행복하고

361 49 3
                                    

Scripwritter Jeon_Mia

"Berbahagialah, Areum. Tapi tidak denganku."—Jungkook

🐰🐰🐰

Pertemuan pertamaku dengan Jungkook, pria tampan yang sangat gagah dengan pakaian tentara kebanggaannya, adalah saat aku ditugaskan ke sana sebagai salah seorang petugas kesehatan di perbatasan. Jatuh cinta pada pandangan pertama karena dia tersenyum dan menolongku yang kerepotan membawa kotak berisi obat-obatan memang hal paling klise di hidupku. Tapi aku tak bisa memungkiri, itulah kenyataannya.

Aku, Min Areum, telah jatuh cinta pada seorang Jeon Jungkook.

Hari berlalu. Kami semakin dekat. Dia yang baik hati tak pernah keberatan ketika kuminta membantu, justru dia dengan senangnya melakukan apa saja yang kupinta. Tawa dan canda terukir manis di ingatan. Sedang benih cinta di hatiku semakin subur setiap kali dia berhasil membuatku merasa jadi wanita yang spesial.

Malam itu.

"Aku jatuh cinta dengan bintang."

Aku, yang tengah mengisi laporan harian menoleh padanya yang bersandar di pinggir jendela. Pandanganku teralih ke luar. Benar, bintang sedang bersinar begitu indah di langit yang luas. Terkadang, tempat menyebalkan ini tak selalu buruk juga.

"Dia begitu elok, indah, tak pantang menyerah dan setia menemani sang bulan yang terkadang menghilang." Jungkook bermonolog. Senyumnya tersampir indah menghias wajah yang tampan.

Hatiku menghangat. Bolehkah aku memiliki senyuman itu?

Tiba-tiba Jungkook menoleh. Aku gelagapan, malu karena ketahuan memandang. Namun, dia hanya tertawa kecil. Sedangkan wajahku merah padam.

"Mia, kau pun suatu hari nanti akan jadi bintang bagi seseorang. Seseorang yang baik, tampan, dan paling beruntung karena memilikimu."

Hatiku mengeluh. Tidak bisakah orang itu kau saja?

"Sunbae...." Aku bersuara setelah bergumul dengan pikiranku sendiri.

"Ya?"

"Sunbae bulan atau bintang?"

"Aku? Bulan. Bulan yang kejam."

Keningku berkerut. Maksudnya apa?

"Kuharap bintangku masih setia menemani meski aku tak di sisinya." Jungkook menerawang, tersenyum. Tapi kali ini hatiku tak berdesir bahagia, melainkan sakit. Senyum itu ditujukan untuk orang yang benar-benar spesial. Dan itu bukan aku.

"Aku merindukan Eunhye."

Hatiku berdenyut perih.

"Siapa?" tanyaku lamat-lamat, hampir dikalahkan oleh desau angin yang datang.

"Istriku."

Aku sepenuhnya sadar sekarang. Aku tak akan pernah jadi bintangnya.

"Maaf, Sunbae. Aku harus pergi." Buru-buru aku berkata, balik kanan dan melangkah secepat mungkin agar bisa keluar dari ruangan yang atmosfernya tiba-tiba menjadi sangat memuakkan.

Tangisku pecah ketika sampai di kamar. Rasanya perih hingga aku tak mampu menghentikan derasnya air mata yang jatuh. Patah hatiku kali ini sangat menyakitkan.

Hingga malam berlalu dan berganti dengan siang pun, aku tak kunjung bisa mengurangi kesedihan di hati. Mataku bengkak. Kepalaku pusing. Aku demam. Hanya mampu bergelung di balik selimut yang tak membantu banyak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAPTEN JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang