Prolog

611 111 90
                                    

Maaf, tapi aku membutuhkanmu
.
.
.

"Yerin-ah, ini untukmu."

Gadis dengan surai legam yang menjuntai hingga menutupi punggungnya itu pun menerima uluran orang yang berada di hadapannya. Itu sebuah boneka, boneka yang cantik. Yerin –gadis itu— mengerjapkan matanya kala dia bersitatap dengan boneka yang bergetar kecil di telapak tangannya. Iris kelabu boneka itu mengunci pandangannya, membiarkan Yerin menyelam di dalam tatapan setajam elang milik boneka tersebut.

Perlahan, pandangan Yerin menyusur. Turun ke hidung mungil nan mancung milik boneka tersebut yang terpahat indah. Kemudian, turun lagi ke bibir penuh berwarna merah boneka tersebut yang terlihat menggoda, terlihat seperti buah peach yang menyegarkan. Manis dan asam, cocok untuk musim panas nanti.

Lamunan Yerin menguap tatkala sebuah tangan tersampir di pundaknya membuat Yerin mengerjap beberapa kali –terhenyak— sebelum akhirnya menyesuaikan pandangannya. Yerin memilih untuk memenuhi pandangannya dengan pemuda bersurai pirang di hadapannya yang kini tersenyum lebar dan membuat mata yang berbinar indah itu menyipit bak bulan sabit.

Kemeja putih yang dikenakan pemuda tersebut dikibarkan angin musim semi yang menyejukkan, angin yang selalu menghantarkan tawa bahagia dari bunga-bunga yang bermekaran. Kaki jenjang berbalut celana jeans dengan sobekan di bagian lutut itu pun mendekat dan membuat Yerin mematung di tempat.

Park Jimin, nama pemuda itu. Pemuda yang selalu tahu bagaimana cara membuat Yerin tercenung; kebingungan dengan situasinya. Dan terjebak dalam ruang putih yang membuatnya buta dan tidak dapat menerka.

"Maukah kau menyimpan boneka itu untukku, Yerin-ah?"

The Doll [kth x jyr] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang