☁️☁️☁️"Kim Doyeon sialan!"
Seongwoo bolak-balik mengecek jam tangannya, berharap waktu akan kembali ke 10 menit yang lalu. Namun, jam itu tetap menunjukkan waktu yang sama. Kelasnya sudah dimulai 7 menit yang lalu dan ia masih berlari menuju ke kampus. Salahkan Doyeon, adiknya yang tidak sengaja mengatur alarmnya 10 menit sebelum jam 7, waktu kelasnya dimulai.
Sebenarnya, alarm itu Doyeon atur untuk mengerjai Yoojung, kekasih Doyeon. Yoojung juga ada kelas pukul 7. Ngomong-ngomong, sejak kemarin Yoojung menginap di rumah mereka karena sedang ribut dengan kakaknya, Choi Youngjae.
Alasan Doyeon nggak sepenuhnya negatif sih, dia juga kasihan gara-gara Yoojung yang minta menginap di rumahnya sambil menangis dan baru bisa tenang dan tidur jam 11 malam. Doyeon mana tega? Apalagi Yoojung imut sekali ketika menangis. Hufft.
Sialnya, Doyeon salah menaruh alarm Yoojung dan menaruhnya di kamar Seongwoo. Sedangkan alarm Yoojung yang diatur jam 6 tepat malah ditaruh di kamar Doyeon. Mana Seongwoo kalau siap-siap ke kampus lama banget, melebihi Doyeon yang hanya perlu 10 menit saja.
Ditambah lagi, dosen yang akan mengajar di kelasnya adalah Bu Irene yang galaknya minta ampun. Aduh. Seongwoo belum booking tempat pemakaman pula.
Meskipun kakinya sudah lelah, ia memaksa untuk tetap menyeret badannya hingga sampai ke depan ruang kelasnya. Ia membuka daun pintu—
"Aduh, maaf bu saya terlambat!"
— dan melongo ketika tidak ada seorangpun di kelasnya.
Kosong.
Loh, bukannya kelasnya seharusnya sudah ramai? Dia kan sudah telat?
Ia juga nggak salah masuk kelas, kok.
Seongwoo langsung ngecek ponselnya. Baru saja ia ingin menelepon Jonghyun, namun ia baru ingat kalau aturan di kelas Bu Irene, tidak boleh ada yang menggunakan handphone. Handphone harus dikumpulkan dan baru dikembalikan setelah kelas selesai.
Ia memutuskan untuk mengirim pesan ke Minhyun, yang 100% lebih memilih untuk kencan dengan pacar jangkungnya daripada masuk kelas.
Belum sempat Seongwoo mengirim pesan ke Minhyun, ponselnya langsung menunjukkan tanda panggilan masuk dari Jonghyun. Seongwoo langsung menekan tombol hijau.
"Seongwoo?" ia bisa mendengar suara Jonghyun, walaupun sedikit kesusahan karena banyaknya suara yang berasal dari tempat lawan bicaranya menelepon.
"Yoi, Hyun? Dimana? Kok rame?"
"Bioskop sama Minki, lagi antri tiket Infinity War. Lo dimana?"
Seongwoo melangkahkan kakinya, keluar dari kampus dan berjalan ke rumah. "Di kampus—"
"Ngapain? Lo pasti gak buka grup ya? Bu Irene kan lagi ada acara,"
"Ya Allah. Gue udah buru-buru padahal," ujar Seongwoo sebal sambil mempercepat langkahnya.
Terdengar suara cekikikan dari Jonghyun dan samar-samar juga terdengar suara ketawa lepas Minki.
"Aduuuuuh sayang. Jangan incest mulu sama Doyeon makanya!" kali ini Minki yang bersuara. Minki memang udah biasa manggil Seongwoo 'sayang'. Katanya sih, gemes.
"Enak aja! Dia habis sakit, masa iya gue biarin gitu aja," sahut Seongwoo ketus. Ia berhenti sebentar di halte dekat kampus, berteduh. Hari ini panasnya Seoul nggak bisa ditoleransi.
KAMU SEDANG MEMBACA
time for the moon night. ➳ ongniel
Fanfictionas time for the moon night, i'll meet you in my dreams.