Bab '1'

38.4K 2.4K 181
                                    

Jessie Katrina.

Sebuah nama yang indah untuk, menggambarkan seorang gadis, cantik, Heboh, dan agak--Pintar ini. Seorang gadis SMK, yang sedang dilanda Galau, karena ia harus memilih Kerja atau Kuliah.

Gadis itu mengaduk minumannya, Kuliah pun, ia tidak ada uang. Cari kerja? Sekarang susah. Tapi tak ada salahnya mencoba.

Jessie melirik jam tangan yang melingkar, di pergelangan tangannya. Jam 1 lewat, waktunya pulang. Ia keluar dari Cafe tersebut, tidak lupa membayar minumannya.

Dengan lesu, Jessie keluar dari Cafe. Ayolah, ini sudah masuk Ujian sidang Prakerin Kerja Lapangan, sebentar lagi ujian lagi menyusul. Tak terasa, ia akan segera lulus. Tapi kini hidupnya tak jelas seperti ini.

Jessie mengecek Hpnya, Whatsapp nya ramai karena teman-temannya, sedang sibuk membahas tentang Ujian Sidang itu Minggu depan. Oh. Jessie bukan Siswi rajin dan pintar, bahkan ia baru membaca setengah Bab Laporan Pklnya. Dan baru 3 Slide Power Point yang ia buat.

Jessie benci keadaan ini.

Jessie berjalan kearah deretan mobil mewah yang terparkir di depan Cafe, kakinya membawa ia untuk berhenti di depan kaca kemudi, Mobil Honda Civic hitam, yang mengkilat. Seakan memanggil ia untuk berkaca sebentar disitu.

Jessie agak menundukkan kepalanya, dan mulai merapikan rambutnya yang agak acak-acakan. Jessie tidak tahu, bahwa ada seseorang yang sedang, memperhatikannya, dari dalam Mobil.

Dengan menahan Tawa, Jordan mengambil Hpnya dan mulai memotret Jessie. Tidak lupa-Memvideo-nya. Jessie yang begitu percaya diri terus berkaca, dari mulai merapikan rambut. Sampai memanyunkan bibirnya.

"Ish! Bibir gue kering."

Sret. Jreng!

"Udah cantik kok Dek!"

Splash..

"Aaaaa. Mampus gue!"

Setelah kaca mobil yang hitam itu dibuka, menampilkan wajah tampan Jordan yang menahan tawa, Jessie langsung lari terbirit-birit, menjatuhkan Hpnya di Aspal dekat mobil Jordan.

"E--eh, Dek! Hpnya ketinggalan." Teriak Jordan, tapi Jessie terus berlari karena malu. Ia sudah tidak mau menengok ke belakang lagi, ia benar-benar malu. Ini mimpi buruk Jessie.

Jordan menatap Hp itu, dan mengangkat bahunya. "Nanti gue balikin deh, pasti abis itu dia sibuk nyariin Hpnya."

Jordan masuk kedalam mobil, dan mulai meninggalkan Areal Parkir Cafenya yang baru 2 bulan dibuka di tempat itu.

...

"Aaah! Sue. Kenapa bisa ada orangnya sih?! Aah malu. Mana cakep lagi yang liatin gue, Malu tingkat Provinsi inimah."

Setelah itu Jessie duduk di trotoar jalan, menunggu angkot yang lewat, ia meraba kantong bajunya, untuk mengecek Hpnya.

"Loh! Loh!" Jessie panik, ia mulai meraba kantong Androk-nya dan nihil. Hpnya hilang, mengacak-acak isi tas-nya juga sama. Omg, separuh hidup Jessie hilang.

"Aakh. Mana ada cerita anu lagi, di Library Wattpad gue. Mana gak dikunci lagi, hadoh mampus gue!"

Jessie menepuk jidatnya, "Neng, mau naik?" Angkot tujuan rumah Jessie tepat berhenti di depan Jessie, si Mamang membuyarkan kepanikan Jessie. Dengan lemas gadis itu menaiki angkot yang berisi Siswa dari sekolah lain.

Jessie akan kesana besok, kalau-kalau masih ada. Hadeuh, jaman sekarang duit seribu aja jatoh baru kedip udah hilang dari penglihatan, apalagi ini Hp yang lumayan kalau dijual. Dasar! Hari yang sial.

...

"Pah. Aku mau punya Baby Sitter dong!" Rengek Kanza, anak Jordan yang berumur 9 tahun. Jordan yang baru mendudukkan pantatnya di sofa, langsung mengernyit.

"Kanza kan udah gede, jangan jadi anak manja. Harus mandiri," jawab Jordan, setengah mengerang lelah.

Kanza cemberut, ia menggoyang-goyangkan lengan Jordan. "Aahh Papah. Kanza kan kesepian. Kanza pengen tiap malem ada yang bacain Kanza dogeng, temenin Kanza Main, dengerin curhatan Kanza. Papah kan sibuk, Mama kan udah punya keluarga baru, Papah Please,"

Jordan menghela nafas, "iya nanti ya. Biar Papa cari dulu Baby Sitternya. Kanza mau yang kayak gimana?"

"Eum? Keibuan. Itu cukup,"

Keibuan? Kanza ingin cari baby sitter atau Mama baru?

"Oke nanti, Papa cariin ya?"

"Promise?"

"Yes, I'm Promise. My Litte Girl"

Senyuman Kanza adalah penyemangat hidup Jordan.

...









Percobaan tahap 1. Ada yang suka? Lanjut. Tidak ada, unpublish, ceritanya hanya coba-coba, kalau ramai peminat, saya up terus.

Silviyani Rahayu

Mr. DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang