Aku baru saja keluar dari gedung tempatku bekerja, ketika handphone-ku mendadak berbunyi. Ku lirik sepintas nama yang terlihat muncul di layar. Ellen. Dengan segera ku jawab panggilan tersebut. Ellen langsung menyapaku dari seberang sana.
"Halo, sayang.. Kamu sudah pulang?.." Tanya Ellen.
"Hmm,.. Ya, aku baru saja keluar dari kantor, ada apa sayang?.." Tanyaku balik.
"Ah, bukan apa-apa kok say, hanya saja malam ini aku sepertinya terlalu banyak memasak untuk makan malam. Aku harap kamu segera pulang dan membantuku untuk menghabiskan semangkuk besar sop sayur ini." Jelas Ellen padaku.
"Maaf ya sayang, seperti yang aku bilang kemarin padamu, sepulang dari kantor aku ada acara makan malam bersama dengan para karyawan kantor yang lain untuk menyambut kedatangan para anak magang yang baru. Jadi sepertinya aku akan pulang telat malam ini." Jelasku.
"Yaaahh,... Terus makanan ini mau diapakan dong?.." Keluh Ellen.
"Ya, sudah,.. Kamu berikan saja sebagian pada tetangga kita, Pak Albert pasti akan sangat senang." Jawabku.
"Hmm,.. Ya sudah, mau bagaimana lagi. Nanti aku berikan kepada pak polisi itu sebagian. Lagipula aku bisa mati kekenyangan kalau aku paksa menghabiskan ini semua sendirian." Jawab Ellen.
"Hahaha... Oke beb, kalau begitu titip salam ya, untuk Pak Albert dan istrinya. Oh, ya.. Bagaimana kabar princess kecil kita?.." Tanyaku.
"Anna sedang tidur sekarang, hari ini putri kecil kita berhasil menjelajah komplek perumahan ini sendirian dan membuatku hampir jantungan mengira dirinya diculik tukang sayur keliling yang minggu lalu masuk TV karena viral sayurannya dijual dengan diskon 90%." Terang Ellen.
Aku hanya bisa tertawa kecil mendengar penjelasan Ellen dan membayangkan dirinya keliling komplek dengan menggunakan daster sambil berteriak-teriak memanggil nama putri kecil kami.
"Kenapa kamu tertawa?.. Dasar, senang ya kalau tahu istrinya kesusahan?.." Tanya Ellen.
"Hahaha, mana mungkin aku senang.. Eh, sudah dulu ya, beb.. Sebentar lagi kami akan berangkat nih,.. Titip ciumku untuk Anna ya,.. See ya, honey." Jawabku sambil berusaha menyudahi perbincangan Ellen yang mulai absurd.
"Oke deh, hati-hati di jalan ya, say... Nanti kalau sudah selesai acaranya ingat langsung pulang ke rumah kita, jangan pulang ke rumah tetangga." Ancam Ellen.
"Hahaha.. Oke honey,.." Jawabku singkat. Ku akhiri panggilan telepon tersebut dan bergegas menuju tempat parkir.
.
.
.Hai, perkenalkan namaku Antonius Saputra. Aku adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan asing terkemuka di kota tempatku tinggal. Di usiaku yang ke-28 tahun ini, aku sudah dikaruniai seorang putri kecil berumur 2 tahun. Ya, aku sudah menikah dan saat ini tinggal bersama anakku Anna dan istriku tercinta Ellen. Keluarga kecil kami termasuk keluarga biasa yang bahagia. Setahun lalu aku dan Ellen memutuskan untuk pindah ke rumah kami yang sekarang setelah sebelumnya kami tinggal bersama dengan kedua orang tuaku. Awalnya ayahku menentang keputusanku ini, namun karena kami berdua tidak ingin menyusahkan mereka di usia mereka yang sudah tidak lagi muda, dan kebetulan rumahku yang sekarang dekat dengan tempatku bekerja, maka akhirnya dengan berat hati ayah dan ibu mengijinkan kami dan Anna untuk pindah.
Beginilah kehidupanku sehari-hari. Selalu ada laporan baru dari Ellen soal perkembangan buah hatiku yang semakin beranjak dewasa. Di hari kerja, aku akan bangun pukul 7 pagi, bersiap, dan berangkat tepat pukul 8 pagi. Ellen tak lupa selalu menyiapkan bekal untuk ku bawa ke kantor. Dia bilang makanan yang dia buat jauh lebih enak dan sehat dibandingkan makanan buatan Mrs. Linda, si pemilik kantin di kantorku. Pulang kembali ke rumah sekitar pukul 5 sore, aku akan disambut oleh Anna di depan pintu rumah. Teriakannya memanggil namaku kadang membuat Pak Albert terkejut dan membuatnya tanpa sengaja tersedak teh hangat yang biasa dia nikmati saat sore hari sambil duduk santai di beranda depan rumahnya. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggendong Anna dan membawanya masuk ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUST (Aku, Kamu, dan Nafsu)
Short StoryKisah yang siap membangkitkan hasrat terpendammu! (21+) [ONESHOT] . . . Perhatian: cerita ini fiktif dan dikhususkan untuk pembaca berusia 21 tahun ke atas, jika ada kesamaan nama, tempat, atau kejadian hanyalah kebetulan semata. . . . Selamat Menik...