Bab '29'

2.8K 162 10
                                    

Rahasia yang terungkap

///

Mereka bertemu lagi dengan parkiran Cafe milik Jordan, yang mempertemukan mereka untuk pertama kali dalam sebuah kejadian yang tak direncanakan sebelumnya. Jessie, kembali lagi dengan status calon istri dari seorang Pengusaha tampan, kaya raya, blasteran Jerman-Indonesia, Jordan Brauer.

Diwaktu yang tak disangka, akan bisa membawa mereka dalam dekap hangat sebuah rasa, apa itu sayang dan cinta. Sore ini, Jessie mengingat awal dari semuanya, bagaimana ia pernah merasa sangat malu, lalu akhirnya sangat marah, dan perjalanan akhirnya bisa sangat bersyukur, ada disisi lelaki ini.

Penerimaan, tentang semua yang telah terjadi, membuat Jessie lebih sabar dan legowo, atas perjalanan hubungannya.

schön Cafe (Shun Cafe).

Jessie menatap jauh bangunan indah di depannya, dulu ia pernah kesini, dengan perasaan gundah, gelisah, bingung akan masa depan yang kelabu. Dari dalam sebuah Cafe baru, matanya menatap keluar, mencari-cari cara, menghadapi masa depan yang tentu saja tak indah dan tak mudah. Kini ia kembali, dengan masa depannya yang Jessie inginkan cerah.

Genggaman tangan Jordan, dan senyum hangatnya membuat Jessie tersadar dari lamunan, tentang masa yang telah lalu, kini, masa depannya telah ditentukan, diketik dengan indah, oleh tangan Tuhan.

Mereka berjalan, ke arah pintu utama Cafe, Jordan membukakan pintu untuk gadis di sampingnya itu. Dinginnya angin AC, menyapa wajah keduanya.

Memilih duduk di samping kaca besar, yang menghadap parkiran dan jalan. Jordan menarik kursi kayu itu, untuk Jessie. Mempersilakan kekasihnya duduk terlebih dahulu. "Kita kembali lagi" ucap Jessie, yang diangguki kekasihnya yang sudah ada di sebrang meja.

"Dengan status, yang gak sama kayak dulu." Tambahnya.

"Dulu, aku kira kisah kita gak bakal sepanjang ini Mas. Aku kira cuman kayak yaudah, pertemuan gak disengaja aja."

"Itu namanya takdir Jes. Sekuat apapun kita menghindar, pasti bakal ketemu juga. Tau gak, dulu Mas tuh lagi frustasi banget tau, pas lihat kamu ngaca di mobil Mas, itu sedikit menghibur Mas." arah pandangan Jessie, langsung terpaku pada Jordan, yang memandang ke arah tangan kekasihnya yang tengah ia gengam. Menarik nafas sebentar,

"Saat itu, Mas lagi banyak fikiran. Khanza selalu minta Mama baru, dan lagi ada masalah juga sama Vater. Ruwet banget pokoknya."

"Masalahnya emang seberapa besar, sih Mas? Kayaknya enggak kelar-kelar."

"Sebenernya gara-gara perceraian Mas dulu. Vater sama mantan Mertua Mas, hubungannya jadi rengang. Mereka udah jadi patner bisnis lama, gara-gara perceraian itu, bubar sudah perjanjian bisnis yang udah lama mereka jalanin. Mantan mertua Mas sangat amat kecewa, terutama sama Mas sih. Ya tapi gimana Jes, hubungan dengan Mamanya Khanza itu, sulit banget. Kita bersama tanpa adanya cinta di awal pernikahan."

"Terus? Mas gak mencoba memperbaiki hubungan itu?" tanya Jessie, mengusap ibu jari Jordan dengan jemari tangannya. Jordan tertunduk lesu, "sudah. Berulang kali Mas mencoba, tapi Vater gak bisa nerima. Ditambah, karena hubungan Mas dengan Emily juga dulu. Mama dan Vater menentang keras, sampai pernah Emily tengah malem diusir Mama, saat kita lagi nginep di rumah orangtuaku."

Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana, Jessie sendiri pun bingung. Satu sisi Jessie ingin membuat hubungan Ayah dan anak itu membaik, tapi disisi lain, masalahnya sekarang tidak semudah itu juga, karena kehadiran anak dari Emily dan Jordan, hasil hubungan keduanya dahulu.

Omong-omong soal anak itu, mereka berdua juga belum tahu wajahnya seperti apa, dan anaknya bagaimana.

Apakah Jessie cemburu? Tentu saja, iya.

Mr. DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang