So I Say A Little Prayer

894 95 70
                                    

'Semoga apapun yang terjadi pada mimpimu di malam natal nanti, akan menjadi nyata jika ......benar-benar manis untukmu.'

.

.

.

.

.

***

Dua orang laki-laki bermantel biru dan merah melangkahkan kakinya di sebuah ruangan kantor super luas, sambil bercakap-cakap. Di luar, keping-keping salju berjatuhan begitu indah.

"Percaya apa yang kukatakan, Kyu."

"Apa maksudmu. Aku tidak pernah tidur di malam natal." Kyuhyun menghentikan langkahnya saat tepat berada di teras—menunggu Pak Jung menjemputnya. Diliriknya laki-laki yang tadi berjalan bersisian dengannya—Choi Siwon. Si tampan nan tinggi idaman banyak wanita.

"Aku 'kan hanya mendoakanmu. Tidak bisakah jangan protes? Tidak bisakah sekedar mengamininya?"

Siwon meraih tangan kanan Kyuhyun, meletakkan satu benda yang Kyuhyun pun tak tahu apa isinya.

"Simpan ini Kyu." Seulas senyum tipis terulas di wajah bergaris tegas milik Siwon,

"Itu hadiahku yang pertama, karena kau sudah membantuku kemarin. Sampai jumpa," lanjutnya. Siwon melambaikan tangannya pada Kyuhyun yang hampir menutup kaca mobilnya.

Mobil Hyundai hitam itu berjalan membelah jalanan yang tertutup salju menjelang akhir Desember. Pohon-pohon cemara yang dia lewati sudah terpasang lampu kerlap-kerlip memanjakan mata.

Bangunan-bangunan megah Seoul menghiasi halaman depannya dengan papan-papan ucapan selamat. Kyuhyun tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya. Pandangannya teralih pada kotak kecil hadiah Siwon yang diberikan tadi. Kyuhyun sudah berjanji untuk membukanya di rumah.

Lalu, sesampainya di rumah, tepat di ruang kamarnya sehabis makan malam. Kyuhyun membuka kotak itu hati-hati. Dia sedikit menimbang. Terasa ringan. Kyuhyun tidak mau mengharap. Hadiah dari Siwon selalu berkesan untuknya apapun bentuknya—termasuk perhatian yang hanya dia dapatkan pada laki-laki yang lebih tua darinya—yang dia anggap kakak laki-laki yang bisa diandalkan.

Sreeeeek.
Secarik kertas. Hanya itu tapi justru membuat Kyuhyun penasaran setengah mati.

'Untuk Kyuhyunnie,'

'...yang belum bertemu takdirnya' Kyuhyun membaca dalam hati sambil menatap aneh. Belum bertemu takdir? Apa maksudnya, tanya Kyuhyun. Lagipula tahu apa kau tentang takdir, ejek Kyuhyun. Kyuhyun melanjutkan kegiatannya. Dibacanya kata demi kata enggan terlewat.

'Mengapa setiap orang itu berada di sekitarmu, kau tidak bisa mengabaikan kehadirannya?

Mengapa matamu terlihat seperti mencarinya.

Mengapa pandanganmu teralih setiap dia berada dalam jangkauanmu meskipun kau bersama dengan yang lainnya.

Mengapa kau terlihat paling melindunginya dibanding wanita manapun.

Mengapa kau begitu takut menyakiti hatinya sedangkan kau bisa berujar banyak kalimat pedas sesukamu.

Mengapa kau harus merenungkannya di malam natal?'

Hhhhhhh. Kyuhyun tahu apa yang Siwon bicarakan sekarang. Ucapan pria religius itu seperti bisa mendoktrin otaknya. Ditatapnya lagi kertas ucapan yang masih terselip di dalam kotak hadiah kosong itu—ya, ternyata si kaya Siwon'hanya' memberikan maknaenya selembar kertas usang berisi pertanyaan dalam kotak hadiah super kecil.

The AnswerWhere stories live. Discover now