1.Epolog (Terbangun)

110 11 5
                                    

Saat ini Aku sedang mencoba menganalisa sekitar karena Aku berada di tempat yang agak aneh, tidak maksudku sangat aneh.

'Putih', itulah yang Aku lihat di seluruh tempat ini, dari permukaan sampai langit semua berwarna putih. Bahkan Aku merasa seperti terbang sekarang.

Mari lupakan hal ini sejenak.

Di mana Aku?

Seharusnya Aku sudah mati sekarang karena tertabrak truk yang akan menabrak adikku.

Dan bagaimana dengan adikku?

Aku harap dia berhasil lolos dari tabrakan itu.

Saat aku sedang berfikir, seseorang tiba-tiba memegang tanganku, dan ternyata dia adalah adikku, Iroha.

"Iroha."
Aku tanpa sengaja menggumamkan namanya.

Dia adalah gadis dengan rambut hitam sepanjang bahu dan mata hitam. Dia baru berumur 12 tahun dan masih kelas 6 SD, perbedaan umurku dengannya adalah 5 tahun.

"Kakak, dimana ini?"

Dia bertanya dengan sedikit khawatir.

Tentu dia akan seperti itu, karena tempat ini benar-benar asing.

Dan bagaimana aku harus menjawab pertanyaannya. Aku bahkan baru pertama kali melihat tempat ini.

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dan bersinar dari depan, dan itu benar-benar silau.

Iroha bersembunyi di belakangku.

"Maafkan Aku atas keterlambatanku."

Terdengar suara seseorang dari cahaya itu, dan sedikit demi sedikit cahaya itu mulai memudar dan digantikan oleh seorang gadis yang berdiri disana.

Dia memiliki rambut berwarna biru panjang dan mata zamrud yang tidak pernah Aku lihat sebelumnya, dan dia mengenakan gaun berwarna putih, dan juga dia terlihat seumuran denganku.

Dia tersenyum pada kami dengan senyum yang terlihat bermartabat.
"Namaku Kilua, Dewi Kehidupan."

Apa Aku tidak salah dengar, dia baru saja mengatakan kalau dia adalah seorang Dewi 'kan?

"Ya, Aku adalah seorang Dewi."
Tegas Dewi.

Ternyata Aku tidak salah dengar!!
"Namaku-"
Belum selesai Aku memperkenalkan diriku, Dewi langsung memotong perkataanku.

"Namamu adalah Haruto dan yang ada di belakangmu itu adalah Iroha-chan, bukan?"
Kata Dewi dengan tersenyum.

Iroha melihat ke arah Dewi dengan malu-malu, dan mulai berjalan kesampingku karena menganggap Dewi adalah orang yang terlihat baik.

Aku cukup terkejut ketika dia mengetahui nama kami, tapi kurasa ini membuktikan kalau dia adalah seorang Dewi sungguhan.

"Erm... Dewi, bisa anda jelaskan kenapa kami ada disini?"
Aku ragu-ragu saat akan bertanya.

"Baiklah, aku akan langsung saja. Sebenarnya kalian sudah mati."

Dewi mengatakannya dengan ekspresi sedih.

Aku tidak terlalu terkejut saat mendengarnya, melihat apa yang terjadi sebelum kami sampai ke tempat ini. Tapi tidak untuk adikku. Dia benar-benar terkejut mendengarnya dan dia terlihat akan menangis.

Aku mencoba menenangkannya dengan mengelus kepalanya.

"Tenang saja."

Iroha terlihat cukup tenang setelah itu.

Aku melihat ke arah Dewi. Dia masih terlihat sedih.

"Jadi Dewi, apa yang akan terjadi pada kami setelah ini?"

"Kalian masih bisa hidup lagi dengan bereinkarnasi ke duniaku, dan untuk itulah sebenarnya aku datang ke sini."

Dewi mengubah ekpresinya dengan tersenyum saat mengatakannya.

"Bereinkarnasi?"
Adikku memiringkan kepalanya dan terlihat bingung saat mengatakannya.

Dia terlihat imut saat melakukannya.

"Ohh, aku lupa menjelaskan tentang hal itu, tapi pertama-tama aku akan menjelaskan tentang dunia ini."

Dewi mulai menjelaskan tentang tempat ini. Diantara para dewa tempat ini dikenal dengan nama "Dunia Batasan". Itu semua karena dunia ini merupakan perbatasan antara dunia-dunia lain. Tempat ini merupakan tempat orang meninggal direinkarnasikan. Dan Dewi datang kesini untuk mereinkarnasikan kami kedunianya. Biasanya Dewi yang datang akan mereinkarnasikan seseorang ke dunianya sendiri. Dan untuk tambahan, kami akan direinkarnasi menjadi bayi.

Aku melihat ke arah Iroha. Aku khawatir kami akan berpisah ketika kami bereinkarnasi.

" Tenang saja, kalian akan dibesarkan pada keluarga yang sama, tapi untuk itu akan butuh waktu lebih lama untuknya direinkarnasi."

Aku kembali melihat ke arah Iroha dan bertanya padanya.

"Iroha, bagaimana menurutmu?"

Iroha melihat ke arahku dengan tersenyum.

"Apapun yang terjadi aku akan tetap bersama kakak, tapi...kurasa aku ingin kita lahir di keluarga berbeda dan... Menikah."

Aku dapat mendengar kalimat terakhir Iroha karena dia mengecilkan suaranya, dan wajahnya terlihat memerah dan memalingkannya.
Apakah dia tiba-tiba sakit. Kurasa tidak mungkin karena kami sudah mati, dan untuk apa kami merasakan demam disini.

"Jadi?"

Aku kembali bertanya padanya.

"Ki-kita akan tetap seperti ini!!!"

Aku kaget karena Iroha tiba tiba berteriak, sampai-sampai membuat telingaku terasa pecah, bahkan setelah aku menutupi kupingku.

"K-kakak kau tidak apa-apa?"

Iroha langsung panik tapi aku menenangkannya dengan mengelus kepalanya.

"Ya, aku baik-baik saja. Dan Dewi apa anda dengar tadi."

"Ya, kalian akan tetap menjadi kakak-beradik bukan? Kalau begitu yang akan pergi lebih dulu adalah kau Haruto."

Iroha terlihat kecewa saat mendengarnya, tapi dia kembali tersenyum seperti biasa. Apa yang terjadi dengannya?

"Dan untuk Iroha."

"Ya?"

"Kau akan bermain disini bersamaku, sebwlum kau dilahirkan. Dan juga Aku sudah memilih keluarga yang tepat untuk kalian dimana dipastikan mereka akan memiliki dua anak."

Dewi mengatakannya dengan datang ke arah kami dan mengelus kepala Iroha. Dan Iroha terlihat nyaman bersama Dewi.

Untuk sementara aku merasa khawatir karena tidak ada yang menjaga Iroha, tapi aku merasa lega ketika Dewi mengatakan akan bersama dengannya.

"Baiklah, kurasa ini saatnya."

Kata Dewi dengan melihat ke arahku.

Tiba-tiba tubuhku dipenuhi cahaya putih yang terasa nyaman.
Mungkin ini pertanda dimana aku akan segera di reinkarnasi?

"Tolong jaga Iroha, Dewi. Dan untuk Iroha, sampai bertemu kembali."

"Ya!"
Kata Iroha dengan penuh semangat.

Kesadaranku mulai hilang secara perlahan setelah itu, dan akhirnya menghilang.

Reincarnated In Another World With My sister ( But still We To Be A Family?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang