Keempat

2.1K 288 10
                                    

| 4 |

| 4 |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Malam turun dengan cepat. Bulan belum mencapai purnamanya, tapi entah kenapa malam ini terasa terang bagi Gala. Akasa baru saja pulang. Gadis itu memang sering menghabiskan waktunya dari siang hingga malam akhir-akhir ini di studio kecilnya. Akasa adalah salah satu temannya waktu kuliah.mereka bertemu enam bulan silam saat Akasa kembali dari kuliah Magisternya di luar negri. Akasa adalah gadis yang periang dan manis. Melihat Akasa, Gala sering melihat sosok dari gadis masa lalunya pada diri Akasa.

Gala tau bahwa dia tidak sepatutnya memikirkan apalagi menyamakan mereka. Tapi itulah yang terjadi pada dirinya. Bahkan sampai sekarang, Gala masih sering bertanya pada dirinya sendiri mengapa dia harus menjadikan Akasa sebagai teman karibnya disaat Gala terkenal dingin sejak SMA. Waktu kuliah pun sahabat Gala hanyalah Akasa. Gala mempunyai beberapa teman, tapi tidak ada yang sampai sedekat Akasa. Gala tidak tau kenapa, beberapa kali Gala mengingatkan dirinya sendiri bahwa Akasa bukan dia. Akasa bukan gadis yang dia tinggalkan tanpa penjelasn sembilan tahun silam. Dan Akasa tidak akan pernah menjadi dia, karena mereka bukanlah orang yang sama dan harus disamakan.

Gala menghela nafas. Mengingat lagi panggilan Akasa padanya tadi menumbuhkan sesuatu yang telah ditekan lama oleh Gala kembali menguak ke permukaan. Kenangan-kenangan itu kembali berputar dalam kepalanya.

Laki-laki itu berjalan ke meja kerjanya, kemudian membuka laci paling bawah. Disana, terdapat sebuah kotak berwarna hitam. Gala mengambil kotak itu kemudian membukannya.sebuah buku sketsa yang sudah terlihat tua terdapat dalam kotak itu, Gala tersenyum kecil menatapnya.Tangan laki-laki itu mengeluarkan buku tersebut kemudian membukannya perlahan.Sebuah lukisan rumah sederhana lah yang pertama kali laki-laki itu lihat saat membuka bukunya.

Ingatannya kembali pada masa dimana dia bertemu seorang gadis yang sampai sekarang masih ia simpan disudut tersendiri ruang hatinya.lima belas tahun yang lalu, tepat di depan rumah barunya yang baru ditempati Gala dan ibunya baru dua minggu saat itu.

"Woaaa! Apaan tuh? Planet yah? Planet apa?"

Suara melengking yang waktu itu mengagetkannya membuat Gala menoleh.perempuan berpakaian seragam putih biru dengan wajah kusam berdiri sambil tersenyum lebar menatap ke arah buku gambarnya.

"Siapa kamu?" Tanya Gala judes pada perempuan yang lengannya dipenuhi gerat kaleng.

"Alien! Yah manusia lah, kamu gak bisa liat apa?"
"Saya tau"
"Nah itu tau!"

Gala mendengus kemudian kembali sibuk pada pekerjaannya

"Planet apaan sih ini?"
"Pluto"
"Pluto? Duh, mending gambar saturnus aja. Cantik, punya cincin lagi"

Gala mendongak. Menatap gadis asing disebelahnya dengan wajah bingungnya

"Kamu gak tau Saturnus yah?" Tanya gadis itu dengan mata melotot.Gala sampai heran, kenapa mata bundar itu bisa terlihat sebesar itu jika kaget.

"Tau kok."
"Saturnus itu planet paling cantik tau.Saturnus itu planet favoritku"
"Secantik apa memangnya Saturnus itu untukmu?"
"Secantik aku! "

Gala mendengus. Dipikirannya waktu itu,gadis cantik itu yang tinggi, putih dan tidak memakai banyak karet gelang ditangannya.

"Heh!" gadis itu kembali bersuara. Gala meliriknya sebentar kemudian mendengus
"Namaku bukan Heh"
"terus namamu siapa?"
"Rigala,panggilnya Gala"
"Oh, gitu"
"Terus kalo kamu?"
"Aku kenapa?"
"Namamu"
"Oh namaku?" Gala mengangguk, menunggu gadis asing itu menjawab pertanyaannya

"Namaku Saturnus"

Gala mengernyitkan dahinya. Dalam benaknya, Gala bertanya-tanya, apa memang nama gadis itu Saturnus?




Pluto & SaturnusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang