Prolog

41 2 0
                                    



Musim Semi

Musim ketika bunga sakura bermekaran

Musim yang menjadi simbol datangnya masa depan yang cerah dan penuh harapan

Musim yang bermakna kebahagiaan dan kesedihan

Musim yang menjadi awal dari sebuah perpisahan

Yeouido Cherry Blossom Festival, 19 April 2018

Bunga-bunga sakura bermekaran dengan indahnya disepanjang jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunga-bunga sakura bermekaran dengan indahnya disepanjang jalan. Orang-orang berlalu lalang menikmati indahnya bunga sakura. Festival yang diselenggarakan setiap tahun sekali ketika musim semi ini selalu ramai oleh pengunjung. Tidak hanya wisatawan lokal, wisatawan asing pun banyak yang berkunjung kesini. Festival ini sangat cocok bagi para remaja yang ingin mengabadikan moment mereka bersama sang kekasih .

Disaat semua orang tampak bahagia menyambut datangnya musim semi, disudut jalan dibawah pohon sakura. Terlihat seorang yeoja yang duduk sendirian dan termenung. Yeoja itu tampak tidak menikmati keindahan musim semi ini. Entah apa yang dipikirkannya. Dia sama sekali tidak terlihat bahagia. Raut wajahnya benar-benar menyiratkan kesedihan. Kesedihan yang sangat mendalam hingga membuatnya tidak bisa menikmati indahnya bunga sakura seperti yang lainnya.

Yeoja itu berdiri dari duduknya dan mengerdarkan pandangannya. Ia terseyum melihat orang-orang yang tampak bahagia di Yeouido Cherry Blossom Festival ini. Bukan senyuman tulus yang ia perlihatkan melainkan senyuman kesedihan. Lalu, ia melangkahkan kakinya meninggalkan area Yeouido Cherry Blossom Festival.

Dari kejauhan terlihat seorang namja yang memandangi yeoja itu. Ia sama sekali tidak pernah melepaskan pandangannya dan tidak bergeming ditempatnya. Saat yeoja itu pergi, barulah ia melangkahkan kakinya meninggalkan Yeouido Cherry Blossom Festival.

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan

Author POV

Seorang yeoja mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia sama sekali tidak peduli dengan para pengendara yang protes kepadanya. Yeoja itu adalah Park Jiyeon, seseorang yang duduk sendirian dan termenung di sudut jalan Yeouido Cherry Blossom Festival.

Mobilnya berhenti didepan sebuah rumah yang sangat besar bak istana. Ia keluar dari mobilnya dan melangkahkan kakinya menuju rumah tersebut. Saat ia membuka pintu rumah tersebut, ia menghela napas.

"Selalu seperti ini. Sepi."

Gumam Jiyeon

Dirumah sebesar ini, Jiyeon hanya tinggal bersama kakaknya dan ayahnya beserta para pembantunya. Jiyeon selalu merasa kesepian. Ayahnya jarang pulang ke rumah karena sibuk bekerja dan kakaknya hampir setiap hari pulang malam mengurusi yeoja-yeoja incarannya. Yap. Kakak Jiyeon adalah seorang playboy dan inilah salah satu alasan kenapa ia tidak menyukai seorang namja.

Jiyeon berjalan menuju kamarnya dan memandang sebuah bingkai foto dengan tatapan sendu. Ia mengambil foto tersebut dan memeluknya dengan erat.

"Eomma. Bogoshipo."

Ucap Jiyeon lirih. Ia begitu merindukan eommanya. Eommanya telah meninggal sejak ia berusia 9 tahun. Dulu, sejak eommanya masih ada, ia dan keluarganya selalu menyempatkan waktu untuk liburan bersama dan makan bersama. Namun, sejak eommanya meninggal, Jiyeon dan keluarganya sangat jarang berkumpul bersama. Ayahnya terpukul dan melampiaskan kesedihannya itu dengan terus bekerja tanpa henti. Begitu juga dengan kakaknya –Chanyeol- yang menjadi sering keluar rumah. Hal ini membuat Jiyeon menjadi seorang gadis yang dingin dan jutek.

Jiyeon menaruh foto tersebut dimejanya dan berjalan keluar menuju balkon. Ia memandangi pohon-pohon yang ditumbuhi oleh bunga-bunga musim semi yang bermekaran.

"Karena kau. Aku menjadi benci musim semi."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 10, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UNTITLED STORYWhere stories live. Discover now