Prolog

13 1 1
                                    

Seorang gadis berbaring lemah di atas kasur queen size nya. Nampak cantik dengan kepolosan wajahnya dan tubuh yang dibaluti piyama bergambar stich salah satu tokoh kartun favoritnya. Hari pertama MOS membuatnya enggan terbangun dari tidur lelapnya.

Hingga seseorang mulai mengeluarkan suara khasnya, bagaikan alarm di pagi hari. "MILII! Bangun sayang, ini hari pertama sekolah loh nanti kamu bisa dihukum!"

Mendengar kata terakhir yang diucapkan sang mamah membuatnya sangat takut, lantas ia pun segera menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi ia langsung mengenakan seragam SMP nya tak lupa juga sebuah nametag yang melingkar indah dilehernya.

"Pagi mah pah!" Sapa nya pada sang papah dan mamah yang sedang menyantap sarapan.

"Pagi sayang!" Jawab keduanya serempak.

Mili pun duduk dikursi meja makan dan langsung memakan roti yang diolesi selai kacang diatasnya. "Yuk pah! Papah nganterin aku kan?" Tanyanya setelah selesai makan.

"Maaf sayang sebenernya papah pengen banget nganterin kamu, tapi papah ada meeting sekarang dan lokasi beda arah sama sekolah kamu!" Jelas Rafi berharap putri semata wayangnya itu mengerti.

"Oh yaudah deh pah nggak papa! Kalo gitu aku berangkat dulu ya pah mah!"

"Hati-hati dijalan sayang!" Teriak Rini.

***

Mili berjalan menuju halte dengan terburu-buru berharap angkutan umum akan berhenti tepat setelah ia sampai. Namun harapannya hanya lah sebuah harapan setibanya di halte ia tidak menemukan tanda-tanda akan datangnya angkutan umum. Hingga jam yang melingkar dipergelangan tangannya telah menunjukan pukul 7.05 dan kegiatan MOS dimulai pada pukul 7.15 itu artinya Mili hanya mempunyai waktu 10 menit.

Namun suara deruman motor membuyarkan kegelisahan Mili. Sebuah ninja putih berhenti tepat dihadapannya. "Lo anak Merah Putih kan?" Tanya sang empunya motor dengan kaca helm fullface terbuka.

Mili masih terdiam bingung namun akhirnya kepalanya mengangguk mengiyakan.

"Naik!" Suruh cowok berjaket jeans army itu.

Mili masih terdiam. "Kalo lo nggak mau yaudah! Siap-siap aja sama hukuman lo!"

Mendengar kata hukuman refleks membuat tangannya mencengkram cowok dihadapannya. "Oke aku ikut!"

Mili menaiki motor jangkung itu dengan sedikit kesusahan. Hening. Tak ada yang berniat membuka suara keduanya disibukkan dengan fikiran masing-masing. Mili masih kebingungan atas yang terjadi barusan ia berharap semuanya akan baik-baik saja, semoga nasib buruk tidak menimpa dirinya.

10 menit berlalu dan mereka pun sampai didepan gerbang yang hampir saja akan tertutup. Lantas Mili pun langsung turun dari motor itu dan berlari masuk sampai-sampai ia lupa berterimakasih pada cowok yang menjadi pahlawan paginya.

Lapangan basket nampak dipenuhi siswa-siswi berseragam SMP dengan nametag yang tergantung di masing-masing lehernya serta beberapa anggota osis juga terlihat disana. Mili segera bergabung dengan peserta MOS yang lain dilapang basket.

"Hai? Kenalin gue Mili!" Ucap Mili memperkenalkan dirinya pada seorang gadis berambut panjang yang berdiri tepat disampingnya.

"Eh? Hai! Gue Rani!" Rani membalas dengan senyuman.

Seorang anggota osis berjas navy berjalan kedepan dan mulai membariskan. Upacara akan dilaksanakan sekarang, sudah menjadi tradisi SMA Merah Putih yaitu melaksanakan upacara pembukaan.

25 menit berlalu akhirnya upacara di bawah terik matahari ini berakhir dengan hikmat meski kebanyakan dari mereka terus saja menguap dan mengibas-ngibaskan tangan saat mendengarkan pidato Pak Sukri selaku kepala sekolah SMA Merah Putih.

Lima cowok berpakaian hitam maju kedepan, namun ada salah satu dari mereka yang memakai jas berwarna army menandakan bahwa dia merupakan ketua dari cowok-cowok tersebut. Keren? Nggak usah ditanya. Ganteng? Nggak diragukan lagi. Mereka adalah most wanted di SMA yang sudah sangat terkenal itu.

"Selamat pagi?" Teriak seorang cowok dengan rambut bergel kehijauan.

"Pagi kak!" Jawab semua peserta MOS secara serempak.

"Oke kenalin kita adalah seksi keamanan disini! Jadi jangan macem-macem sama kita kalo kalian masih pengen masuk sekolah ini! Mengerti?" Teriak seorang cowok berambut blonde dengan tegas.

"Mengerti" Jawab peserta MOS dengan lesuh. Merasa tidak suka dengan kegiatan MOS disini yang sepertinya akan banyak pembullyan.

"Gitu cara jawabnya? Kalo kayak gini aja kalian udah lemes, mending kalian pergi dari sini!" Teriak cowok itu lagi.

"Mengerti Kak!" Kini mereka menjawab dengan nada yang sangat keras.

"Gue udah nggak butuh jawaban kalian, yang gue butuhin adalah pembuktian kalian semua!" Mereka pun pergi berlalu meninggalkan lapangan.

Di SMA Merah Putih memang diadakan seksi keamanan yang biasanya berasal dari anak-anak basket putra. Mereka ditugaskan untuk menjaga keamanan saat kegiatan MOS berlangsung dan menumbuhkan mental para siswa siswi yang notabenenya baru menginjak ke jenjang kedewasaan. Oleh karena itu jangan ada yang macem-macem sama mereka kalau masih pengen sekolah disana #sadisemang:v.

"Mereka siapa sih kok seenaknya banget? Mana mukanya pada sombong gitu lagi!" Ucap Mili yang terdengar oleh Rani.

"Lo nggak tau mereka?" Tanya Rani seperti merasa aneh.

Mili menggeleng tanda tidak tahu. "Yaampun Mil, mereka tuh anak basket yang terkenal banget! Tuh yang pake jas army yang paling ganteng itu Kak Naufal, sebelah kanannya itu Kak Eza sebelahnya kak Eza itu Kak Galuh terus yang sebelah kiri kak Naufal itu Kak Bimo sebelahnya ada Kak Rando!" Jelas Rani seraya menujuk kelima dari mereka.

"Kok lo tau banget sih?"

"Mmmm... Yah karena gue tau aja!".

***

Permulaan dulu jadi prolognya dikit. Baca terus ya guys!
Next👉

BEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang