Kamu cuma orang baru yang entah kenapa bisa membuat mataku tak berkedip memandangmu -Alana.
***
Seorang gadis mengendap-endap masuk kedalam sebuah kamar di sebuah rumah bertingkat. Setelah ditutupnya pintu kamar itu, dia kemudian berjalan menuju jendela. Disibakkannya gorden jendela lalu mulai mengintip. Mengintip bagai seorang maling yang akan menjalankan aksi bejat.
Namanya Alana, orang yang tadi mengendap-endap masuk ke sebuah kamar. Bukan, dia bukan maling. Dia seperti itu agar tak diketahui oleh orang tuanya sedang mengintip seseorang di luar sana. Iya, Alana sedang mengintip seseorang dari dalam kamar orang tuanya.
"Wohoo dia kok ganteng banget sih?" Jerit Alana tanpa sengaja. Dia membekap mulutnya lalu memukulnya pelan.
Setelah melakukan hal bodoh itu dia mengintip kembali objek di luar sana. Seorang cowok ganteng yang sedang membaca buku didepan rumah. Wajah serius membuatnya bertambah kece.
"Itu anak namanya siapa coba? Ganteng banget."
Alana dan pemikirannya yang bodoh. Sudah seminggu cowok itu menjadi tetangga barunya tapi dia sama sekali tak mengetahui nama cowok itu. Padahal Alana bisa saja menanyakannya langsung, tapi yang dilakukannya hanya mengintip-intip seperti ini.
"Alana!" Jeritan mamanya membuat Alana terkesiap lalu buru-buru keluar dari kamar orang tuanya.
Dia menuju dapur dimana mamanya berada sedang memasak. "Kenapa ma?" tanya Alana.
"Mama lupa belum beli sabun dan detergen. Padahal mama mau mencuci setelah masak. Kamu mau gak beli ke minimarket depan?"
"Mau banget, Ma!" Saking semangatnya Alana tak menyadari bahwa dia sudah menjerit-jerit sambil melompat.
Mamanya geleng-geleng kepala melihat Alana yang seperti orang kesurupan hanya karena disuruh pergi ke minimarket.
"Ya sudah uangnya kamu ambil di dompet mama. Jangan heboh."
Alana hanya cengar-cengir lalu bergegas melakukan perintah Mama.
Bukan tanpa alasan dia bisa heboh seperti itu. Alasannya hanya satu, dia bisa caper pada tetangga baru yang kecenya buat Alana ileran.
Tapi bukan Alana namanya jika dia menegur tetangga barunya itu. Alana hanya lewat dari depan rumah cowok itu sambil curi-curi pandang. Jalan seperti orang kesetanan karena saking gugupnya. Begitu juga saat pulang dari minimarket dengan membawa barang belanjaan dia berjalan cepat, sampai tak melihat kalau cowok itu ternyata memperhatikannya.***
Suara motor di depan rumah Alana mengusik ketenangan Alfi-tetangga baru Alana. Dia melihat pemilik motor tersebut memasuki halaman rumah Alana. Seingatnya tadi siang orang tua Alana pergi dan belum pulang sampai malam ini. Namun bukan Alfi namanya jika terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain, akhirnya dia kembali fokus kepada layar laptop yang menampilkan dokumen tugasnya.
Belum sampai lima menit Alfi mendengar suara keributan dari dalam rumah Alana. Awalnya Alfi ragu untuk mengecek lebih lanjut apa yang terjadi, namun karena dia melihat Alana ditarik-tarik keluar oleh pemilik motor tadi akhirnya diapun turun tangan.
Dengan pergerakan yang cepat Alfi segera masuk ke pekarangan rumah Alana. Sekali hentakan tangannya sudah melayang ke pipi cowok itu. Mata Alfi nyalang setelah mengetahui siapa ternyata cowok itu. Dia Regan, orang yang paling dibenci Alfi di muka bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dignitate - Short Story
RandomGiveaway dari radexn *** Dia Alfi, tetangga baru yang bisa membolak-balikkan hatiku.