-

3 0 0
                                    

Aku menghela nafas panjang. Ini sabtu malam, dan aku baru saja pulang setelah bertemu kangen dengan sahabat-sahabat seperkuliahanku. Well, sebenarnya dari delapan orang, hanya segelintir dari mereka yang benar-benar menjadi wadah untukku menyimpan cerita. Sudah empat hari setelah kami resmi diwisuda, dan aku tau, waktu kita bertemu pasti akan menjadi langka.
Aku sudah bekerja, terhitung baru dua minggu lebih dua hari. Aku bekerja di sebuah perusahaan oil & gas shipping, di daerah Jakarta Utara, yang lumayan jauh dari rumahku yang berkawasan di Selatan. Aku menjadi bagian dari HR & GA, yang kusyukuri, sesuai dengan keahlian dan minatku. Di lingkungan kerja, tidak banyak orang-orang yang sebayaku. Hanya tiga orang yang perempuan. Dan tiga orang laki-laki yang kutau kelahiran 90-an. Namun aku masih susah payah berbaur, hal itu bukanlah keahlianku. Tiap hari aku berangkat jam setengah enam subuh, menumpangi transjakarta, sampai kantor sekitar jam 6:45, meeting pagi, bekerja, kemudian pulang sekitar jam empat lewat. Akan sampai di rumah sekitar jam enam magrib, itu kalau lalu lintas sedang normal. Jumat sore menjadi hari penutup sekaligus terberat, karena lebih macet dibanding sore hari kerja lainnya. Tapi tak apa buatku, selama besoknya libur.
Rutinitas itu menjadi hal baru buatku. Aku mencoba menikmatinya. Dan masih berjuang menyesuaikan diri. Tapi tak dipungkiri, aku rindu masa-masa kuliah. Aku rindu teman-teman sekelasku. Aku rindu bersenda gurau dan saling melemparkan kata-kata kasar. Aku rindu menggabut bersama dan menghabiskan waktu di mall terdekat kampus, biasanya nonton film baru yang hits di bioskop. Aku rindu menggibah bersama di kelas. Aku rindu jajanan sd di belakang fakultas. Aku rindu makanan-makanan kantin fakultas. Aku rindu beristirahat, menggibah, dan gila-gilaan di kosan temanku yang dijadikan basecamp selama tiga setengah tahun (belakangan diketahui kosan temanku itu berhantu). Aku rindu mengikuti kuliah di kelas. Aku rindu bepergian mengenakan blouse, jeans, dan vans. Well, sekarang aku masih pakai blouse tiap hari, tapi tidak dengan jeans dan vans (tentunya bertentangan dengan peraturan kantor).
Aku juga rindu bercerita panjang lebar ke sahabat-sahabatku. Biasanya via chat. Karena aku lebih suka menulis daripada berbicara langsung, lebih terkonsep, dan aku tidak suka dipotong ketika sedang bercerita, that's why. Sebenarnya bisa saja aku curhat dengan mereka sekarang, tapi aku merasa tidak bisa segampang dulu, tinggal chat "eh gua mau curhat. Jadi gini..." sekarang kita sudah jarang bertemu. Yang satu sama-sama sudah bekerja sepertiku, dan yang satu belum. Dan aku merasa aku tidak tau kabar mereka saat ini, apakah pas untuk mendengar cerita panjang lebarku atau tidak. Aku termasuk orang yang saat aku bercerita ke orang lain, aku ingin perhatian orang itu penuh kepadaku. Aku tidak ingin mengganggu waktu mereka untuk mendengar ceritaku padahal mereka sedang tidak mau atau sedang lelah setelah beraktivitas. Aku tidak mau malah justru menyakiti perasaan sahabatku karena dia belum juga dapat pekerjaan, sedangkan aku bercerita ini itu tentang suasana baru kerjaku. Mungkin aku terdengar berlebihan dan terlalu memikirkan perasaan orang lain, tapi menurutku, mungkin aku hanya kesepian. Terlalu sering sendiri dan akhirnya terbiasa menyimpan keluh kesah sendiri. Aku bisa saja bercerita ke ibuku yang setia mendengarkan. Tapi tetap saja, beda rasanya dengan curhat ke teman. Aku merasa harus punya batasan untuk menyampaikan cerita ke orangtua. Dan juga tidak bisa menggunakan bahasa yang seenaknya. Dan satu lagi, aku agak sulit bercerita ke orangtua kalau tidak dipancing dulu. Aku ini memang introvert tingkat tinggi.
Malam ini aku pulang dan beribu kata terlintas di kepalaku. Hatiku mulai menggebu dan berkata "aku harus menulis". Maka mulailah aku mencari media yang tepat, dan menggerakan kedua ibu jari imut ku untuk menyalurkan kata-kata yang hanya tertambat di benak ini. Tidak heran kebanyakan tulisanku terdengar depresi dan menyedihkan, karena mood menulisku muncul disaat-saat seperti ini.
Aku lelah dengan kesendirian ini, tapi terkadang aku benci dan takut pada orang-orang. Aku bahkan sering berpikir bahwa aku ini bipolar, atau memiliki berbagai macam kepribadian. Tapi setidaknya, menulis sedikit melegakan perasaanku.

---

"I'm scared to get close and I hate being alone
I long for that feeling to not feel at all
The higher I get, the lower I'll sink
I can't drown my demons, they know how to swim"

- Can You Feel My Heart by Bring Me the Horizon

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

aku, yang (sepertinya) kesepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang