chapter 1

4.2K 176 13
                                    

Sebuah desa terpencil tepatnya di tengah pulau dan lebih tepatnya lagi di tengah hutan rimba, hiduplah gadis kecil dengan surai panjang berwarna unik -pink- tinggal di gubuk kecil bersama neneknya yg tua renta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah desa terpencil tepatnya di tengah pulau dan lebih tepatnya lagi di tengah hutan rimba, hiduplah gadis kecil dengan surai panjang berwarna unik -pink- tinggal di gubuk kecil bersama neneknya yg tua renta. Sebut saja gadis itu adalah Sakura Haruno. Dan neneknya bernama Chiyo. Selain tinggal bersama sang nenek, Sakura si gadis pink itu juga tinggal bersama kakaknya, Haruno Sasori. Usia mereka hanya bertaut 5 tahun. Dan Sasori sangat menyayangi Sakura. Adiknya.

Orang tua dari Sakura dan Sasori adalah Haruno Kizashi dan Mebuki. Namun mereka telah meninggal dengan tragisnya. Dengan luka mirip bekas dimangsa binatang buas atau....

Desa konohagakure yang terletak persis di tengah hutan rimba, hiduplah manusia yang selalu rukun, damai dan tentram. Namun itu hanya pada waktu pagi dan siang. Pasalnya, warga desa konoha selalu dihantui dengan rasa takut dan terancam bila waktu memasuki senja hari. Bila saja ada seseorang yang keluar pada senja hari, maka orang tersebut akan tewas bahkan menghilang. Maka dari itu, warga tak ada yang berani keluar pada senja apalagi malam hari.

"Sakura..... Ayo pulang." ajak Sasori. Ia terus menatap ke langit yang mulai berganti warna.
Gadis kecil berusia 8 tahun itu segera berlari menghampiri sang kakak.
"Ah iya. Aku juga sudah sangat lelah Sasori nii" sahut Sakura sembari mengelap keringatnya.
Dengan tergesa gesa Sasori menuntun Sakura dan sedikit menyeretnya. Membuat Sakura sedikit kesulitan mengikuti langkah sang kakak. Apa lagi tangan munculnya membawa beberapa macam sayuran, membuat ia tambah kesulitan. Bukan berarti Sasori tidak membawa apa apa. Tangan kanannya juga membawa kayu bakar yang terlihat berat untuk anak seusianya.

 Tangan kanannya juga membawa kayu bakar yang terlihat berat untuk anak seusianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari semakin sore. Wanita tua terus berdiri di depan pintu rumahnya yang terbuat dari belahan kayu bakar. Wajahnya tersirat bahwa ia sangat cemas. Karena cucu kesayangannya belum juga pulang dari hutan. Apalagi ia mulai melihat para tetangga mulai menutup jendela dan pintu rumah mereka. Membuat perasaan ya semakin khawatir dan takut. Tidak lupa ia terus melafalkan doa di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian senyuman terukir di wajah berikutnya saat melihat 2 manusia kecil yang berjalan ke arah gubugnya. Siapa lagi kalau bukan cucunya. Si pembuat khawatir.

"Nenek." Sakura memanggil neneknya. Kaki mungilnya membawanya lebih cepat ke arah wanita tua.
"Ya Tuhan. Kalian membuat nenek khawatir." Nenek Chiyo bernafas lega. Tangan penuh dengan keriput itu menuntun tangan kecil sang cucu. "Maafkan Sakura nek." ucap Sakura lirih. Kepalanya tertunduk sedih.

Sasori yang sedang menyalakan obor, hanya tersenyum menatap adik kecil nya. Lalu ia melangkah mendekati Sakura dan neneknya. Dan merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi Sakura.
"Sakura... Ayo makan, kau pasti lapar."
Sakura mengangguk kan kepalanya. Lalu tatapannya berpindah ke arah neneknya. "Nenek pasti lapar." tebak Sakura dengan raut sedihnya. Dan neneknya hanya tersenyum jlhangat menanggapi ucapan cucu kecilnya.
"Kalau begitu Sasori buatkan nenek masakan. Tunggu bentar ya nek" ujar Sasori. "Aku ikut." ucap Sakura semangat dan langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Sasori.





"Ayah. Bolehkah kita keluar sebentar" izin Itachi. Pria tampan dengan iris hitam yang tajam.
Pria tak kalah tajamnya kini tengah menatap lurus ke arah onyx  si sulung.
"Hn. Ajaklah adikmu Itachi." jawab Fugaku dengan suara dinginnya. Lalu meneguk cairan merah pekat didalam gelasnya yang sedari tadi setia ditangan kekarnya.
"Dia sudah diluar ayah. Sepertinya Dia sudah sangat lapar" kata Itachi dengan senyuman khas Uchiha.
"Kalau begitu pergilah"

Itachi segera pergi setelah sang ayah mengizinkannya. Seringai terukir diwajah tampannya. Setelah ia membayangkan seberapa banyak manusia yang nanti ia mangsa.
Apalagi mengingat sang adiknya yang tidak selalu puas dengan darah.

~Uchiha Sasuke~

Namaku Uchiha Sasuke. Usiaku sekitar 60 tahun. Tapi aku seperti anak berusia 15 tahunan. Bagaimana tidak. Karena aku seorang vampire terkuat sari semua clan Vampire. Walaupun aku terlihat muda, semua vampire selalu ketakutan dengan kekuatanku.
Kali ini, aku tengah dihutan konoha setalah beberapa menit sebelumnya aku melewati laut konoha. Disebelah ku ada Itachi. Kakak bodohku. Ia selalu menggodaku dengan kata kata yang menurutku menyebalkan.

Tidak lama lagi, aku dan Itachi tiba di sebuah desa Konohagakure, dimana aku selalu menyantap makananku disana.

"Tunggu aku manusia lemah" batinnya.

Sebuah ruangan dengan dinding kayu dan juga sempit,terdapat 2 manusia berbeda gender tengah sibuk dengan kegiatannya masing masing.

"Sudah kau potong sayurannya sakura?" tanya pria berwajah babyface dengan senyumannya yang sangat manis.
"Sudah Sasori nii" sahut Sakura menoleh ke arah Sasori.
Lalu dia melangkah mendekati panci yang terisi air mendidih.

Sasori mengaduk sopnya yang hampir masak. Sakura hanya menatap wajah bayi kakaya yang telihat begitu serius dengan masakannya.
Tiba tiba terdengar suara mirip semak semak yang bergerak dan suara tapak kaki yang sangat cepat.

"Sssttt" Sasori membungkam bibir Sakura agar tidak bersuara.
Sakura menatap kakaknya yang mengisyaratkan bahwa ia sangat takut.
"Jangan menangis" pinta Sasori dengan nada berbisik. Bagaimana Sakura tidak ingin menangis saat ia tau jika suara manusia yang ia tau adalah Vampire berhenti tepat di balik tembok dapurnya.

Disisi lain Sasuke dan Itachi menatap lapar ke arah bayang bayang dibalik gubuk tersebut.
"My otoutou. Bagaimana perasaanmu? Setelah beberapa menit ku belum menemukannya?" tanya Itachi dengan seringainya. Tatapannya menatap ke arah Sasuke yang menatap lapar ke arah bayang bayang dibalik tembok kayu tepat didepannya. Tidak lupa, seringainya terpasang diwajah rupawannya.
"Kau harus tahan otoutou. Jangan sampai mangsamu takut~~"
"Berisik" ketus Sasuke menatap tajam ke arah Itachi yang mengangkat dua tangannya ke udara. Pasalnya, onyx Sasuke berubah menjadi berwarna merah darah. Pertanda bahwa Sasuke tak lagi bisa menahan hasrat laparnya.




Bluub.
Sasori memadamkan obornya yang berada didapur. Ia segera menuntun lebih tepatnya menyeret Sakura memasuki kamarnya dan menutup pintu dan jendela yang ada di kamarnya. Mereka begitu takut. Sakura terus memeluk tubuh Sasori. Tubuh mereka bergetar hebat karena takut yang teramat sangat.

"Ggrrr.... Ini semua gara gara KAU ITACHI!!" tuduh Sasuke dengan nada tinggi. Ia sangat marah. Itachi mengangkat kedua tangannya ke udara. Dan tersenyum kecut.
"So..sory. A...aku tidak bemaksud___"
Itachi menghentikan ucapannya saat Sasuke melengos pergi meninggalkannya yang ketakutan.

aku tidak bemaksud___"Itachi menghentikan ucapannya saat Sasuke melengos pergi meninggalkannya yang ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc....

LOVE IS LIKE A LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang