" Rasanya sulit sekali untuk mengeluarkan sepatah kata, tapi mengapa sangat mudah untuk mengeluarkan air mata? "
.
.
.
.~♪~
Let Me Love You.
..
"Ra.." Archie membuka suara, setelah lima menit yang lalu ia diam. Sesekali ia mengelus lembut punggungku.
Kemudian tangannya merengkuh bahu-ku, lalu menyeretku kedalam pelukannya. Aku masih saja menangis dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajah.
Air bening ini tak henti-hentinya membasahi pipi. Aku tak bisa menghentikannya, begitu juga dengan kelopak mataku. Ia tak dapat menampungnya lebih lama lagi.
"Udah Ra.." Kata Archie setelah mendengar tangisku yang semakin menjadi. Lalu tangannya memeluk erat tanganku. Ia mengaitkan jarinya disela-sela jariku. ".. Ayo, gue anter lo pulang. Baju lo basah, nanti masuk angin lagi." lanjutnya lagi.
Aku masih diam, tak menjawab. Tatapan ku masih terarah pada kaos putihku yang sekarang tak berwarna putih lagi, akibat percikan warna merah darah yang pekat menghiasi. Aku meremas ujung bajuku, tatkala teringat kejadian malang yang menimpa ku satu jam lalu.
"Ra.." panggilnya lagi.
Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan untuk menjawab tawaran Archie tadi.
Tiba-tiba Archie melepaskan tautan jemari kami, lalu kedua tangannya dipakai untuk menangkup wajahku. Tatapannya tak lepas dari kedua mataku.
Aku tahu Archie memandangiku sedari tadi, tapi aku berusaha untuk menghiraukannya. Bukan apa-apa, hanya saja aku sedang malas menanggapi tatapan Archie yang bertanya-tanya, aku malas menjelaskan kepadanya perihal kejadian itu. Mengingatnya saja sudah membuat kepalaku pusing, jadi aku berusaha kembali menjadi aku di satu jam yang lalu. Meski tidak mungkin memang, tapi tolong yakini aku bahwa kejadian itu hanyalah bunga penghantar tidurku. Bukan nyata.
Sekujur badanku mendadak kaku sejak satu jam yang lalu, tapi tiba-tiba terasa hangat kembali semenjak Archie datang, apalagi saat jemari kami bertautan. Aku bisa merasakan denyut nadinya yang cepat. Sepertinya ia panik dengan kedaanku yang seperti ini, Ah Archie kumohon jangan khawatirkan aku. Aku, baik-baik saja meski tidak benar-benar baik. Lalu kucoba mengeluarkan sepatah kata yang diperintahkan otakku barusan. "G-gue gakpapa, Ar." Kataku tanpa disertai isak. Aku harus meyakinkan Archie bahwa aku sedang benar-benar baik.
"Enggak Ra.." Archie mengelus pipiku dengan ibu jarinya.
".. Gue tau, lo bohong. Please Ra, cerita sama gue. Gue gak akan tau apa yang lo rasain kalo lo gak cerita. Yang ada hati gue sakit kalo ngeliat lo terus-terusan nangis kayak gini. Masalah lo masalah gue juga. Kita selesain semua bareng-bareng, ya?"
Mendengar kata-kata Archie barusan, aku dan hatiku mendadak tenang. Akupun melepas telapak tanganku yang sedari tadi menutupi wajah. Memberanikan diri menatap matanya. Sorot matanya teduh, membuatku semakin lama semakin jatuh. 'Ar, aku mencintaimu.'
Archie adalah perisai yang selalu melindungi Ara.
Yap, kisah ini akan dimulai dengan segelintir konflik rumit yang terjadi pada keduanya. Terutama, ..
Ara.
Hidupnya hancur lebur. Ketika segelintir masalah mencuat, satu demi satu menghampiri Ara.. Menampar pikirannya untuk mencari tau siapa dalang dibalik semua ini.
Ia hampir kehilangan segalanya. Namun itu semua belum terlambat.
Archie, adalah satu-satunya orang yang dapat menghentikan waktu.
Dalam artian, hanya ia yang dapat menyelamatkan gadis malang itu. Ya, hidup Ara sangat bergantung pada Archie.
..
"Ara and Archie's Story
will begin"-♪-
••
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA *bagi yang menjalankan*
Maaf kalo ada kekurangan ya, karena aku masih dalam proses belajar. Aku siap menerima kritik kalian semuaa..
Jangan lupa kasih Vote dan Comment nya ya, !
Big love ♥ ,
Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Teen FictionIni tentang Archie yang terjebak dalam teka-teki yang ia buat sendiri. Perihal hatinya yang selalu merasa nyaman saat berada didekat gadis yang bernama Ara, sahabatnya sedari kecil. Juga tentang Ara yang selalu menyangkal rasa cintanya terhadap Arch...