happy reading! semoga kalian suka.😍
Rain menelan ludahnya susah payah dia terpaku pada mata coklat tajam milik Pangeran, mata itu bagaikan magnet yang menarik Rain untuk terus hanyut kedalamnya, menyelaminya hingga Rain menemukan kehampaan, kesedihan dan emosi dibalik mata tajam tersebut. Seketika, Rain membatu ketika Pangeran mendekatkan wajahnya, sungguh ini pengalaman pertama baginya sedekat ini dengan seorang pria. Ya tuhan, sungguh jantung Rain berdetak hebat seolah ingin keluar dari tempatnya, disertai tubuh menggigil dan sesak nafas.
"Arkh! This Shit!". Teriak Pangeran menggema ketika tiba - tiba Rain berhasil menendang tulang betisnya, pelukan Pangeran pada Rain mengendor, Rain memanfaatkan kondisi tersebut mengambil langkah seribu untuk kabur terlebih dia juga meneriaki Fandi untuk kabur bersamanya, jangan lupakan di sana masih ada satu orang yang lagi yang masih ternganga melihat kejadian tersebut, sepertinya Rain harus berterimakasih pada sepupunya yang telah mengajarkannya jurus-jurus taekwondo yang bermanfaat seperti saat ini.
Pangeran kembali mengerang."Fuck you, dasar wanita jadi-jadian! Jangan kabur lo sialan''. satu orang lainnya yang tadi melihat kejadian tersebut, bergegas menuju Pangeran dia benar-benar masih syok melihat kejadian yang membuat bosnya itu jadi korban, bagaimana mungkin selama ini bosnya itu selalu jadi tersangka dan sekarang lihat lah bosnya jadi korban tendangan tragis dari seorang wanita.
"Ya lord! Astaga ini benar-benar gila, tapi sungguh dia wanita hebat bos!" decak kagum itu langsung mendapat pelototan tajam dari pangeran.
"Diam lo tai."
-------------------
"Jadi, kenapa lo bisa punya urusan sama tuh cowok Fan?"kata Rain, menatap dengan sorot menunggu.
"Astaugfirullah Rain, bantuin ngobatin luka gue dulu kek, sakit nih!"
"Lebay banget lo, Tangan lo baik-baik ajah kan? obatin sendiri gih...."
"Baiklah, dasar temen nggak peka lo,"ucap Fandi yang kini sudah berdiri di hadapannya bergegas pergi. "Well...gue balik duluan Rain makasih udah nolongin gue tadi." Sepertinya Fandi sengaja menutupi sesuatu darinya.
Raina sebenarnya tidak berniat pulang dia sangat malas untuk sekedar nyetir kerumah, tetapi Rain harus segera pulang atau kalau tidak Mamanya akan ngomel dan menyuruh Rain membersihkan seluruh toilet yang ada di rumahnya. Astaga tubuhnya bisa remuk jika itu terjadi.
"Assalamu'alaikum Ma!"kedatangan Rain langsung di sambut tatapan garang dari kanjeng mama sarah.
"Waalaikum salam,Tumben nggak kelayapan dulu? Oh iya kamu di suruh Papa keruangannya tadi katanya ada yang mau di omongin sama kamu."
"Astaugfirullah Mama ini Seudzon mulu sama Rain, Ngomongin apa Ma? Yaudah aku ke Papa dulu ya Ma,"Rain bergegas menemui Papanya.
Tok tok tok...
"Assalamu'alaikum, ada apa Pa?" Tanya Rain to the point, dan segera menyalami tangan Papanya.
"Gimana kuliah kamu Rain nggak ada masalah kan?" di bales anggukan oleh Rain. "Ini Papa Cuma mau minta tolong sama kamu nanti temenin adek kamu ke acara pernikahan anak teman Papa, Papa mau ke Surabaya sama Mama kamu jenguk Nenek dan sepertinya Papa tiga hari di sana kamu jaga rumah dengan baik ya."menyerahkan undangan berwarna putih yang tampak elegan.
"Oke siap bos, serahin semuanya sama Rain. Yaudah kalo gitu Rain bantuin Mama dulu ya Pa!"
Semangat Rain seketika membara ketika mendengar yang namanya pesta Rain menyukai pesta, bertemu dengan orang banyak dan yang paling istimewa adalah makan gratis.
Dan tibalah saatnya yang di tunggu telah tiba, Rain sudah mempersiapkan semuanya dengan baik mulai dari dres hitam sampai mata kaki, heels hitam sederhana, tas hitam kecil kesayangan Rain dan Make up sederhana yang membuat tampilan wajah Rain berbeda dari biasanya dan jangan lupakan rambut panjang yang di biarkan tergerai dengan indah.
"Ck, kak lo mau ke kuburan pakek serba hitam gitu,"
"Astaga mulut lo dek, udah dandan cantik gini dibilang mau ke kuburan sama yang lebih tua nggak boleh ngatain."
"Yee serah gue dong mulut, mulut gue kenapa lo yang repot belagu amat lu Cuma tuan dua taun juga."
"Udah ah ayo berangkat entar telat dimarahin Papa kita!"Rain berjalan mendahului Gilang adeknya untuk keluar menuju mobil.
"Iya bentar bawel lo, kunci pintu dulu nih nggak elit banget entar kalo ada maling masuk." Selesai mengunci pintu Gilang bergegas menyusul kakaknya ke mobil.
Pesta berlangsung meriah banyak tamu undangan yang bersimpang siur memakai pakaian terbaik mereka dan jangan lupakan senyum cerah dari kedua pengantin yang sedang duduk berdampingan menyalami tamu satu persatu, Rain celingak-celinguk ketika gilang sudah menghilang di sampingnya. Kemudian, tanpa sengaja kedua mata Rain bersitatap dengan mata tajam yang sama dengan beberapa hari yang lalu di temuinya, Rain hendak kabur namun tiba-tiba seseorang memegang pergelangan tangannya.
"Ah, god! kita ketemu lagi," Pangeran tersenyum miring ketika dia dapat menemukan gadis itu kembali.
"and now I will not let you go!" ucapan pangeran yang setengah berbisik di telinganya mampu membuat Rain merinding dan ingin lenyap saat itu juga. Namun, dia tak mampu berbuat apa-apa.
thank you udah mau baca, jangan lupa vote sama komen yuk! biar aku tambah semangat
see you!!
YOU ARE READING
Bad things
Teen FictionRaina Shahenda Amelia merasa hidupnya awalnya baik-baik saja. Hingga terjadi suatu kejadian yang membuat hidup Rain, yang awalnya tenang harus terusik karena kehadiran Pangeran. Pangeran disini bukanlah seorang pangeran kuda putih, yang tampan dan d...