"Makasih ya dit.." Radit tersenyum mendengar ucapan terimakasih dari Kinan "Aku yang harus terimakasih, karena kamu mau makan malam sama aku. Makasih ya" Kinan mengangguk melambaikan tangannya saat mobil radit menjauh dari kosnya.
"pagi mba Via sayang.." Via tersenyum lalu mengelus kepala Kinan dan mengkode untuk segera keatas dengan matanya seakan mengerti dengan kode yang diberikan Via kinan berjalan memasuki lift menuju ruangannya.
Entah hanya perasaan kinan atau memang benar pagi ini kantor terasa lebih sepi biasanya banyak karyawan yang akan terburu untuk mengerjakan tugas mereka agar sang Ceo tidak akan marah. Tetapi pagi ini terlihat berbeda kebanyakan karyawan tidak terlalu sibuk bahkan beberapa hanya diam dan berkumpul untuk bercerita. Kinan menatap ruangan Natan yang terlihat tertutup rapat apa dia marah? Rasa bersalah kembali menguasai hati Kinan mengingat kejadian semalam tunggu, memang kami punya hubungan? Kinan menggelengkan kepalanya berusaha untuk focus terhadap monitor dihadapannya.
Sampai sekarang Natan belum menghubungi Kinan sama sekali entah untuk meminta jadwal pekerjaannya atau sekedar menggodanya membuat Kinan benar-benar tidak tahan, dengan langkah panjang Kinan membuka kantor Natan tanpa mengetuk namun nihil Natan tidak di sana sama sekali dia kemana? Apa dia benra marah? Atau dia sakit?
"Tiara.. tiara.."
"Iya mba?"
"Natan.. shh pak Natan kemana?" Kinan bertanya dengan serius mengabaikan tiara yang memandangnya bingung "Pak Natan dijakarta mba, dia sedang ada perjalan bisnis disana kan. Mba kinan gak tahu?" Kinan menggeleng lemah mengingat bahwa apakah dijadwal natan ada perjalanan bisnis atau tidak "Pak Natan pergi sama bu Kayla.." sambungnya membuat Kinan tersenyum getir bego ya gue, khawatirin cowok yang udah punya pasangan setelah mengucap terimakasih Kinan meninggalkan Tiara yang kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Tarik nafas.. hembuskan.. tarik.. hembus..
Kinan mengulang-ulang kegiatannya menghilangkan sesuatu yang menganjal didalam hatinya mengabaikan alasan mengapa hatinya terasa sesak. Kinan mengusap pipinya yang terasa basah "kenapa gue nangis coba?" Kinan mulai sesegukan dengan matanya yang terus memproduksi air tanpa mau berhenti.
Seminggu berlalu Natan belum kembali dan Kinan mencoba untuk mengabaikan perasaan rindunya kepada Natan lebih banyak menghabiskan waktunya menyendiri walau terkadang Radit menemaninya seperti saat ini mereka sedang berada disalah satu café didekat kosannya "Kamu gak makan? Aku perhatiin kamu kayaknya ngelamun terus, ada masalah yaa?" Radit bertanya dengan pandangan yang tertuju pada Kinan "gak ada apa-apa" Kinan tersenyum lalu mencoba memakan makanananya "Yaudah .. habis ini kita nonton ya katanya lagi ada film baru sih .."
"saya mau pulang aja, kepala saya pusing .." radit menatap Kinan dengan khawatir "Kamu gak apa-apa? Apa kita ke diokter aja?" Kinan merasa Radit mengusap pipinya dengan lembut lalu menempelkan punggung tangannya pada keningnya "saya cuman kecapean radit" balasnya dengan menurunkan tangan radit dari keningnya."Kamu bahagia banget tanpa aku, Kinan" Natan membalikkan badannya meninggalkan tempatnya berdiri menatap Bunga mawar digenggamannya dengan helaan nafas.
Kinan membuka matanya dengan perlahan merasakan sakit dikepalanya sudah berkurang setelah Radit mengantarnya pulang Kinan langsung tertidur. Pandangannya teraih pada jam dinakas sampingnya "ck jam 10" dengan langkah malas Kinan memasuki kamar mandi.
NatanA : Kamu lagi dimana? 8.15
NatanA : Kian mau ketemu kamu, dia gak mau makan 8.30
NatanA : kamu bisa kesini? 9.01
NatanA : Kamu sibuk yaa? 9.15
NatanA : Saya Rindu~ 10.00
Kinan membulatkan matanya dengan cepat mengganti pakaiannya tanapa memakai polesan bedak Kinan mengambil tas selempangnya lalu berlari keluar kosannya meminta tolong pada pak samsul untuk mengantarnya kerumah Natan walau ditolak berkali-kali.
Tokk.. tokkk.. tokk..
"Kinan ?" Natan menatap Kinan yang terlihat berantakan menarik tangannya dan membawanya masuk "kenapa datang jam segini?" lanjutnya saat menatap jam tangannya menunjukkan pukul 10.30 "aku udah masak tadi dirumah, nih aku bawa tinggal dipanasin aja yaa" Kinan mengabaikan pertanyaan Natan berjalan menuju dapur "soalnya kalau masak lagi. Nanti lama" sambungnya saat merasa Natan mengikutinya.
Natan tersenyum menatap gadis dihadapannya dengan rambut yang ia ikat asal menyisakan anak rambutnya dengan celemek kenapa ia terlihat seksi malam ini. Merasa ditatap Kinan mengalihkan pandangannya terhadap Natan yang duduk dihadapannya dengan sanggahan tangan di kedua pipinya "Liatin apa?"
"Kamu.." Kinan mengangkat sebelah alisnya "Saya liatin kamu.."
"Kenapa liatin aku?"
"Kamu seksi mala mini .. aduhh sakit Kinan" Kinan menatap Natan dengan tajam setelah melayangkan tangannya pada pipi Natan. "Kian mana?" setelah menyiapkan makanannnya Kinan menatap kamar Kian yang tertutup "Natan, aku Tanya Kian mana? Kamu kok diem sih" Kinan menatap Natan yang terlihat tidak menghiraukannya malahan menyalakan tv dihadapannya dan bermain Ps, dengan helaan nafas Kinan menaiki tangga menuju kamar Kian.
"Nataann!! .."
"Apa sih sayang? Jangan teriak rumah saya bukan hutan"
"ihh itu Kian gak ada dikamarnya. Yaampun ini gimana.. aku.. aku khawatir nih" Natan menatap Kinan yang berjalan kesana kemari dengan pandangan datar lalu mengalihkan pandangannya pada game dihadapannya "aku lapor polisi aja.." sambungnya mengambil handphonenya bersiap untuk memanggil polisi "Kian gak disini" Natan berbicara tanpa berhenti bermain "yaass.." teriaknya saat dia menang "Lagi dirumah Bunda.. dibogor" lanjutnya.
"Apa?" Kinan menatap Natan tidak percaya "kamu bener-bener yaa.. aku kesini buru-buru ke rumah kamu gak nyisir gak make up .. kok kamu jahat sih" Kinan melepas celemeknya membuangnya ke sembarang arah lalu berjalan mendekati Natan yang masih memainkan gamenya "Eh.." Natan segera memeluk pinggang Kinan yang terbaring menindihnya dengan senyum manisnya "Kenapa hm?"
"Kangen tahu".
Bersambung..
hangan lupa Vote yaww
YOU ARE READING
Sweet (Bad) CEO
Romance"Jangan seperti ini Natan.. jangan bertindak seolah-olah kamu sangat membutuhkan saya" -Kinan Thalita Admaja "Aku memang membutuhkan kamu.. jadi tetaplah disisiku"-Natan