part 1 who are you?

10 2 0
                                    


seperti bumi yang diciptakan sebagai tempat bernaung manusia lengkap dengan langit sebagai pelindungnya. Seperti sinar rembulan yang mencereng dengan bintang sebagai pelengkapnya. Seperti laut yang menyimpan berjuta-juta biota laut didalamnya yang lengkap dengan hamparan pasir sebagai pijakannya. Sama halnya denganku yang selalu ingin berdampingan dengannnya sebagai pelengkap tambatan hati.

"subhanallah ,tersanjung aku lihatnya."kagum seorang gadis sebaya yang duduk di dekat Aisyah yang sedang sibuk dengan karya tulisnya.

"ccckk,kamu tuh Ya' apa nggak bisa kamu lebih bertingkah tenang. Kamu itu ganggu aku yang lagi konsentrasi."

"mau sampai kapan sih Aiy kamu harus kayak gini terus?"

Aisyah terdiam mendengar pertanyaan dari Tiya barusan. Bahkan Aisyah tidak memperdulikan Tiya atau bahkan menolehkan perhatiannya terhadap sahabat karibnya tersebut. dan hal itu membuat Tiya semakin geram kepada Aisyah dengan perilku sok cueknya yang selalu di tampilkannya saat dia dalam keadaan terdesak saat menghadapi pertanyaan dari Tiya.

Tiya memalingkan wajahnya kesal. Ia menghela napas panjang dan berdecak kesal. Dalam hatinya bergerutu marah, tapi tak mampu diungkapkannya dengan kata-kata. Tiya menyanggah dagunya dengan tangan kirinya. Matanya menyorot ke arah Aisyah dengan sorotan mata tajam. Tapi tetap saja Aisyah kelihatan tenang sekali menghadapi sahabatnya itu.

"puisi itu buat si Andromeda kan Aiy?"tanya Tiya dengan nada yang tidak suka dan sedikit iri.

"dia bukan Andromeda, dia itu....."

"iya,iya dia bukan Andromeda, tapi dia itu sang penjaga hatinya Aisyah iya kan? Kalau kamu suka ya kamu bilang aja dari awal kenapa harus disembunyiin sih Aiy?" Tiya berbicara dengan nada yang cukup tinggi di hadapan Aisyah.

Semua orang memandangi mereka karna membuat keriuhan di dalam perpustakaan. orang-orang terlihat kesal terhadap mereka berdua terbukti dari sorot mata mereka yang memandangi dua sahabat karib itu dengan sorotan mata tajam penuh peringatan tersebut. Aisyah terlihat malu dan sedikit kesal terhadap Tiya. Aisyah mengangkat telunjuknya memperingatkan Tiya.

"sssstttt, kamu ngomongnya kekencengan! Denger ya seenggaknya aku itu nggak kayak kamu yang gampang banget percaya sama laki-laki slengehanmu itu. Dan anehnya kamu gampang banget ngungkapin perasaanmu ke mereka-mereka dengan bangga lagi."

Aisyah berkata tanpa berfikir akan melukai hati sahabatnya. Dia tidak peduli lagi apa yang akan dikatakan oleh sahabatnya tersebut. Setelah berkata demikian hati Aisyah mulai lega dan tanpa berfikir panjang lagi dia meninggalkan Tiya yang masih terdiam di tempat duduknya karna mendengar ucapan dari Aisyah barusan yang sangat mengejutkannya.

Tiya merasa kaget dan juga sedikit kagum karna dia tak percaya sahabatnya yang sangat pendiam itu mampu mengatakan hal yang tak pernah ia sadari sebelumnya. Bahkan kalaupun dia berada di posisi Aisyah pun dia tidak akan pernah berani mengatakan hal yang seperti itu langsung tanpa ada kecanggungan sedikitpun. Walau Tiya sebenarnya sangat cerewet, tapi dia juga masih punya sisi pendiam dalam dirinya.

Tiya memandangi lekat-lekat punggung gadis yang pergi meninggalkannya barusan dengan meninggalkan secerca kekesalan di dalam hatinya. Aisyah tak membalikkan badannya saat Tiya berusah payah memanggilnya namanya. Dia benar-benar marah kepada Tiya untuk saat ini.

"Aiy kamu marahnya beneran aku kan cuma bercanda Aiy....Aiy!! tunggu aku!!" panggilnya seraya berjalan keluar meninggalkan perpustakaan dan mengejar sahabatnya yang sedang dalam keadaan terbakar kobaran api panas.

♥♥♥

Semua siswa-siswi hampir memenuhi koridor sekolah. Mereka berkumpul hanya untuk melihat mading pagi ini. Ada sesuatu yang menarik yang terpajang di plakat mading hari ini. Para siswa-siswi berebut untuk dapat melihat secarik kertas yang sengaja ditempel di mading. Dan anehnya tidak ada yang tau siapa yang menempelkannya di mading.

love after deadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang