sama seperti hari-hari sebelumnya, Dhira pergi ke tempat lesnya sepulang sekolah. tapi hari ini Dhira merasa sangat lelah. ditambah dengan cuaca yang sangat panas membuatnya malas untuk datang ke tempat les. tapi mau bagaimana pun dia harus tetap datang ke tempat lesnya.
15 menit sebelum bel masuk berbunyi Dhira sudah sampai. tapi tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah motor yang terparkir di depan tempat lesnya. moge hitam yang membuatnya cukup tercengang. selama disini, dia baru melihatnya. atau mungkin motor ini sudah lama ada, tapi Dhira baru menyadarinya.
Dhira yang ternilai sebagai orang acuh dan cuek ini memiliki ketertarikan sendiri pada motor moge. setiap dia mendengar suara moge yang lewat, telinganya selalu peka. dan matanya secara otomatis langsung menuju pada motor itu
Dhira sempat berpikir, siapa pemilik motor ini? apakah pemiliknya juga sekeren motornya. eh, bagaimana jika pemiliknya adalah seorang guru? sudahlah. Dhira mengabaikan pikiran itu. tapi ia masih penasaran, sejak kapan motor itu berada disini? Dhira tidak pernah mendengar suara moge terlintas di telinganya selama ia ada disini. atau mungkin melihat motor itu lewat di hadapannya. belum pernah sama sekali
seberapa kagum Dhira pada motor itu. sudah lama ia ingin membeli motor seperti itu. tapi ayahnya belum mengizinkannya untuk mengendarai motor itu di usia sekarang. jadi ia hanya dapat mengagumi motor itu. atau mungkin hanya menonton pembalap ternama di televisi. dan yang lebih gila lagi, ia akan meneriaki pembalap itu untuk menang ke garis finish. walaupun suaranya tidak akan terdengar sampai ke luar negri. mungkin hanya akan memecahkan gendang telinga bunda dan adiknya saja.
saat bel berbunyi, Dhira langsung memasuki ruangannya. kali ini dia tidak terlalu fokus pada pelajaran karena ia jadi memikirkan moge itu. apakah pemiliknya seorang murid disini? atau mungkin guru yang mengajarnya? tapi setahu Dhira, guru disini tidak ada yang memakai motor seperti itu. lalu siapa yang membawa motor itu kesini? Dhira akan lebih tertarik jika pemiliknya berhasil lolos dan sesuai dengan ekspetasinya. mimpi buruk baginya jika pemiliknya adalah seorang guru. apalagi penjaga kantin ang selalu menggoda semua perempuan yang membeli.
pulangnya, Dhira menunggu bundanya menjemput. ia duduk di bangku yang tersedia di depan. selain itu, Dhira juga memiliki peluang untuk melihat siapa pemilik motor itu jika pemiliknya datang dan menghampiri motornya. setelah 5 menit menatap ke arah motor itu parkir, Dhira tidak melihat ada yang menghampiri motor itu. Dhira memilih untuk pergi ke toko buku dekat tempat lesnya sambil menunggu jemputan. Dhira biasa menghabiskan waktu beberapa menit hanya untuk melihat-lihat novel di toko buku itu. sampai akhirnya Dhira kembali ke tampat lesnya, karena mungkin bundanya telah menunggu disana
Dhira belum melihat mobilnya disana, dan juga belum melihat pemilik motor itu. semoga saja pemiliknya bukan guru atau penjaga kantin disini. keinginannya bertanya pada guru yang mengajarnya soal motor itu, tapi ketakutanya mengalahkan rasa penasaran itu. ia takut jika gurunya malah mengadukan pertanyaanku kepada pemiliknya. itu hal yang sangat memalukan. bisa-bisa Dhira dicap sebagai perempuan yang tidak berkaca.
dan saat ia melihat ada mobil bundanya yang baru masuk ke parkiran, ia langsung menghampiri mobil itu. "halo sayang, bagaimana hari ini?" tanya bundanya. "biasa saja" jawab Dhira datar. ia memang selalu begitu. acuh sekali pada lingkungannya. tapi Dhira juga memiliki rasa sosialisasi yang tinggi. dia juga sebenarnya orang yang peduli. tapi entahlah. "kita makan dulu ke restauran deket sini yuk, aku lapar" pinta Dhira. "di rumah juga masih ada makanan yang kau buat kemarin malam. tinggal dihangatkan ke dalam oven". "rasanya hambar" sahut Dhira. dan mereka pun pergi ke restoran dekat tempat lesnya
***
setelah pulang dari restoran, Dhira langsung bergegas ke kamar mandi. Jika kalian tahu, Dhira bisa memakan waktu satu jam di dalam sana. yang biasa dilakukannya adalah keramas, sekaligus mengoleskan krim pada rambutnya, lalu ia berendam di dalam bath tub sambil perawatan kuku, ia juga mengoleskan lulur ke tangan dan kakinya, kemudian melumuri wajahnya dengan masker. cukup memakan waktu yang lama, bukan? Dhira selalu melakukannya di sore hari attau di waktu liburnya. karena tidak mungkin jika ia melakukan di pagi hari, apalagi saat hendak pergi ke sekolah. ia akan terlambat.
setelah mandi, Dhira berjalan menuju kamarnya. Dhira akan menghabiskan waktunya dengan bermain bersama imajinasi, tapi sebelumnya ia akan menyelesaikan tugas sekolahnya terlebih dahulu. dia tidak akan melewatkan tugas sekolahnya sampai semua beres. setelah itu, barulah dia berimajinasi sepuasnya. mungkin kembali memikirkan pemilik moge itu.
Dhira lebih memilih diam dikamar daripada ikut berdebat dengan bunda dan adiknya yang selalu menganggu telinga Dhira. selain itu, Dhira tidak pernah akrab dengan adiknya. setiap Dhira melihat adiknya, dia akan langsung memasang muka yang tidak enak dipandang. dan selalu menentang perkataan adiknya.
***
4.00 a.m.
alarm Dhira berbunyi. pagi yang sunyi, Dhira bergegas ke kamar mandi. tidak butuh waktu satu jam untuk berlama-lama. hanya butuh 30 menit dan dia akan keluar. setelah mandi dan berpakaian seragam, Dhira turun menuju meja makan. Dhira, bunda, dan adiknya, Lina, makan bersama di meja makan. pandangan Dhira yang fokus kepada makanannya. tidak peduli apa yang dilakukan adiknya. lalu Lina tidak sengaja mendaratkan satu tetes saus tomat di wajah kakaknya. Dhira langsung menatap adiknya dengan tajam. membuat adiknya takut. lebih menakutkan dari marah ayah bundanya. hanya sekali tatap saja Dhira berhasil menakuti adiknya.
setelah sarapan, mereka berangkat ke sekolah. dan Dhira tiba di sekolah 30 menit sebelum bel masuk berbunyi. ia langsung menuju ke tempat duduknya. "selamat pagi Dhira yang cantik, baik, main, dan juga pintar" sapa Keenan. yap, dia adalah laki-laki yang sudah biasa dipanggil BK karena ketahuan merokok, atau dimarahi guru saat tugasnya belum selesai, dan dihukum wali kelas karena ulahnya yang mungkin sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Dhira hanya melirik sebentar ke arah orang itu, dan mengabaikannya. Dhira tau gelagat yang dimaksud temannya adalah untuk melihat tugas. apalagi yang akan dilakukan anak ini pada Dhira selain melihat tugas?
"kamu baik kan, Dhir?". "gak!" jawab Dhira sambil menyentak. "jangan marah-marah dong, ntar cantiknya--", "diem gak?!" sentak Dhira sekali lagi pada anak itu. belum selesai anak itu berbicara, Dhira sudah langsung memotongnya tanpa permisi. Dhira langsung bergegas berdiri dan pergi ke kantin untuk membeli sebuah makanan tanpa memedulikan Keenan yang tetap memohon untuk melihat tugas. tapi Dhira mengabaikannya.
setelah kembali ke kelas, ternyata Zahra sudah datang. "hai Dhir." sapa Zahra. Dhira hanya membalasnya dengan senyum sambil mengangkat kedua alisnya. "kemarin aku liat moge lagi parkir di tempat les aku" ujar Dhira. "wah gila keren, punya siapa tuh?" tanya Zahra. "gatau, aku ga liat pemiliknya, aku cuma liat motornya aja lagi parkir". "awas tuh punya guru" sindir Zahra. "aku hanya meliriknya.
minggu ini tidak akan ada kegiatan belajar mengajar, tapi semua murid wajib masuk karena tetap diabsen. Dhira melamun, kembali memikirkan motor moge itu. entah berapa lama ia melamun, tapi akhirnya Dhira tertidur di mejanya.
***
"PULAAANG!!!" teriak murid di kelas Dhira. teriakkan itu cukup membantu membanbgunkan Dhira dan beberapa temannya yang juga tertidur.
YOU ARE READING
chance in changed
Romancepertemuan yang tidak disengaja. terlambat kah mereka untuk saling mengenal? bagaimana reaksi keduanya dimana salah satu dari mereka sudah merasa nyaman? sebuah penantian yang entah bagaimana hasilnya. akankah mereka saing bertemu lagi? wanita cantik...