TBA 1

91 3 0
                                    

Di sebuah gereja yang ada dipinggiran kota yang hanya di hadiri sepasang calon pengantin.

Dalam suasana hening dan sepi mereka saling berpandangan mengulas senyum dan  terpancar aura kebahagiaan. Mereka saling mengucapkan janji suci sehidup semati setelah itu berciuman, tapi itu semua tidak bertahan lama terdengar suara pintu yang dibuka paksa meninggalkan siluet seorang pria  berpakaian serba hitam sambil menggenggam senjata dikedua tangan tatapannya tajam siap membunuh siapa saja yang menghalanginya terlihat. seulas seringaian darinya dan mengarahkan pistolnya ke arah sepasang pengantin itu. Sang pengantin yang tau ini adalah akhir dari hidup mereka berpelukan dengan erat.

Dor…Dor…

Sepasang pengantin itu jatuh kelantai dengan darah segar yang mengucur dari kepala. Pria itu meniup ujung senjatanya dan menaruhnya kembali setelah itu berbalik sambil bersiul senang.

CUT…

Pertanda dari sang sutradara untuk menghentikan proses syuting. Semua orang menghampiri sang actor untuk beristirahat dan sekedar mengucapkan ‘kerja yang bagus’ kru film bergegas membereskan kamera untuk berpindah lokasi syuting.

Terdengar suara tepukan tangan dari arah samping, sang produser menghampiri actor kebanggaannya atas kerja keras itu. “ Ellias Benjamin Mckaley actor muda Hollywood yang meraih banyak kesuksesan. Kerja yang bagus nak... kau tambang emasku setiap film yang ku produksi dan di bintangimu selalu sukses dipasaran.” Kata John sang produser.

Ellias yang mendapatkan pujian itu tersenyum  dan meminum air mineral yang disiapkan oleh asisten “aktingku akan selalu bagus jika kau membayarku dengan mahal pak tua”jawab Ellias menyandarkan bahunya kekursi.

“tentu aku akan membayarmu dengan mahal, berapa pun yang kau minta asalkan kau selalu main dalam film ku!”sambil menghisap cerutu ditangannya lalu berdiri dan pergi.

Setelah kepergian produser film Ellias memerintahkan asistennya untuk mengantarkannya pulang.

Sesampainya di Penthouse Ellias bergegas menuju kamar karena lelah. Tanpa sadar Ellias tidak menghiraukan seorang wanita  yang sedang duduk disofa  dan menatap tajam sejak tadi.

“dasar anak durhaka, kau berani mengacuhkan mama mu sendiri?” teriak Elsa Mckaley.

Ellias mendengar teriakan ibunya keluar dari kamar menghadap kearah ibunya  sambil tersenyum dan mencoba memeluknya tanpa dosa ”berheti bodoh!!” Ellias berhenti tidak jadi memeluk menatap bingung ibunya.

"What?" tanyanya.

“kenapa kau tidak pulang kerumah? Mama merindukanmu honey!” ucap Elsa dengan suara sedih terdengar helaan nafas.

”Ma, ayolah aku sudah dewasa lagi pula dirumah ada Daddy dan Elton yang menemanimu!”

Elsa yang mendengar penuturan putranya meneteskan air mata. Hatinya terasa sakit melihat keadaan keluarganya yang kurang harmonis. Ellias yang melihat ibunya menangis dan mengusap air matanya lalu mendekat dan memeluknya.

I am sorry ma” ucap Ellias tulus.

“no, honey aku yang salah karna aku kalian jadi seperti ini” meraih rahang Ellias dan mengelusnya.

“lusa pulang lah kerumah, kita harus memperbaiki semuanya aku menyayangi kalian, kalian adalah hidupku kalian segala-galanya bagi ku” sembari mengusap air matanya dan mengecup pipi Ellias lalu pergi.

Sepeninggalan ibunya Ellias meluapkan emosi yang tertahan ia membanting barang-barang disekitarnya dan berteriak “aku membenci mu Elton karena kau aku harus seperti ini” menarik nafas dan menghembuskannya kasar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE BEST AKTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang