This is my first story at Wattpad.
Don't be siders.
Don't copas.
Let's enjoy my story'.
(Warning!! Mengandung kisah sesama jenis)
.
.
.
.
.
.Happy Reading
.
.
.
.
.
.
."Kenapa mata mu mirip dengan bajingan itu, anak sialan!"
"Oh Tuhan, seandainya ada dalam dirimu yang mirip denganku, pasti tak akan Sebenci ini aku padamu, Rei."
"Kenapa bajingan sialan itu lebih memilih penis kecil dan lubang anus dibandingkan denganku ini, Rei."
"Aku terlalu mencintai bajingan itu, aku tak sanggup membunuhnya. Jadi, biarkan aku membunuhmu, Reanna."
..
.
.
.
"HARGHHHHHHH!!!!!"
Mimpi sialan itu datang lagi. Aku berteriak Frustasi mencakari seluruh rambutku.
Kejadian itu sudah lebih dari 4 tahun lalu, dan aku sungguh tidak mengerti kenapa mimpi itu terus datang membunuhku perlahan dalam tidurku."Hahahahhah...." Aku tertawa remeh sambil memandangi pantulan wajahku didepan cermin yang menempel di lemari, lalu segera bergegas ke kamar mandi.
Yeah... Tak perlu waktu lama bagiku untuk menghabiskan waktu di kamar mandi. 15 menit sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan sepaket layanan kamar mandi seperti, buang air, sikat gigi, cuci muka, dan cuci badan.
Dengan menggunakan kaos berkerah dan jeans selutut, Aku segera mengambil ransel milikku yang tergeletak pasrah dikolong tempat tidur. Sambil mengambil ransel, ku sempatkan diriku untuk berkaca sebentar dan memakai kontak lensa berwarna hitam.
"Aku benci warna biru," batinku berucap sambil memasukkan benda tipis itu kedalam mataku.
'Fuhhh...'
"Poni ini kenapa cepat sekali memanjang, sih." Jari jemariku memainkan helaian poni yang menutupi sebagian mataku dan mengganggu pemandangan. Sangat menjengkelkan.
"Aku perlu gunting," Aku segera berlari ke luar kamar untuk mencari di dapur.Sambil melangkahkan kaki menuruni anak tangga, aku terus memanggil penghuni rumah.
"Daddy!"
"Xiao Cheng!"
"Aku butuh gunting,"
Tapi senyap, tak ada suara apapun, tak ada siapapun yang menyaut. Dengan rasa penasaran yang menggunung Aku segera berlari menuju dapur, tempat biasanya Daddy dan Jalangnya berada di pagi hari.
"SHIT!!!!"
Umpatan lolos begitu saja dari mulutku, ketika melihat Daddy dan lelaki sialan itu tengah bercumbu diatas meja makan dengan lelehan keringat yang membasahi tubuh keduanya.
'CIHHH!' Suaraku meluncurkan Saliva ke lantai membuat kedua pria dewasa itu terlihat panik dan kalang kabut begitu melihat anak berumur 16 tahun ini memergoki aksi cumbu mencumbu keduanya.
"REI!!"
Lelaki mungil berwajah cantik itu yang paling terlihat panik dan pucat. Dengan sangat cepat, dirinya merapihkan pajama biru yang sudah tak berbentuk akibat ulah Daddy itu.Aku hanya diam mematung, genangan air mata sudah berusaha menerobos bendungan kelopak mataku.
"I'm sorry Dear...." Ayah mendekatiku dengan keadaan yang sangat menjijikan dimata ku.
Tanpa berkata apapun, segera ku tampis lengan kekar Daddy dan menatap tajam keduanya lengkap dengan air mata sialan yang akhirnya berhasil menerobos keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
Teen FictionAku tidak mengerti kenapa Ayah mencintai lelaki itu. Bagiku itu sangat menjijikan dan tidak manusiawi, apa yang didapat dari melakukan sex lewat belakang? Aku membenci Ayah, Aku membenci lelaki gila yang telah merebut Ayahku, dan Aku membenci Ibu ya...