Hai, cerita ini rencananya bakal dilanjutin setelah [MS-1] Love and Fears selesai. Jadi, masih coming soon yaa. Aku cuma ngepost prolog nya dulu, oke?
Baca juga ceritaku yang sebelumnya!
1. Be My Star
2. Chocolate Love
3. [MS-1] Love and Fears
Oke, langsung aja, ni prolognya Eisprinzessin Schicksal! Semoga suka!
+++
PROLOG
-Author POV
Seorang gadis berusia tujuh belas tahun dengan gaya angkuh dan dinginnya keluar dari Volkswagen Eos berwarna hitam metalik. Ia memakai dress selutut lengan panjang berwarna hitam dan boots berwarna senada. Rambutnya yang berwarna hitam melambai-lambai tertiup angin. Mata hitam pekatnya yang tajam membius orang-orang yang berada di sekitarnya hingga membuat orang-orang segan kepadanya dan memberikannya jalan.
Ia berjalan santai ke sebuah café yang lumayan terkenal. Tak peduli dengan setiap mata yang melihatnya.
"Ada yang bisa saya bantu, nona Stevy?" tanya seorang pelayan yang sedang berjaga di depan kasir.
"Client saya kali ini sudah datang?" tanyanya langsung pada pelayan tersebut. Pelayan tersebut menggeleng dengan sopan.
"Belum, nona,"
Gadis itu menghela napas. "Bawakan saya seperti biasanya."
Lalu, ia segera berjalan ke sebuah meja private yang berada di pojok ruangan café yang khusus disediakan untuk client-client yang meminta tolong padanya. Meja tersebut dipisahkan dengan sebuah pembatas hingga mencapai kepala, supaya tak ada yang bisa melihat pertemuan mereka.
Gadis tersebut duduk di salah satu bangku dan mengeluarkan isi tote bag hitam elegantnya. Ia mengeluarkan sebuah tempat kartu dan mengeluarkan kartu-kartu kesayangannya. Kartu dengan berbagai macam gambar yang memiliki arti yang berbeda-berbeda. Kartu peninggalan dari ibunya yang sudah meninggal.
Kartu itu sumber mata pencahariannya. Meskipun ia berasal dari keluarga konglomerat yang mempunyai kekayaan tak ada habisnya, ia tetap berkerja untuk menghidupi segala kebutuhannya. Ia tak sudi memakai uang pemberian dari ayahnya. Akh.. salah. Ia tak pantas disebut sebagai ayah.
Sangat tak pantas.
"Hello, ice princess. Nice to meet you in here.."
Lamunannya terbuyar sudah. Perhatiannya tergantikan dengan sosok yang sudah menganggu hidupnya akhir-akhir ini. Ia menatap tajam pada sesosok laki-laki yang setingkat di bawahnya yang dengan cueknya duduk di hadapannya.
Ingin sekali ia mengusirnya. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa, karena ia juga ingin berada didekat lelaki tersebut.
Serba salah.
"Apa mau lo?"
"Diramal, tentu saja, princess,"
"Stop, panggil gue princess,"
"No, I can't.. Nyatanya lo emang seorang princess. Tepatnya ice princess, right?" katanya tak peduli.
Gadis tersebut menghela napas kesal. "Ramalan seperti apa yang lo ingingkan?"
"Jawabannya hanya Yes or No," jawabnya singkat.
"Ya, One Oracle. Pertanyaannya..?"
Gadis tersebut mengocok kartunya dengan cepat, lalu ia meletakkan kartunya di atas meja tepat di hadapan lelaki tersebut.
"Apa orang yang gue sukai saat ini ada di depan mata gue?"
Deg. Gadis tersebut tertegun saat mendengarnya. Ia menatap tepat di manik mata lelaki tersebut dengan tatapan tak percaya.
Tapi, segera dialihkannya. Ia harus bersikap profesional.
"Sambil memikirkan hal yang ingin lo ketahui, acak kartunya searah jarum jam. Kalau sudah, bereskan kartunya dan deretkan kartu dari kiri ke kanan. Lalu, pilih satu lembar,"
Lelaki tersebut mengangguk mengerti, lalu mulai mengacak kartu tersebut dan mengucapkan pertanyaannya dalam hati. Lalu, ia memilih kartu yang sesuai dengan keyakinannya dan membukanya.
Ratu posisi berdiri. Lelaki tersebut tersenyum puas.
Ia menatap gadis di hadapannya dengan lekat. Lalu, ia memperlihatkan kartu yang dipegangnya.
Deg. Melihat jawabannya, gadis tersebut terbelalak kaget.
"Apa jawabannya, princess?" tanyanya pura-pura tak tahu arti dari kartu tersebut.
Gadis tersebut menelan ludahnya. Ia menatap dengan tatapan tak terbaca ke arah lelaki tersebut. Ia merasakan sebuah kebimbangan yang sangat besar untuk mengatakannya.
"Yes," jawabnya lirih.
Lelaki tersebut mengangguk puas. "Ratu posisi berdiri. Jadi, apa orang tersebut juga menyukai gue?"
Deg. Gadis tersebut menelan ludahnya kembali. Ia menatap kesal ke arah lelaki tersebut.
Tapi, tiba-tiba ia ingat dengan perkataan ibunya. Jangan pernah menipu dan berbohong pada client, meskipun itu untuk menyenangkan hati si client. Ia meyakinkan dirinya, meskipun ia harus meruntuhkan semua gengsinya yang sudah ia bangun.
"Ya, ia juga menyukai lo.."
+++
Posted on June 29, 2014.
A/N: Gimana prolognya sudah bagus belum? Sudah bikin penasaran belum? Hehe. Kalau udah, keep waiting n be patient aja lah. Soalnya cerita ini bakal lama updatenya. Oh ya, aku terinspirasi dari komik jepang judulnya LoveFullChu. Ada yang pernah baca gak? Aku suka karakter peramalnya yang cuek dan dingin kayak Stevannie disini, dari situlah asalmula karakter Stevannie terbentuk. Mudahan pada suka sama Stevannie yaa!
Oh, ya, pasti ada yang bertanya-tanya kok judulnya susah banget ya? Hehe, sorry, judulnya aku pakai bahasa Jerman. Kalau mau tahu, artikan sendiri deh. Tahu google translate kan? Hehe.
Jangan lupa komen dan votenya yaa! Bubay!
KAMU SEDANG MEMBACA
[MS-2] Eisprinzessin Schicksal (PENDING)
Teen Fiction[2 of 5] Magical Senses Series. Stevannie Adelliene. Biasa dipanggil Stevy. Tapi, keempat teman dekatnya memanggilnya Vannie. Ia adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga konglomerat keturunan Jerman. Ia adalah seorang Princess. Ice Princess t...