part 2

27 3 0
                                    

Flashback

"Hei kau, anak miskin! Mau apa kau di sekolah ini hah?! Lebih baik kau bantu saja sana ibumu untuk menghidupi anak miskin sepertimu! hahaha!" ucap seseorang
Ledekan itu sudah terlalu biasa di telinganya. Memang harus justin akui. Ia hanyalah seorang anak yang miskin dan tidak punya apa-apa.
"Hei justin! Mana ayahmu? Kenapa ia tak pernah terlihat? Apa kau benar punya ayah? Aku meragukannya! Hahaha"  ucap nya lagi dengan nada bicara yg tinggi

Ledekan itu semakin terdengar di telinganya. Tapi apa yang bisa ia lakukan membalas ejek-ejekan mereka? Tidak akan, karna justin tau. Membalas mereka sama saja mencari mati.
"Kenapa kau diam heh?!! Apa kata-kata kami memang benar anak miskin??" ucap nya lagi yang terus menerus mengejek justin

Bersabar, hanya itu yang bisa justin lakukan setiap mendengar ejekan yang terlontar dari mulut teman-teman nya itu. Mencoba untuk menganggap nya hanya angin lalu.

Plok! Byur!!
  "Haha! Rasakan itu, makannya jadi orang miskin itu jangan sombong" mereka semakin menghina justin, tawa mereka terus bergema seiring dengan lemparan telur dan air yang menghujani tubuh justin, bahkan ada seseorang yang melemparinya tepung terigu. Membuat sekujur tubuh justin menjadi putih. Tapi? Apa yang bisa justin lakukan? Bersabar.ya, lagi-lagi hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Justin kau kenapa?" tanya mom pettie begitu justin masuk rumah. Bagaimana tidak? Penampilannya sekarang tampak sangat kucel.

"Tidak ada apa-apa mom" dusta justin lalu melangkah menuju kamarnya.

Ceklek

Justin membuka pintu, kamarnya berantakan. Itulah yang terlukis jelas banyak barang-barang yang berserakan dan parahnya banyak kotoran tikus diatas tempat tidurnya. Justin meletakkan tas nya di atas lantai lalu keluar dari kamar menuju kamar mandi. Membersihkan dirinya yang kotor. Selesai mandi, justin langsung masuk ke kamar dan mengenakan pakaiannya. Badan justin menggigil karna kedinginan. Karena di apartemen ini tidak menyediakan air hangat, maklum saja apartemen ini berharga sangat murah, sehingga fasilitasnya pun juga murah.
Selesai berganti pakaian justin pun menuju meja belajarnya untuk mengerjakan beberapa tugas, bukan justin sok rajin atau pintar. Tapi mau bagaimana lagi? Hanya inilah yang dapat justin lakukan untuk meringankan beban mom pettie. Dengan menjadi anak yang pintar dan berprestasi sehingga justin mendapatkan beasiswa, jadi dapat mengurangi pengeluaran keluarga kecil mereka.

Tok-tok-tok...

"Justin ayo makan" ujar mom pettie dari luar kamar justin.

"Baiklah mom" jawab justin lalu beranjak dari kamar. Terlihat mom pettie tengah duduk di ruang makan.

"Ayo nak kemarilah" perintah mom pettie. Justin menurut lalu duduk di samping mom pettie.
Hanya selembar roti dengan selada di atasnya. Yah, hanya itu yang dapat mereka makan untuk malam itu.

"Maafkan mommy yah justin, untuk saat ini kita hanya bisa makan roti saja. Karna mommy belum gajian, bersabarlah yah nak". Ujar mom pettie meminta justin prihatin pada keadaan mereka saat ini.

'Mom, kau tak perlu memintaku prihatin, aku selalu kan bersabar pada keadaan ini untukmu' ujar justin dalam hati.

" tak apa mom, ini juga enak kok" jawab justin dengan senyum tulus sambil menyantap roti yang telah di siapkan oleh ibunya. Justin melirik mom pettie sesaat. Tampak mata mom pettie berkaca-kaca.

"Sudahlah momy, aku bahagia kok" hibur justin menyeka air mata ibunya yang hampir jatuh. Baginya air mata ibunya terlalu berharga untuk jatuh.

"Terimakasih nak mommy menyayangimu" lirih mom pettie.

Selesai makan justin kembali ke kamarnya lalu menyelesaikan PRnya.
  Jam menunjukkan angka 10 malam saat justin telah selesai dengan PRnya.
Saat justin beranjak hendak tidur di kasurnya tiba-tiba ia melihat...



Vote ya pleasee🙏🙏🙏
Tinggalkan jejak 1 vote itu sangat berharga😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story "JUSTIN BIEBER"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang