"Eh eh! Si Alex bikin ulah lagi."
"Beneran?!" tanya Siska memastikan.
Dinda mengangguk-anggukan kepalanya semangat. "Bener. Dan kali ini Pak Sugeng tergetnya."
Sontak membuat Rezy,Amel dan Siska tertawa. Aku hanya menertawakannya dalam hati.
"Si Botak diapaain?" Celetuk Amel.
Rezy pun tertawa cekikikan akibat omongan Amel yang blak-blakkan.
"Di kunci di Wc waktu Pak Sugeng lagi BAB."
Dan kami berlima pun tertawa. Ya. Aku juga. Namun dengan segera aku menarik nafas dan menghembuskannya pelan mencoba menghentikan tawaku saat kurasa aku sudah cukup keterlaluan menertawakan orang tua."Astaga benaran deh. Dia kapan berentinya sihh.." Kata Rezy.
"Gak usah munafik deh. Lo juga kadang ketawa kan kalo Alex buat ulah."
Rezy tertawa lagi. Diantara kami berlima dia yang paling gampang tertawa. Bahkan lelucon garing yang sering di lontarkan Leo pun dia sampai terbahak-bahak seakan-akan lelulon Leo sangat lucu. Padahal nyatanya tidak.
"Tapi beneran deh.. Dia udah keterlaluan. Udah tau Pak Sugeng orangnya penakut banget malah dikerjain." Kata Rezy yang memang kulihat mimik wajahnya agak kesal.
"Makanya dia ngemanfaatin kelemahan Pak Sugeng buat dikerjain." Kata Amel.
"Kayaknya, masalahnya bakalan jadi besar deh. Tau kan Pak Sugeng orangnya gimana." Kataku sambil mengaduk-ngaduk jus jeruk milikku yang tinggal setengah.
"Iya bener. Bahkan bokapnya Alex sampai dateng ke sekolah."
"Serius?!" Siska kembali merespon perkataan Dinda dengan heboh.
"Yang Om Jonathan Wright itu?!" tanya Siska.
"Om om sejak kapan Pak Jonathan punya keponakan kayak elu." Celetuk Amel yang tentu saja membuat Rezy tertawa lagi. Hah anak itu.
"Hehe. Wajar dong gue nanya. Karena dia orangnya pasti sibuk banget. Dan tiba-tiba dia ada di sekolahan ya kan gue rada gak percaya." Jelas Siska.
"Iyasih. Tapi itu tandanya Pak Jo masih peduli sama anaknya." Kataku. Membuat mereka mengangguk setuju.
"Iya bener. Dan denger-denger nih yah. Alex sebenarnya mau di keluarin dari sekolah makanya Pak Jo datang ke sekolah buat minta maaf langsung ke Pak Sugeng." Kata Dinda lagi.
"Kayaknya pepatah buah jatuh gak jauh dari pohonnya gak cocok sama mereka deh. Anak sama bapak beda jauhh." Kata Amel yang ku respon dengan anggukan begitupun dengan yang lain.
"Tapi ada miripnya sih. Mukanya. Sama sama ganteng." kata Siska.
"Badannya juga mirip. Tinggi tegap." Tambah Rezy.
"Selain muka sama postur tubuh, yang mirip gak ada lagi. Pak Jo pintar, sopan, cara bicaranya lembut, menghargai orang lain walaupun dia dari golongan atas banget. Nah Si Alex? Udah tolol, Nakal, bandel, pecicilan, gak sopan, cara bicaranya kasar, udah gitu gak ngehargain orang. Ihh.. untung ganteng. " Jelas Dinda panjang lebar dan mendapatkan sorakan 'Huuh' dari Amel dan Siska karena kalimat terakhirnya.
"Nyesel banget udah pernah suka sama dia."
Kita berempat pun kompak menoleh ke arah Siska yang sedang menopang dagu nya.
Siska memang sempat menyukai Alex. Bukan hanya Siska. Rezy dan Dinda juga pernah tapi tidak sebanyak Siska.
Waktu Alex masih jadi anak baru, Siska yang dulunya sering malas-malasan mendengarkan guru tiba-tiba duduk di barisan paling depan dan bertingkah seolah-olah dia adalah anak yang paling rajin di sekolah. Mendengarkan guru dengan seksama, mencatat dengan cepat bahkan sesekali mengangguk-anggukan kepalanya. Dan setiap aku tanya apa dia mengerti apa yang di jelaskan guru dia bilang dia tidak mengerti sama sekali.
Namun itu semua ia lakukan demi terlihat bagus dihadapan Alex yang sama sekali tidak memperhatikannya. Tapi Siska tidak menyerah ia selalu mengajak ngobrol Alex setiap ada kesempatan dan untungnya Alex masih bisa sedikit menjawabnya.
Tapi lama kelamaan Alex menjadi lebih dingin kepadanya. Bukan hanya ke Siska tapi juga kepada cewek-cewek lain yang sering mengajaknya bicara. Dan setelah dua bulan lamanya menjadi anak baru ia mulai berubah dan menjadi sangat nakal.
Dan rasa suka Siska pun mulai menghilang setelah tau sifat asli Alex.
Mungkin sampai sini saja penjelasan tentang Si Anak Nakal di sekolahku. Kenapa aku menyudahinya? Karena ini sebenarnya adalah ceritaku. Bukan cerita Alex.
Oh iya maaf belum memperkenalkan diri.
Namaku Restya Amelia. Sering dipanggil Rere. Seorang cewek remaja biasa yang mempunyai cita-cita menjadi seorang Psikolog.
******
Helloo?
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Teen FictionHanya sebuah cerita cinta sepasang remaja yang sangat biasa. Ya. Biasa.