Chapter 1 [ you called me ]

8.5K 346 62
                                    

Mungkin sejak saat itu aku telah menjadi pelampiasannya.
________________

Hari ini merupakan hari pertama nya masuk kuliah di dalam dinding yang seperti sangkar ini kuliah merupakan sesuatu yang sangat dianggap mewah, ia sangat senang bisa masuk ke universitas impiannya selama ini.
Ia lihat langit langit yang begitu menyilaukan mata, iri pada burung yang terbang dengan begitu bebasnya, berjalan jalan mengelilingi sekitaran lingkungan tempat dimana ia kuliah, membuatnya begitu haus melihatnya, ia berjalan ke dalam kampus mencari kantin, di tengah perjalanan ia melihat perpustakaan, sudah lama ia tidak berkunjung ke perpustakaan semenjak lulus dari SMA, ia putuskan untuk masuk kedalamnya, hanya iseng iseng untuk melihat beberapa buku, penasaran akan buku buku macam apa yang ada pada kampusnya.
Setelah mengelilingi beberapa blok rak buku, ia menabrak seseorang 'BRUKK' ''aah.. '', '' ah ‼ maaf ‼ aku benar benar minta maaf, aku tidak sengaja ‼'' tubuhnya yang besar namun gagah, warna matanya yang biru, dan rambut pirangnya cukup membuatnya terpaku sejenak, melihat buku bukunya banyak berjatuhan ia langsung membantu memungutnya, ''maaf.. aku benar benar tak sengaja'', namun orang itu langsung mendorongnya tanpa merasa bersalah dan berkata ''minggir ‼ mengganggu saja.. '', membuat hatinya jengkel saat itu.
"Apa apaan itu, padahal ku sudah susah payah berusaha membantunya.. ''.
Mulai memasuki jam pertama ia kuliah, ia bergegas mencari kelasnya, '' satu.. satu.. ah ini.. 104-Y '', ia segera mencari tempat duduk. "Ah.. '', '' hai.. '' berkata orang disebelahnya. " namaku eren, salam kenal'', ''rivaille, salam kenal'' , keduanya pun tersenyum.
Tak lama kemudian, seorang dosen memasuki ruang kelas, matanya yang biru bagai warna langit langit yang kerap kali ia tatap, tubuh yang gagah dan rambut pirangnya, persis dengan orang yang ia tabrak sebelumnya itu, ternyata merupakan seorang dosen di tempat ia kuliah. Beberapa jam berlalu, dosen itu mengajar seperti biasa, merasa tidak enak dengan kejadian sebelumnya revaille berniat menemuinya setelah jam pelajaran berakhir. "Hei.. etto.. um.. '' rivaille lupa akan nama rekan sebelumnya disebelahnya, '' eren.. huh.. eren..'' berkata dengan sedikit senyum meledek. "Ah iya maaf ‼ wkwk eren.. apa kamu tau siapa nama dosen yang tadi ?'', ''oh.. maksudmu smith sensei ?'' , ''iya dia, mungkin, apa kamu tau dimana ruangannya ? '', '' iya tau, tapi sepertinya jam jam segini ia sering tak bisa diganggu, mungkin kalau sore bisa, akhir akhir ini ia nampaknya sering bermalam dikampus'', '' oh begitu, yasudah sore ini aku akan datang lagi '', ''kalau begitu, sambil menunggu sore hari apa kamu mau jalan jalan denganku ? kamu kan siswa baru disini, kalau ga keberatan aku bisa memberitahumu tempat tempat seru disekitar sini'', '' ide bagus, aku terbantu, trimakasih'', '' tidak, anggap saja ini simbol pertama pertemanan kita'', '' ahaha.. '' rivaille tersenyum.
setelah mengelilingi beberapa tempat mereka berpisah didepan pintu masuk universitas 'ruangannya di ujung koridor lantai paling atas ya, dekat perpustakaan, nama ruangannya sama dengan namanya' , sambil mengingat perkataan eren, rivaille berjalan ke koridor tempat dimana ruangan smith sensei berada.
"Smit.. smith.. sensei.. ''
''hmm.. ''

________________

"Aah .. ''
"Hh.. nngghh.. ''
" Argh.. !''
"Ssstt... ''
" erwin.. jangan disana.. ''
"Ah.. sakit.. ''
" nnggh.. ''

________________

"Etto.. erwin smith ?, mungkin ini ruangannya ?''
________________

"Nngghh.. ''
"Ahh.. ''
"Erwin.. berhenti sbentar aku ingin istirahat.. ''
"Aaaah.. ''
"Jangan banyak bergerak, kamu lupa kita dibangku putar ‼''
________________

"BRUK' , bingkisan makanan terjatuh dari tangan rivaille, ia pun berlari menjauh melihat apa yang telah dilakukan smith sensei bersama dengan seseorang di dalam ruangan tersebut.

Terkejut mendengar suara didepan pintu ruangannya erwin bergegas menuju keluar, dan menyusul bayangan orang yang ia duga telah mengintipnya.
"Erwin !'' berkata seseorang itu memanggilnya
"Sial !'' erwin kesal.

Dengan syok rivaille duduk di bangku kantin, menenangkan pikirannya, namun ia terus terbayang akan hal itu.
Tak lama kemudian seseorang membekapnya dirinya dari belakang.

to be Continued ..

Chapter 2 [ un inspected ]

ERURI [ Erwin X Revaille ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang