Dua ; Kakak Ipar?

137 33 15
                                    

Sejak dua jam terakhir di kampus, muka Seongwu ditekuk seperti belum disetrika. Salah satu dosennya mengadakan tes mendadak. Sialnya, semalam Seongwu tidak belajar sama sekali karena sibuk bermain Superstar PYJ.

Dia bermain selama mungkin agar bisa mendapat rp banyak untuk membeli kartu. Seongwu sebel, kartu theme Look milik grup Dapat7-nya sudah hampir lengkap, tinggal kartu Youngjin yang masih bertema Oldnager.

Seongwu menendang kerikil yang berada di depannya kasar. Tak peduli jika kerikil itu akan mengenai orang di depannya, meskipun dia adalah salah satu member Wanna One favoritnya bermarga Ong. Biar dia merasakan apa yang Seongwu derita.

Setelah beberapa menit, Seongwu sampai di sebuah rumah makan spesial lele bertuliskan "RM Energetic".

Manik kembar Seongwu melongo melihat pelanggan yang membludak, tidak seperti kemarin-kemarin. Oh, ternyata ada anak kecil yang merayakan ulang tahunnya yang ke 5–tertulis di banner besar warna warni di dalam rumah makan.

Seongwu heran, baru kali ini ia melihat orang tua yang mau merayakan ulang tahun anaknya di rumah makan khusus lele. Masih kecil lagi.

Seongwu juga lihat, di meja anak itu dan para undangan sudah dihidangkan pecel lele dengan sambal yang sudah tercampur di lelenya. Haduh. Kalau durinya tersangkut di leher bagaimana? Kalau kepedasan? Duh. Pokoknya Seongwu gak mau tanggung jawab deh kalo ada apa-apa!

Seongwu segera mengabaikan pikiran-pikiran negatifnya dan menggantinya dengan sebuah pikiran positif. Lumayan nih, kan Pak Jaehwan bakalan dapet duit banyak. Pasti gaji gue nambah HAHAHAHA! batin Seongwu.

Walaupun disini status Seongwu dan teman-temannya bukan pegawai, cuma sukarelawan, Pak Jaehwan tetap memberi mereka upah. Iya, meskipun Pak Jaehwan tahu maksud mereka nggak cuma buat bantu beliau— numpang wifi lah, numpang makan lah, ngutang, namun beliau tidak mengambil pusing. Hitung-hitung sedekah sama anak orang.

Seongwoo duduk di kursi belakang meja kasir. Ia mengecek HPnya, tidak ada notifikasi penting. Paling cuma Dongho yang nyuruh Seongwu biar cepet bayar utang. Uangnya mau dibelikan kaset Disney terbaru.

Karena bosan dan sepertinya tidak akan ada pengunjung yang kemari— mengetahui ada yang sedang merayakan ulang tahun, Seongwu memutuskan untuk ngeluyur masuk ke dapur. Ia melihat Jonghyun sedang berkutat di depan penggorengannya.

Seongwu melirik sebentar ke arah bawah penggorengan. Alhamdulillah. Kompornya nyala.

"Enak aja. Gue nggak kaya bapak gue ya."

Seongwu yang terciduk hanya tertawa receh.

"Pak Jae mana?"

"Ngurus lele di belakang. Minhyun mana?"

"Tadi sih, gue lihat dia pulang bareng Kak Aron."

"Hah?"

Seongwu menunjukkan v-posenya. "Ampun, gue bercanda Hyun. Tapi gue kasih tips ya, kalo lo beneran suka sama dia ya lo petrus sihombing—"

"Apaan tuh?"

"Pepet terus sampai hati terombang-ambing. Gue pernah diceritain kak Jisung kalo Hyunbin juga naksir sama Minhyun."

Jonghyun cuma diem. Tangannya masih sibuk membolak-balikkan lele di penggorengan.

"Gue gak pantes sama Minhyun, ya?"

"Kok bisa mikir gitu?"

"Saingan gue macem Hyunbin yang hobinya ngegas gitu."

"Jonghyun yang gue kenal bukan yang pesimis kaya gini. Semangat, dong. Masa gini doang nyerah?" kata Seongwu sambil menyomot tempe goreng yang sepertinya baru digoreng Jonghyun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fraiche ➳ jlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang