[1] Schlechten Tag

2.5K 189 35
                                    

Maaf, ada beberapa yang ku edit lagi yaa. Makasih udah mau baca!

***

Schlechten Tag - Hari yang Buruk

Aku mengambil tas warna hitam polosku dengan hiasan tali-tali yang memenuhi tasku. Setelah itu aku melihat sekilas diriku di cermin, seperti biasa, rambut hitam ikalku selalu ku gerai dan kemeja seragamku selalu ku keluarkan ditambah dasiku yang selalu ku longgarkan. Aku tak terlalu suka pakaian-pakaian yang membuatku merasa tak bebas, mereka seakan mencekikku dan mereka sama sekali tak keren.

Aku pun segera menuju ke meja kecil dengan beberapa sofa di sekitarnya yang berada di pojok kamarku. Biasanya ku pakai untuk makan, aku tak pernah makan di ruang makan kecuali kalau ada pesta atau tamu penting seperti bangsawan atau rekan kerja si Bapak Tua yang datang ke rumah ahh.. lebih tepatnya adalah salah satu castle keluarga bangsawan Jerman, Adalbert.

Aku pun mengambil secangkir earl grey tea, teh faforitku yang wajib disuguhkan untuk sarapan pagi dan sore. Aku menghirup aroma bergamot  yang tajam dari teh tersebut sebelum menyesapnya, campuran teh hitam dan bunga bergamot yang dikeringkan itu masuk ke tenggorokanku dan menimbulkan sebuah sensasi nikmat yang tiada tara.

Lalu, aku mengambil  sarapan faforitku, roti tawar panggang yang ditemani olesan mentega, irisan tomat, bacon dan telor mata sapi setengah matang dan memakannya dengan perlahan.

Setelah menghabiskan semua sarapanku, aku segera keluar dari kamarku dan berjalan di koridor castle yang luas. Tampak beberapa pelayan yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing, bila mereka melihatku mereka langsung menunduk hormat dan kembali mengerjakan pekerjaannya sedangkan aku hanya membalasnya dengan keheningan. Hal yang sudah biasa ku temui bila berada di castle ini.

Aku pun segera menuruni tangga mewah dengan dihiasi beberapa ukiran bergaya klasik khas bangsawan Jerman sampai aku menemui sebuah air mancur yang bertingkat-tingkat.

Mataku langsung bertubrukan dengan mata dingin milik pria paruh baya yang masih tampak tegap. Sosok yang berpembawaannya berwibawa dan tegas dengan tatapan tajamnya itu baru saja turun dari tangga untuk menuju bagian sayap kanan castle, bagian khusus castle untuk keluarga utama yang juga menjadi tempatku dahulu.

Tapi, semenjak kepergian ibuku, dengan seenak dirinya ia memerintahkanku untuk pindah di bagian sayap kiri castle. Aku tahu dia tak pernah menyukaiku dan aku pun juga begitu. Menurutku memang lebih baik begitu, karena semakin sedikit kesempatan diriku untuk bertemu dengannya. Melihatnya hanya membuat emosiku naik dan terbuang cuma-cuma. Dia adalah sosok yang sama sekali tak menerima bantahan, sedangkan aku adalah sosok yang sangat suka membantah. Bukankah kita sangat cocok, huh?

“Stevannie, saya mau bicara denganmu,” katanya ketika melihatku segera melangkah dan mengacuhkan dirinya. Mau tak mau aku berpaling dan melihatnya dengan tatapan tajamku.

“Apa lagi, Daddy?” ucapku penuh penekanan.

“Sampai kapan kamu mau mengusir para bodyguardmu? Sudah seharusnya kamu ditemani oleh bodyguard. Kamu adalah seorang putri, keselamatanmu selalu terancam.”

“Aku tak butuh mereka. Kalau suatu saat ada yang menculikku, sudah ku pastikan mereka akan mati di mulutku. Jadi, anda tidak perlu mengkhawatirkan bahwa anda harus mengeluarkan banyak uang untuk menebusku,” kataku tajam.

Ya, memang, mulutku bisa saja membuat mereka mati. Aku punya magical senses di mulutku. Sehingga semua yang ku ucapkan bisa terwujud kecuali kalau Tuhan tidak menghendaki. Seperti merubah takdir yang memang sudah ditetapkan. Aku meringis ketika sebuah pemikiran muncul di otakku, membuatku teringat akan masa laluku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[MS-2] Eisprinzessin Schicksal (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang