Hey

2.9K 169 23
                                    

R I R E N fanfiction
.

.

Jeager Bomb presents

-*HEY*-

.
.
.
Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama

Hey  © Jeagerbombastic22

.
.

*
Enjoy<3

*

*

*

"Hey,"

"Ha?"

"Kau tak apa--?"

"Berisik! Aku tak apa!" Bentak Eren sebelum berlari menuju kamar dan membantingnya tertutup.

Rivaille tertegun diam. Tak pernah sebelumnya ia mendengar sang pujaan hati membentak kasar, kecuali ketika sedang marah. Tapi kali ini ada yang beda. Biasanya, bila Eren marah atau mengambek, si brunette akan mendengus hampir setiap 5 detik sekali sebelum menggerutu. Menyumpahi siapapun yang membuatnya marah, mungkin. Lalu memukul tembok terdekat dengan kepalan tangan yang kuat.

Bisa dibilang seperti singa betina ngamuk.

Tapi kali ini, bukannya menggerutu, Eren lebih memilih diam. Matanya menatap nyalang tapi api yang biasanya selalu membara dibalik permata zamrud tersebut seperti menghilang, hampir membuat mata yang biasanya berbinar-binar nampak hampa. Rambut Eren yang dari dulu selalu berantakan pun terlihat semakin berantakan.

Setiap 5 detik sekali, Levi menyadari bahwa Eren akan menghela nafas berat atau mendesis seperti kucing. Hal ini semakin membuat Levi khawatir. Terlebih lagi jam kerjanya yang bertambah, membuat waktunya untuk bersama dengan Eren berkurang drastis. Semakin khawatir lah sang seme bertubuh pendek itu.

Levi tak pernah melihat kondisi barang Eren berantakan, mau segimana malasnya si brunette itu, pasti pakaian dan barang-barang lain akan selalu rapih serta bersih. Jadi ketika Levi membuka lemari dan melihat pakaian Eren sebagian besar berantakan, ia terkejut bukan main. Apalagi ketika ia mendapati laptop Eren, yang biasanya dimainkan oleh si empunya permata zamrud itu, terabaikan begitu saja di meja ruang keluarga.

Apa yang terjadi?

Levi bukanlah pemuda yang mudah peka akan sesuatu. Bahkan perasaan cinta Eren baru ia ketahui setelah sang brunette mengungkapkan perasaannya duluan. Ia benar-benar payah akan urusan perasaan. Jadi untuk kali ini saja, ia menelepon teman dokternya dan meminta bantuan.

"Hanji, bantu aku,"

"HAI, KURCACI!!! ADA APA!!!?!?!"

"Ck, pelankan suaramu," Levi menatap pintu kamar dengan khawatir sebelum fokus kembali kepada Hanji. "Aku serius, aku butuh bantuanmu."

Mendengar nada serius Levi yang bercampur dengan perasaan khawatir, Hanji terdiam sesaat. "Ada apa?" Si makhluk tak jelas gender itu bertanya lembut, seperti seorang ibu kepada anaknya.

Levi menghela kasar. Ia mengusap wajah dengan tangan yang tidak memegang ponsel dan mengerang frustasi. "Aku butuh bantuanmu. Eren bertingkah sangat aneh." Gerutu si ravenette.

Hey [R I R E N](oneshot//modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang