KATA

73 2 0
                                    

Wanita berjilbab itu menatap kosong undangan pernikahan yang baru saja didapat dari tukang pos, Dia memejamkan mata memutar ulang memori demi memori lima tahun lalu.

"Udah ya jangan nangis nanti kakak beliin ice cream oke" ujar seorang pemuda berusaha meredam tangis gadis yang masih sesenggukan

"Tapi nanti kalo papah sama mamah hiks hiks-"

"Cup cup kalo pun nanti papah mamah kamu pergi tinggalin kamu kan masih ada kakak de"

"Kakak gak mungkin sama ade terus nanti pasti kakak juga bakal ninggalin aku juga kan" balas gadis berusia empat belas tahun itu

Pemuda itu tercenung lalu menggeleng tanpa sadar "engga de kakak gak bakal ninggalin kamu"

Gadis itu mengusap air matanya lalu menyodorkan jari kelingkingnya "Janji?"

Yang disodorkan jari tersenyum "Janji Ardina" menarik hidung Ardina

Ardina meringis "Kakkk Rayan sakit"

"Hahah merah loh de hidung kamu"

"Rese,kak katanya mau beliin ice cream"

"Inget aja aku mau beliin ice cream"

"Iya dong ayoooo kak"

|
|

"Aku bakal bawa Ardina setelah perceraian kita selesai"

"Gak bisa aku ibunya aku yang mengandung, Ardina bakal tetap sama aku kamu gak bisa bawa Ardina dari aku"

"Gak-"

Ardina yang sedaritadi hanya mendengarkan pertengkaran orang tuanya dari pintu depan rumah merasa jengah dan muak, Ardina masuk kedalam rumah dengan emosi yang sudah tidak terkendali hatinya nyeri melihat ibu dan papahnya akan berpisah

"STOP aku gak bakal ikut kalian berdua jadi berenti perebutin aku!" teriak Ardina, lalu berlari masuk kekamar dan membanting pintu kamar

Sampai dikamar air matanya turun begitu saja tanpa diperintah "Kenapa tuhan kenapaa? aku benci sama hidup ini" jerit Ardina tertahan

Tok tok tok

"Din ini mamah, boleh mamah masuk?"

"Din?"

Ckle

Ardina mengusap air matanya lalu bersandar ditempat tidur

"Kenapa mah?" tanya Ardina tanpa mau melihat mamahnya

"Maaf din maafin mamah dan papah, mamah tau ini sulit untuk kamu tapi kamu harus tau ini yang terbaik untuk kita semua"

Ardina menoleh menatap tajam mamahnya "Terbaik untuk semuanya? Atau terbaik untuk mamah dan papah?"

Riska memeluk anaknya "Nanti kalo kamu dewasa kamu pasti ngerti nak untuk saat ini mamah minta kamu tetap sama mamah ya, mamah butuh kamu"

Ardina terisak "Maaf mah aku butuh waktu tapi aku janji bakal terus sama mamah"

Riska tersenyum menganggukkan kepalanya mengerti lalu menatap anaknya menghapus sisa air mata

"Makasih sayang, sekarang kamu tidur ya besok bukannya kamu ambil ijazah kesekolah ?"

"Ah iya aku lupa besok aku ambil ijazah tapi aku males sendirian ka Rayan kan sekolah"

"Ciee kamu sekarang Rayan terus ya" goda Riska

Pipi Ardina bersemu merah "Ah mamah gak kok aku sama ka Rayan cuma sahabat"

"Iya iya yaudah sekarang kamu tidur ya udah malem" ucap Riska mengecup kening Ardina

KATAWhere stories live. Discover now