"Selamat! Selamat untuk kita semua!!!"
Semua murid di kelas tidak ada yang bergeming mendengar perkataan pak Thomas.
Kelas pagi baru saja dimulai, pak Thomas selaku guru bahasa indonesia memulai pelajarannya pagi ini dengan pernyataan mengejutkan.
"anu pak, kami semua selamat kok."
Budi dari belakang membalas perkataan pak Thomas.
Sedikit menyadari ada kesalahan dalam perkataannya, pak Thomas melanjutkan.
"tidak, bukan selamat dalam artian itu. Tentu saja bapak ingin kalian semua selamat, namun ada suatu hal yang ingin bapak sampaikan dari 'selamat' ini."
Murid-murid terlihat semakin kebingungan.
Pak Thomas adalah guru yang mengajar bahasa indonesia, dan dia bergelar sarjana sastra. Tidak heran jika pak Thomas berkata-kata, pengetahuan ilmu bahasa-nya yang tinggi bisa terasa.
Tapi aku ingin mengatakan padanya hal itu semakin membuat bingung di saat seperti ini.
"pak kami masih belum mengerti, maksud bapak bagaimana. kalau boleh sampaikan dengan lebih sederhana pak."
Rina, si ketua kelas membuka suara menanggapi pernyataan pak Thomas.
"hahaha, benar juga. Maaf bapak terlalu bersemangat saat ini. kalau begitu bapak ingin memulai dari membahas kegiatan kita saat sabtu dua minggu yang lalu, apa ada yang ingat?"
Kelas terdiam sebentar. Tidak ada yang langsung menjawab pak Thomas, semua murid-murid berpikir atau saling berbisik satu sama lain.
Sabtu? Dua minggu yang lalu?
Pikiran ku langsung menuju waktu yang disebutkan pak Thomas, namun tidak ada yang terlintas. Apa memang ada yang terjadi saat itu?
"haah? Mana mungkin ada yang masih ingat itu pak. Kami akhir-akhir ini sibuk belajar untuk ujian semester, kegiatan sebelum minggu ini kami bahkan tidak semua nya ingat."
Mendadak Anton dengan gaya blak-blakannya, merespon pertanyaan pak Thomas.
"iya pak, satu minggu ini banyak test buat persiapan ujian semester nanti pak. selain hari dengan jadwal test, kami tidak mengingatnya. apa lagi kalau terlalu jauh kebelakang... "
Perkataan Budi semakin pelan perlahan-lahan. Di tengah perkataanya, dia masih berusaha mengingat apa yang sudah terjadi.
Aku juga kurang mengingat kegiatan yang dimaksud pak Thomas. Meskipun itu sebagian besar itu karena aku tidak peduli, bukan karena ujian semester.
"Pak Thomas, bapak tidak ada masuk dari hari senin minggu ini, bapak juga berhalangan mengajar di kelas kami karena kesibukan bapak tersendiri. saat saya cari ruang guru pun, bapak saya tidak lihat sama sekali. Jadi mungkin waktu yang bapak sebutkan tadi adalah pertemuan terakhir kita sampai hari ini." jelas Rina.
Begitu, kah? Aku tidak terlalu memperhatikan jadwal masuk pak Thomas, meski aku juga merasa bapak itu jadi jarang kelihatan.
"... dihitung hari sabtu, jadwal bapak cuma dua kali masuk kelas kami. Jadi selain kami sibuk persiapan ujian semester, bapak juga terhitung jarang masuk sama kami. Kalau disuruh mengingat pertemuan terakhir kita, kami juga tidak bisa mengingatnya dengan jelas." kata Rina menyambung perkataannya.
Intinya tetap tidak ingat kan? Panjang kali lebar banget si Rina ini menjelaskan. Memang dasar bawaan orang pintar.
"Begitu, ya. kalau begitu, karena tidak ada yang ingat bapak akan persingkat saja." kata pak Thomas.
YOU ARE READING
Ah, Ayo Kita Tulis Sekali Lagi!
Short StoryAku terbiasa mendengarkan percakapan orang selama ini... tapi apa ini? WordRecordChallege?! Kenapa aku diikutkan lomba menulis tingkat nasional bersama Abang kakak kelas elit? dengan karya yang terasa 'lucky tingkat dewa ini'? ditambah ada juga cewe...