau punya!"

"Tidak! Jangan! Jangan ganggu aku!"

"Perempuan sialan! Serahkan seluruh hartamu!"

"Takkan pernah!"

"Perempuan brengsek!"

"Kyaaaaa!!!"

Setelah ia mendengar suara teriakan seorang perempuan, Seulgi pun langsung berlari ke dalam gang yang gelap itu. Disana, ia menemukan bahwa ada seorang gadis yang berteriak tadi sedang disakiti oleh 2 orang pria bertubuh kekar.

"Rasakan itu, dasar jalang!"

"To.... Tolong....! Seseorang, tolong!!"

"Bwahahaha! Takkan ada yang menolongmu! Ambil tasnya, setelah itu, kita pergi dari sini!"

"Boleh aku bunuh dia?"

"Bunuh saja!"

Disaat salah satu pria tersebut hampir menghajar sang gadis, Seulgi melempari kepala sang pria menggunakan sebuah batu bata.

"Aduh!"

Sang pria menengok ke arah belakang, kemudian ia mendapati Seulgi sedang berdiri sembari menatapnya tajam.

"Kau!?"

"Tinggalkan gadis itu sendirian!" teriak Seulgi

"Kau pikir kau jagoan di kota ini, huh!? Kalau kau mau kami melepaskan gadis ini, kau harus melawan kami dulu!"

Forbidden Ones | ksg, bjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang