'What the Zing!!!'

82 10 6
                                    

  "Dek, jangan sombong ya kalok ada yang mau ngajak kawan. Nanti adek makin pendek lho kalok sombong".

  "Ia lho mak, adek tau adek gak tinggi. Udah sana pigi kerja, adek mau berperang  melawan kebodohan nih, sana pigi, syuuh syuuh"

   "Iiiiis anak siapalah ni? Udah pendek, degil, gendut lagi. Untung pinter, kalok gak? Hmmm! Sungguh malanglah nasibmu nak".

   "Ia ia lho maaak, yodah adek pigi dulu ya, mobil pribadi adek dah jemput, dadaaaaah".

   "Eleh, naek mobil angkot aja bangga".
   "Eh woy, gak salam dulu kau sama mamakmu ini? Maen naek langsong aja?! Emang anak gak tau diri kau ya! Udah ku kasih duet jajan malah gak salam pulak kau sama aku ni!! Ki....".

   "Aiiishhh, recok kali lah mamak ku ini. Adek gak lupa salam,cuma ingetnya telat. Yodah adek sekolah dulu ya. Assalamu'alaikum. Dadaaaa"

   "Ia,wa'alaikumussalam. Emang si Tiara ni".

Aku dan Ibuku sudah sangat dekat, kami bahkan  seperti sahabat karib sampai-sampai sering bertengkar dan berbicara seperti yang di atas.

Ya,itulah pagi pertama berangkat menuju sekolah baruku. Aku dan Ibuku pindah ke kota kecil ini karena....................
Tebak lah, masak baru awal cerita udah di kasih tau problemnya apa? Kan gak seru,eeekan eekan ekan?

Aku sekarang pindah ke SMP negri paporit di sini (ya iyalah kan emang cumak satu smp negri di sini) kelas VIII. Aku ngareep kali bisa masuk di kelas unggulannya, soalnya aku trauma sama kelas kelas buangan (kelas terakhir = VIII-Z). Dan semoga aku bisa mengontrol tingkat kesombonganku (sebenernya gak sombongsih,cuman agak sok jual mahal dikit)biar bisa dapat kawan. Nanti jadi pendek pulak aku.

Di dalam angkot yang ku naiki hanya berisi anak sekolah saja,dan parahnya cogan semua isinya chuuuy. Ini yang dinamakan rezeki pagi hari. Aku duduk pas di belakang pintu (ya kan gak mungkin di depan pintu) dengan jendela yang terbuka, di apit 2 cogan SMP karena gak ada tempat kosong lain. Dengan rasa tidak terpaksa akupun duduk di samping mereka. Ku pikir pasti 2 cogan ini minta kenalan denganku,namun nasib berkata lain. Hanya suara mesin angkot tua lah yang menemani perjalanan ku. Aku tidak di anugerahi wajah secantik Natasya Wilona, namun seseorang bilang wajahku itu manis (seseorang?eaak yang dah punya seseorang wkwkwkw). Alhasil aku turun dengan sedikit rasa kecewa. Ku lihat beberapa cogan tersebut juga turun di depan sekolah ku. Sepertinya mereka satu sekolah denganku (yaiyalah masak cogannya mau jualan cilok di depan sekolah?)

Ku lihat beberapa siswa berjalan menuju dalam sekolah,ada juga yang berlari sambil ketawa gak jelas kayak di kejar orang gila. Saat ku langkahkan kaki ku menuju pagar masuk sekolah, tiba tiba

   'Prang'
 
  'Gdbugh'
 
  "aduuuuh". ringisan ku

Ia pun langsung berdiri sambil membersihkan seragamnya yang tidak kotor

  "WHAT THE ZING?!!! botol nya pecah lagi. Emang dasar 2 bangsat itu!!" Amuk seorang siswi yang menabrak ku dan menimpa tubuh mungilku.

   "Woey, kalok jalan pakek kakik! Jangan pakek mata! Ko kira gak saket badanku kau timpahin!!! Sini kau dulu minta ma'af!!!" Amuk ku saat ia mencoba berlari meninggalkan ku tanpa membantuku berdiri,namun kugagalkan dengan menggenggam pergelangan tangan kirinya.

   "Eh iya,ma'af ma'af banget. Aku lupa tadi aku nabrak kamu. Kamu gak apa apa kan? Tapi bisa tolong lepasin dulu gak? Aku mau ngejar 2 bangsat itu,nanti selak jauh. Botol minumku yang pecah tadi gak usah di ganti, aku ikh...". Ma'afnya cengengesan

   "Dua bangsatnya udah jauh tuh,jadi gak usah di kejar lagi. Maaf tadi kata-kata ku kasar. Cumak kebawak emosi tadi. Aku gak akan mau ganti botol minum mu itu, karena aku gak salah. Ia aku ma'afin, tapi kalok kau nabrak aku lagi, gak bakal tenang idop kau." Potong ku dengan cepat dan datar. Baru kali ini aku berbuat baik kepada orang yang macam macam dengan ku. Minimal kalau dia cuma nabrak doang paling ku omeli+pukul+tendang 15 menit. Tapi kali ini entah jin baik mana yang merasuki tubuhku sehingga aku hanya mengomelinya kurang dari 5 menit. (Efek jumpa cogan lah)
Ku lepaskan cengkraman tangan ku sambil melaluinya begitu saja.

   "Eh kamu siapa?!" Teriaknya saat aku  sudah berjalan cukup jauh mendahuluinya.

   "Tiara, murid pindahan". Jawabku sambil berjalan tanpa berbalik melihatnya dengan mengacungkan 3 jari mengisyaratkan bahwa aku kelas VIII

   "aku Pito!!! Anak lapan satu!!!" Serunya yang masih berdiri di tkp

   "Anak kelas delapan satu? Berarti....












Assalamu'alaikum
salam membaca semua📖😊😗
Ini cerita pertama saya,jadi mohon maaf kalau masih banyak kesalahan dalam kaidah menulis sastra. Mohon bimbingannya ya para senior sastra. Panggil aja saya ibi. 
Jangan lupa cote-nya ya
Terimakasih🙏🙏🙏

*cote=comment+vote

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

36 LUCRETIARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang