Hari ini ada yang beda. Mungkin cuacanya. Hujan pertama bulan Oktober.
Aku merindukan hujan.
Terimakasih Tuhan, Engkau menurunkan satu kompi pasukan penyejukmu.
Terimakasih pula atas setiap jengkal hembusan angin lembut ini.
Semua itu sudah cukup menjadi teman bagiku. Karena mereka mengerti perasaan tersayat ini.
Perasaan yang bahkan lebih sumbang dari suara detap hujan.
Melihat pasukan bulir-bulirMu itu, terselip sedikit rasa takut.
Takut bila saja seiring dengan menguapnya mereka, menguap pula perasaan yang dengan susah payah ku tanam dalam jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detap
PoetryJika hujan yang cair saja bisa berdetap, mungkin hati yang padat bisa menetap
