Joey Alan Alexander

26 4 0
                                    

Kenapa di hari yang cerah dan indah ini, gue harus mengalami kesialan berturut - turut?

Gara-gara gak sengaja numpahin susu adek gue ke sarapannya sama karena gue nggak mau anterin adek gue ke sekolahnya, gue harus mendapat ceramah pagi dari papi dan mami gue. Tambah lagi uang jajan gue dipotong selama dua hari.

Terus pas gue lagi di lampu merah, gue harus ketemu sama bapak-bapak yang gak waras. Dan gue disangka sebagai Fero Walandouw yang katanya ninggalin anaknya pas lagi sayang-sayangnya. Gue udah bilang kalau gue bukan Fero Walandouw, tapi tuh bapak tetep keukeh sama pendiriannya.

Sampai akhirnya gue ditarik sama dia ke sebuah gang. Dan gue bikin alasan sama dia biar gue bebas. Gue bilang aja kalau gue mau buang air kecil. Terus gue langsung kabur dan bersiap jalan menuju sekolah. Pas mau jalan, tiba - tiba lampu lalu lintas kembali berwarna merah.

Sampai disekolah, gue harus berurusan dengan Darko, rival gue.

Dan sekarang, gue tabrakan dengan sesosok manusia yang sedang memegang minuman. Alhasil baju dan jaket gue pun basah.
Ya Tuhan... Cobaan macam apa ini??

Gue menatap tajam cewek yang sekarang ada dihadapan gue dan lagi natap gue dengan horror. Tunggu. Perasaan gue kenal deh ini cewek. Bentar gue inget-inget dulu.

Oh iya! Dia kan kembarannya ondel-ondel yang suka gue temuin di jalan raya menuju sekolah! Yang mulutnya sebelas dua belas sama bebek. Kenapa gue harus ketemu dia coba?

Gue yang nggak bisa meredam emosi gue, seketika emosi gue mencuat ke permukaan. Yang membuat gue membentak si cewek kembaran ondel-ondel ini.

"Lo jalan liat-liat apa! Punya mata nggak sih lo?!" bentak gue.

"Heh! Lo yang harusnya jalan pake mata! Makanya itu hape lo taro dulu!" balas gue.

"Kurang ajar banget lo sama gue ya! Lo nggak tau siapa gue?! Harusnya lo itu minta maaf!!"

"Gue nggak tau dan nggak mau tau! Lagian yang salah tuh lo! Bukan gue! Lo jatuhin minuman gue! Siapa suruh lo main hape sambil jalan!"

"Kurang ajar banget sih lo! Siapa nama lo dan kelas berapa lo?!" tanya gue dengan emosi yang udah meletup-letup.

"Gue? Lo nggak kenal siapa gue?" dia geleng-geleng kepala yang membuat gue bingung, "kenalin, nama gue Selena Gemes pacarnya Alan Walker, kelas XI-2" jawab dia. Nih orang udah gila apa nggak waras?

"Selain nyolot, lo juga gila ya! Sekarang, lo ikut gue ke ruang OSIS! Gue bakalan kasih hukuman ke lo karena udah kurang ajar sama senior!". Gue pun menarik tangan dia kasar menuju ke ruang OSIS.

Sementara itu, sepanjang lorong menuju ruang OSIS, pandangan para manusia yang berada dilorong itu  nggak luput dari gue yang narik si siapa dah namanya tuh... Oh iya... ADIN!

Gue kenal namanya karena dulu dia pernah ketauan bolos bareng anak kelas XI sama gue. Dan gue berhasil nangkep dia dan bawa dia ke ruang BK. Diruang BK, bu Tri ceramahin dia dan dari situlah gue tau namanya.

Sampai akhirnya gue sampe diruang OSIS dan menariknya kembali untuk masuk keruangan OSIS. Diruangan itu, ada Fahmi dan Rangga yang sekarang lagi merhatiin gue dan si Adin.

"Duduk lo!!" perintah gue tegas yang dituruti oleh Adin.

"Lo ngerti sopan-santun gak sih?! Gue ini kakak kelas lo! Senior lo! Harusnya sebagai adek kelas, lo tuh hormat sama kakak kelas! Bukan malah gertakin! Apa orang tua lo nggak ngajarin sopan-santun hah?!" bentak gue. Dan akhirnya terjadilah perdebatan cukup panjang yang membuat gue membuat emosi gue meledak.

"LO!!!" bentak gue sambil menggebrak meja dengan cukup keras yang membuat Adin, Fahmi, dan Rangga pada terlonjak kaget.

"Alan! Lo nggak boleh kayak gitu sama adek kelas bege!" kata Fahmi.

"Iya Lan. Lo boleh marah, tapi nggak usah lampiasin ke dekel!" lanjut si Rangga.

"Lo marah sama Darko boleh aja, tapi gak usah lampiasin ke Adin. Toh juga si Adin juga emang nggak sengaja. Lo bisa cek CCTV deh," tambah Rangga yang membuat gue menghela nafas gue kasar. Sambil memijit dahi, gue pun kembali duduk.

Gue mendengar percakapan Rangga yang menyuruh si cewek nyolot itu pergi dari ruangan ini.

"Lo inget! Lo masih punya utang sama gue!"
"Lah bodo..." katanya. Lalu pergi meninggalkan gue, Fahmi, dan Rangga.

"Bro, perasaan kok lo galak amat sih? Kasian itu para dekel ketakutan setiap deket lo," tanya Fahmi.

"Iya. Lo juga kenapa sensian amat sih ama Adin? Perasaan si Farah yang sengaja nabrak elo aja nggak direspon," tambah Rangga.

"Jangan-jangan lo ada..." kata Fahmi yang sambil melirik Rangga. Rangga yang kayaknya ngerti kode dari Fahmi, langsung tersenyum.

"Nggak ada apa-apaan bele! Udah ah, gue mau ganti baju dulu," ujar gue sambil berlalu pergi. Gue udah tau apa yang akan terjadi karena udah hapal ekspresi mereka.

Gue pun berlalu pergi meninggalkan mereka berdua dan menuju ke loker gue untuk ambil baju ganti. Setelah ambil baju ganti, gue pun menuju ke ruang ganti yang nggak jauh dari tempat loker.

***
TBC

Ekhem... Ekhem... Cek cek cek...
Haloo everybody guys👋

Yeee.... Gue kembali update. Bagaimana sama part ini? Apakah kalian suka? Semoga pada suka ya...

Jangan lupa vote, kritik, dan sarannya ya... Hepi reading guys💓


Senyumrindu
-doi Alan Walker yang kakinya pegel-pegel gegara muterin Kebun Raya Bogor😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Hate To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang