Bagian Tak Berjudul 1

11 0 0
                                    

7.52

mata Dhira terasa silau. Dhira bangun dengan buku-buku yang berserakan di kasurnya. tidak ada yang membangunkannya pagi ini. dan jam segini tentu saja bunda dan Lina sudah pergi. Dhira membereskan buku-buku itu dan merapikan kamarnya. lalu ia turun ke meja makan. untung saja bunda memasak untukku sarapan. kalau tidak, aku akan kembali tidur untuk menahan lapar.

setelah makan, Dhira melangkah menuju ke kamar mandi. seperi biasa, ia akan berada di dalam sana selama 1 jam. jika ada orang di rumah ini, mungkin mereka akan menutupi telinga mereka akibat suara nyanyian Dhira yang sangat keras. walaupun suaranya bagus, tetap saja berisik. Dhira memang berbakat dalam bernyanyi sejak kecil. juga karena keluarganya yang menurunkan dara seni kepadanya. Dhira sudah mengikuti dan memenangkan juara nyanyi sejak kecil.

setelah mandi, Dhira berjalan menuju taman belakang rumahnya. duduk di sebuah bangku panjang, mendengarkan percikan air kolam. masih jam 10 pagi. Dhira memasang headset ke telinganya. mendengarkan lagu sambil membaca materi untuk TO. dan tidak lupa untuk sedia cemilan.

handphone Dhira berbunyi. tumben sekali pagi-pagi begini ada yang mengiriminya pesan. ternyata ayahnya

"semangat TO-nya my sweetheart"

Dhira hanya tersenyum membaca pesan itu. Dhira dan ayahnya sangat dekat melebihi Dhira dan bundanya. dan kini mereka harus terpisan oleh jarak. hanya bisa berbicara via telepon. hanya dengan ayahnya Dhira bisa terbuka. ayahnya tidak pernah marah sekalipun Dhira melakukan kesalahan besar. karena itu lah Dhira lebih dekat dengan ayahnya.

"thank you my lovely dad"

balas Dhira dengan senyum yang masih terlihat di bibirnya.

selama 2 jam menghabiskan waktu belajarnya di taman, Dhir akhirnya masuk ke rumah. duduk di sofa, mengambil remot tv, mengambil segelas minuman di kulkas, sedikit cemilan di lemari, dan menonton tv. tiada hari tanpa cemilan bagi Dhira.

setelah cemilan dan minumannya habis, ia merebahkan dirinya di kamar bawah, kamar pembantunya yang sekarang sedang di kampungnya, dan akan kembali ke rumah ini senin depan. sebenarnya keluarga Dhira tidak terlalu membutuhkan pembantu rumah tangga. tapi karena kesibukan Dhira dan bundanya yang tidak bisa meng-handle semua pekerjaan rumah, jadi ayahnya menyarankan untuk mencari pembantu.

cara Dhira memperlakukan pembantunya sangat sopan, ia memanggilnya dengan sebutan ibu. keluarga Dhira tidak mau jika semua pekerjaan dilakukan oleh pembantu. jadi Dhira dan bundanya ikut mengerjakan pekerjaan rumah bila ada waktu. Dhira juga sangat akrab dengan pembantunya. walaupun terlihat acuh, Dhira mempunyai sikap yang ramah sekali.

***

2.15 p.m.

handphone Dhira berdering. ternyata bunda.

"dari mana? kok baru diangkat?" suara cemas dalam telepon itu bertanya

"ketiduran bun,"

"yaudah cepat bangun, siap-siap TO. jangan terlambat. semangat yaa,"

"iya, bun. makasih" jawab Dhira dengan suara mengantuk.

waktu siap-siap Dhira hanya 15 menit. Dhira harus berangkat jam 2.30. sebenarnya Dhira tinggal merapikan pakaiannya. lalu berangkat. jadi tidak akan terlambat.

Dhira tiba disana jam 2.53, ia langsung berjalan menuju ruang 3, ruang TO Dhira. ia tidak melihat ada temannya di ruangan itu. bagus lah. tidak ada yang akan bertanya pada Dhira. bel pun berbunyi. Dhira yang begitu tenang langsung menggerakan tangannya untuk mengisi lembar jawaban yang sudah dibagikan

tok...tok...tok. yap. selalu ada orang yang terlambat. "masuk" ujar bu Resta. pandangan Dhira tertuju pada orang yang terlambat itu. jaket yang sama seperti Dhira melihat laki-laki bermotor moge itu. anak ini membawa helm full-face. dan. ternyata anak laki-laki ini adalah orang yang waktu itu Dhira lihat. dia orangnya. berjalan santai ke tempat duduknya yang ternyata di depan Dhira. dan kini Dhira tidak bisa fokus. jantungnya berdebar. ada apa ini? tidak seharusnya ia merasa canggung. lagipula mereka tidak saling kenal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

chance in changedWhere stories live. Discover now