Dua Puluh Lima

38.7K 1.3K 16
                                    

Celin pov

3 hari di puncak ditambah beberapa jam di perjalanan membuat badanku remuk. Ku hempaskan langsung bokongku ke sofa apartemen Alvin dan memejamkan mata berniat untuk tidur.

"Pergi mandi dulu Be..". Ujar Alvin.

Aku mengangguk sambil bangkit dari sofa dan beranjak pergi ke kamarnya. Tapi, bukan untuk mandi melainkan aku ingin tidur saja. Huahh! Aku lelah!

"Be?". Sayup-sayup ku dengar panggilan Alvin.

"Bersih-bersih dulu baru tidur". Sambungnya.

"Gamau..". Balasku menggeliat menenggelamkan wajahku kebawah bantal.

Tidak ada suara balasan dari Alvin. Oyey!dia membiarkanku tidur berarti' batinku senang.

Kurasakan tubuhku terangkat, dan wajah Alvinlah yang pertama kali kulihat begitu kubuka mataku. "Iihhh, Alvinn, aku gamau mandiii, aku lelah mau tidur". Ujarku kesal, Begitu dia menggendongku masuk kedalam kamar mandi.

"Mandi dulu Be, setelah itu tidurlah". Jawabnya.

Aku hanya pasrah begitu Alvin meletakkanku dibathtub yang sudah penuh dengan busa sabun. Kapan dia mengisinya?'pikirku.

"Cepatlah mandi, aku akan menyiapkan makan malam untukmu". Ucapnya sembari mencium keningku.

"Baiklahh-baiklaaaahh". Jawabku pasrah, Alvin tegelak dan langsung meninggalkan kamar mandi.

.

Setelah bersih-bersih kuputuskan untuk keluar menggunakan celana pendek dengan atasan kemeja biru milik Alvin.

"Alvinn, aku sudah selesai mandiii". Teriakku. Alvin mengalihkan perhatiannya yang semula membilas piring kotor beralih melihat kearahku.

"Baiklah kalau begitu sekarang aku yang akan mandi". Jawabnya.

"Makanlah duluan, kalau kau sudah lapar". Ujarnya mendekat kearahku.

Aku menggeleng. "Aku akan menunggumu". Jawabku. Alvin mengangguk dan mencium keningku sekilas.

"Sepertinya aku belum mendapatkan vitamin hari ini". Ujarnya. Aku tersenyum dan langsung mengalungkan tanganku kelehernya.

Alvin tersenyum dan langsung menyambar bibirku,menciumku dengan lembut tanpa berniat untuk melewatkan bagian apapun kali ini.

Kulepaskan ciuman kami agar aku bisa mengambil nafas, tidak mau menunggu lama Alvin kembali melumat bibirku.

"Tidak apakan aku memakai kemejamu?". Tanyaku begitu ia menyudahi ciuman kami dan beranjak pergi.

"Tentu saja sweety, itu milikmu juga". Balasnya dengan mengedipkan mata.

Aku mengigit bibir bawahku seraya tersenyum melihatnya.

'Walaupun dia mengatakan hal sepele seperti itu saja aku jatuh cinta'

□□□

Alvin pov

"Be, ayo makan". Ajakku begitu ku lihat dia masih saja santai menonton film.

"Alvinn, kita makan di depan tv saja ya, aku ingin melihat film ini". Ujarnya dengan memasang mimik wajah memelas.

"Tidak Be. Makan haruslah di meja makan.". Jawabku tegas. "Ayo kemari".

Celin menatapku lesuh dan langsung mematikan tv  sambil berjalan mendekat mengikutiku kemeja makan.

"Jangan cemberut seperti itu hanya karena aku tidak memberimu izin makan disana". Ujarku. Celin semakin menekukkan wajahnya dan tidak membalas perkataanku.

Kuhembuskan nafasku pelan begitu melihat wajah cemberutnya yang tidak berubah. "Pergilah lihat film itu. Aku akan membawa piring makananmu kesana". Ucapku akhirnya.

Senyum mengembang langsung menghiasi wajahnya. "Yesss, terima kasih Alvin aku mencintaimu". Teriaknya dan langsung berlari menuju ruang tv.

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku melihat tingkahnya yang seperti itu.

Bahkan walaupun beberapa menit saja, aku tidak tega mengabaikan permintaannya' batinku.

.

"Emm--Alvinn, Ini--".

"Habiskan dulu makanan didalam mulutmu, kemudian bicaralah". Ucapku memotong perkataannya.

Celin mengangguk sambil menghabiskan makanan yang berada di dalam mulutnya. "Alvin masakanmu memang enak". Ucapnya langsung.

Aku tegelak dan menyuapkan lagi makanan kedalam mulutnya. Celin menerima suapanku dengan mulut terbuka lebar dan mata yang berbinar, kemudian perhatian nya kembali ke film yang sedang ia tonton.

"Alvin, aku sudah kenyang". Ujarnya.Aku mengangguk dan memberikannya segelas air putih.
"Terima kasih makanannya Alvin, sekarang biar aku yang meletakkannya di belakang dan mencucinya". Ujarnya.

Aku menggeleng dan mengambil gelas yang sudah kosong di atas meja, "Nonton saja film itu, aku yang akan membawanya kebelakang". Balasku.

Celin menggeleng. "Biar aku saja, kamu sudah memasak dan menyulangiku". Bantahnya.

Ku balas dia dengan kecupan singkat di bibirnya sebelum aku beranjak dari sofa. "Nonton lah film itu,aku akan menyiapkan susu hangat supaya tidurmu nyenyak nanti". Balasku dan pergi menuju dapur.

Begitu aku kembali sambil membawa susu coklat, Kulihat wajah Celin yang kelelahan, walaupun matanya tetap saja fokus ke arah film yang sedang ia lihat.

"Kalau memang sudah lelah, tidurlah Be". Ujarku.

Celin mengggelengkan kepalanya dan kembali menonton. "Aku masih penasaran dengan ceritanya".

"Itu DVD, kau bisa memutarnya berulang kali". Jawabku.

"Yasudah sebentar lagi". Balasnya.

Kuhembuskan nafasku pelan dan memilih memainkan tabletku memeriksa beberapa email baru.

"Be, Besok Mama menyuruhku untuk membawamu kerumah". Ujarku begitu mengingat mama meneleponku hanya untuk menyampaikan kalau dia merindukan Celin dan menyuruhnya datang.

"Besok pagi sekitar jam 10 aku ada meeting kemungkinan akan selesai sebelum makan siang, jadi aku akan menjemputmu saat makan siang dan kita langsung pergi kerumahku". Sambungku.

"..."

"Jangan pergi kemanapun tanpa memberitahuku, besok aku akan menjemputmu di cafe-mu saja, bagaimana?".

"..."

Tidak ada sahutan.

Kualihkan pandanganku dari tablet yang kupegang dan langsung mengeleng tidak percaya, kalau sedari tadi aku berbicara hanya dengan diriku sendiri.

Sedangkan Celin sudah jatuh tertidur meninggalkan gelas kosong dan film yang masih berjalan. Kuletakkan tabletku keatas meja dan langsung bergerak untuk menggendong Celin masuk kedalam kamar.

"Kau benar-benar sangat bisa menguji kesabaranku Be". Ujarku.

"Kalau begitu, Selamat tidur sweety". Sambungku mencium keningnya dan menarik selimut menutupi sampai sebatas dada.

Setelah puas melihat wajah damainya saat tertidur, kuputuskan pergi keruang kerjaku untuk memeriksa berkas yang akan kubawa besok, agar bisa segera menyusul Celin ke alam mimpi.

■■■

Haii, kali ini aku up nya gak telat kan? Hehehe
Nantikan terus ya kelanjutan ceritanyaaa.

Jangan lupa vote dan komennya aku tunggu
Dahhh

Possessive Boy (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang