Kicauan burung burung itu membuatku terbangun dari tidur ku, saat aku mencoba untuk duduk tengkukku terasa habis dipukul dengan tongkat, sakit sekali. Masih tetap mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi tadi malam
Flashback
'Gang ini sepi banget' batinku dalam hati suara derap langkah itu semakin mendekat, kenapa orang itu selalu mengikutiku "Kalau kau berani, keluar saja aku gak takut kok!"Aku sudah tak tahan lagi. Kalau Psycopath yang mengejarku saat ini biarlah ini jadi pertarungan antara psychopath dengan psychopath, dengan cepat kukeluarkan belati yang sudah menunggu untuk ditancap kan.
Aku langsung berbalik, seperti yang kuduga ia sudah berdiri disana diam membeku. Yang tak kusadari dia sudah tepat didepanku, belati tadi sudah ia jatuhkan entah kemana.
Ia langsung memelukku seperti aku adalah barang berharga yang tak akan dilepaskannya "sudah kukatakan itu akan melukaimu" ia berbicara dengan sangat tenang tanpa kusadari ia sudah mengalungkan tangannya di pinggangku
lalu tangannya merogoh sakunya yang membuat lampu remang itu agak memperlihatkan sedikit wajahnya dan terlihat bahwa ada luka di sudut bibirnya kecil dan mungkin akan menghilang tak berbekas, tanpa kusadari tanganku menyentuh bibirnya.
Ia langsung menjauhkan tangan ku dan ada cairan kental berwarna merah dan itu DARAH, tangan nya sekarang mengalung leherku seperti memasang sesuatu sebuah kalung.
Ia lalu mengusap pipiku perlahan dan langsung bergagas pergi sebelum itu ia berbisik "jangan biarkan dirimu menjadi orang lain, dan jangan biarkan kamu dimiliki orang lain".
Tiba tiba setelah ia pergi ada seseorang yang memukulku dengan sejenis tongkat baseball, pria itu langsung berlari kembali ke arahku lalu semua gelap.
Flashback end"Eh, non sudah bangun" suara bi siti membuyarkan lamunanku "ih, bi ngagetin aja" kataku sambil memberi senyum yang menandakan aku baik baik saja "eh, bi. Yang bawa aku kesini siapa?" lanjutku sambil mencoba untuk berdiri. "oh, yang bawa teteh kesini tadi laki laki baju item terus apalagi ya..."
"oh yaudah bi" kataku sambil menyeruput teh hangat yang tadi dibawa bi siti. Pikiranku masih melayang pada luka itu dan aku baru mengingatnya aku diberi sebuah kalung bertuliskan ily.
Maaf agak ga je ya... Soalnya ini cerita kedua dan ya... Gak ngerti amat, ceritanya di post kalau ada kuota ya dan mood yang baik🐱
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
Teen FictionAku selalu diikuti stalker kemanapun aku pergi Maaf kalau ceritanya rada ga je ya.....