Yusuf terbangun dari lelapnya tidur. Tidak ada suara adzan terdengar ditelinganya, DIa menoleh ke kanan dan menatap jam dinding tepat di atas monitor komputer. Waktu menunjukkan pukul 5:35 WIB. Yusuf langsung lompat, dan berwudhu di kamar mandi.
"Nak, cepat shalat shubuh! Nanti kamu kelamaan mandi dan sarapan!." Ibu sudah shalat lebih dulu daripada Yusuf. Di waktu fajar ibunyasudah terlihat giat. Ia langsung melaksanakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, sebagai seorang ibu. Dia lah malaikat bagi anaknya. Ibu selalu perhatian kepada anak-anak nya yang masih remaja seperti Yusuf, maupun yang sudah dewasa.
Yusuf tinggal bersama ibu dan ayah. Mereka menempati rumah nenek, yang sudah menjadi harta warisan untuk anak-anaknya. Selagi keluarga Yusuf tinggal dirumah nenek, mereka juga menunggu pembeli yang ingin membeli rumah.
Setelah berwudhu, Yusuf langsung mengenakan sarung, peci, dan membentangkan sajadah untuk mengerjakan shalat shubuh. Setelah salam, ia beristighfar, dan berdoa agar hari ini menjadi hari yang berkah baginya.
Dengan cepat Yusuf melipat sajadah, sarung, dan melepaskan peci, kemudian ia letakkan kembali di tempat nya semula. Ketika hendak keluar dari kamar, sudah tercium harum aroma masakan ibu yang sangat lezat. Dan dia lihat dari kejauhan, sudah terletak piring dan makanan, tenyata ibu sudah persiapkan sarapan untuk anaknya tercinta.
"Ayo nak, sarapan. Nanti kamu terlambat sekolah."
"Iya ma, terima kasih ya ma." jawabku lembut sambil tersenyum.
Yusuf duduk di meja makan, di hadapan makanannya, ia membaca doa sebelum makan.
"Bismillahirrahmaanirrahiim. Allahumma bariklana fiima rozaqtanaa wakinaa adzaa bannaar."
Yusuf mulai makan santapan sarapan, sambil melihat acara televisi "Islam Itu Indah" di channel TransTV. Ibu duduk di kursi kecil favoritnya, sambil menikmati teh hangat dan menonton acara televisi bersama dengan Yusuf.
Banyak yang mereka bincangkan. Terkadang mereka beradu komentar bagaimana penampilan Ustadz/Ustadzah berdakwah dalam acara televisi tersebut. Seperti ini lah rutinitas Yusuf dan ibunya di pagi hari. Setelah sarapan, Yusuf langsung ke dapur untuk mencuci piring, dan bergegas mengambil handuk untuk mandi.
Setelah mandi, terburu-buru Yusuf memasuki kamarnya, dan mengeluarkan baju seragam putih-biru di lemari baju, dan mengenakan nya dengan atribut yang sangat lengkap. Di lengan kanannya terdapat simbol sekolah bernama "SMP Negeri 16 Medan".
Yusuf berdiri didepan cermin, dan melihat wajahnya blasteran Indonesia-Jepang, berkulit putih kekuningan, berhidung kecil, dan bibir tipis. Dada sebelah kiri terdapat atribut tiga bintang kuning serta lambang bendera Merah Putih diatasnya. Di sebelah kanannya ada atribut nama dan tertulis, "Muhammad Yusuf Fadhlika" dengan penuh harap agar nama ini memberi kebahagiaan untuk ibu, kebaikan kepada orang-orang.
Ia memakai dasi dan topi dengan rapi, dan menyandang tas bersedia untuk berangkat sekolah. Ya, Yusuf masih kelas 3 SMP, menjalani semester akhir. Ia masih bingung untuk melanjutkan pendidikannya. Namun, yang harus dia hadapi adalah di hari dimana ia berdiri sekarang. Yusuf harus bersedia menghadapi rintangan apapun hari ini.
Pemuda ini menyalami ibunya dan berpamitan untuk berangkat sekolah.
"Ma, Yusuf berangkat sekolah dulu."
"Iya, nak. Kamu hati-hati di jalan, ya. Ongkos kamu udah bawa kan? Air minum nya udah di isi kan? Nanti kalau udah jam pulang, kamu pulang terus ! Jangan kemana-mana. Atau kalau mau ke rumah temen, kabarin mama dulu!" tegas ibu.
"Iya ma. Nanti kalau Yusuf mau pergi ke rumah temen, nanti Yusuf kabarin lewat HP." jawab Yusuf lembut dengan senyum.
"Yaudah, kamu hati-hati di angkot ya. Jagain barang-barang kamu."
"Iya ma. Yusuf pamit, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam. Hati-hati,nak"
Yusuf membuka pintu rumah, dan mengikat tali sepatunya. Saat keluar dari gerbang, terlihat mushola di seberang depan kiri rumah, yang hanya terdengar adzan pada waktu Shubuh, Maghrib, Isya . Bahkan, di antara ketiga waktu itu tidak ada yang mengumandangkan adzan, atau terkadang terlambat berkumandang. Yusuf tidak mendengar adanya adzan Shubuh, itulah mengapa dia tidak bangun lebih awal. Biasanya, Yusuf terbangun ketika adzan Shubuh berkumandang.
Dia berpikir sejenak, apa yang membuat mushola itu senyap? Mengapa hanya 3 waktu saja? Jika bertanya soal para pengurus, tentu saja pasti ada. Tapi, mengapa mushola yang berada di tengah-tengah masyarakat terlihat setengah hidup? "Sudah lah, lagian aku jarang sholat di mushola itu." Yusuf memalingkan pikiran nya dan fokus melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.
Mungkin, suatu hari nanti, mushola itu akan menjadi tempat penarik perhatian bagi Yusuf. Dan perlahan-lahan, dia akan menemukan jawabannya. Atau bisa jadi, mushola itu adalah tempat bagi Yusuf untuk menemukan jati dirinya yang baru.
===================================================
Wih, tolong di vote ya. Karena satu klik bintang anda sangat berarti bagi saya :D
Btw baru-baru ini nyoba-nyobain buat cerita di Wattpad. Dan, baru-baru ini suka untuk nulis, wkwkwkwk. Jadi, mohon dimaklumi deh kalo kata-katanya gak pas di mata pembaca.
Kalo diliat-diliat sih, Wattpad itu agak sama kayak sosmed ya. Atau emang pantes dibilang sosmed.
Kenapa? Tidak semua postingan pengguna Wattpad berupa karya yang berbau sastra, namun mereka bebas mengeksplorasi ide mereka, isi hati mereka, jadi mereka bebas untuk menulis, dan orang lain juga bebas untuk ngeliat, gitu. Dan diliat-liat juga para pengguna Wattpad jadi sering ngobrol di DM, komentar, yang artinya aplikasi ini juga dipake untuk sarana komunikasi.Rencananya sih, Insya Allah, habis selesain cerita ini, aku bakal bagi-bagi ilmu tentang Pemahaman Algoritma Bahasa Pemrograman: Pascal, C, C++, sekaligus bahasa browser HTML dan CSS. Maklum juga, yang punya akun anak SMK wkwkwk.
Jadi, sebenarnya si Yusuf ini belum dibilang "Mujahid", karena ya liat aja, sholat Shubuh aja pake terlambat segala. Walaupun gak denger adzan, harus tetep bangun lebih awal dong! Masa kalah sama ibunya. Ya, Yusuf belum berhijrah, dia masih dalam keadaan tak terarah, sering mengeluh, namun siapa sangka, ia berubah 180" ketika ia masuk dalam mushola? Dan semua itu akan diceritain di bagian-bagian selanjut nya !
Ikutin terus ceritanya ya...===================================================

KAMU SEDANG MEMBACA
Mujahid - How to Save Our Little Mushola
ДуховныеSeorang pemuda bernama Yusuf, ingin berhijrah dan mengubah dirinya menjadi lebih baik. Di waktu ia berhijrah, ia mencoba untuk bermasyarakat dengan lingkungan sekitar nya. Mushola kecil, menjadi sumber perhatian bagi Yusuf, mengapa sedikit jama'ah y...