LOVE CIRCLE PART 1

22 4 0
                                    

Ketahuilah jika typo itu manusiawi

Sebelumnya author kalxr mau minta maaf karena ini updetnya mundur dari jadwal. Jadi awalnya udah selesai revisi tapi berujung hilang:(

Dan laptop kalxr di servis:(

Taukan seberapa mahernya ngetik?

Demi kalian ini di ketik di hape, jadi kalo typo itu wajar, oke?

For next? Please give we 10 comments

Happy reading (Nb* : this part more than 1.000 words)

Kehidupanku tidak semudah yang orang lihat dan fikirkan. Cover bukanlah bagian terpenting,bahkan dalam sebuah novel, tak terlepas dari itu kehidupanku sama dengan orang lain memiliki liku hidup yang tajam. Tidak mudah untuk dilalui, aku membutuhkan pegangan,seperti dirinya. Namun ntah bagaimana yang awalnya ku fikir dia-lah yang akan membantuku berubah menjadi beban yang berat untukku.

Berbagai tantangan tentang siapa aku dan apa tujuan diriku hidup, adalah sebuah takdir alamiah untuk diriku.

Hingga aku merasa dia lah segalanya untukku. Tempat aku merasakan nyamannya cinta pertama hingga aku lupa terpuruk itu apa.

***

Bukan karena sakit pada bokongnya karena terhempas, namun rasa malu karena mngundang perhatian seluruh pengunjung bioskop yang sedang dalam waktu ramai-ramainya itu membuat Keira minder.

Jika saja laki-laki jangkung berkemeja biru ini tidak semenyebalkan ini, tentu tidak akan semalu ini rasanya. Sudah terasa jika steve, laki-laki jangkung tersebut, memang sengaja menabraknya.

"Heh?! Sialan lo?! Lo pasti sengaja kan?"

Steve hanya mengangkat bahunya. Sambil menahan tawa, Steve mengulurkan tangannya.

Lucu juga melihat gadisnya kesal. Apakah Keira sadar jika dirinya menyukai Keira(?) Ah Steve rasa tidak mungkin. Sifat Keira yang cuek itu sudah dapat dipastikan jika Keira tidak tahu tentang semuanya.

"Gue bisa bangun sendiri?!"

Steve berlalu meninggalkan Keira, sungguh kejadian yang lucu menurutnya.

***

"Bodoh banget ya aku sayang?"

Steve terkekeh. Pacar yang resmi 4 bulan dia kencani ini sangat spesial menurutnya. Keira bukanlah cinta pertamanya, setidaknya berharap Keira adalah cinta terakhir bisa bukan?

"Iya bodoh dan sok kuat."

Keira memukul bahu Steve
. Memang pada dasarnya tubuh Steve tidak berotot, sehingga pukulan Keira terasa, sakit.

"Aw."

Romantis? Sepertinya tidak juga. Mereka tidak bisa dibilang romantis. Steve selalu merasa jika Keira sering melakukan kekerasan padanya, mudah marah, dan lain-lainnya. Semua hal tentang Keira itu lucu baginya.

"Sayang, naik kuda yuk!" Keira menunjuk stand penyewaan kuda.

"Naik kuda?" Keira mengangguk.

"Nggak naik aku aja?"

"STEVE MESUM!!!"

Steve tertawa. " Cium dong."

"NGGAK MAU!"

"Yah, nggak dapet jatah"

Keira berlari ke stand kuda. Kuda coklat itu sudah memikst hatinya. Steve hanya tersenyum melihat kelakuan gadisn,a yang kemanak-kanakan itu. Semuanya, terasa spesial. Sore yang spesial, hubungan yang spesial, dan wanita yangspesial. Hanya satu, apakah akan ada akhir yang spesial?

"HATI-HATI!"

Keira mengangguk.

Apapun akhirnya, seperti apa kisah perjalannya, setidaknya dengan menjaga Keira, memastikan dia tidak terluka dan selalu bahagia, semua akan terasa lengkap, setidaknya seperti itu.

Baru saja bibir Steve mengatup, Keira sedikit oleng di atas kudanya. Alhasil, jantung Steve yang tadi berdetak normal, berdegup kencang untuk sepersekian detik.

"Dibilang hati-hati. Ini kudanya belum kenal sama kamu! Udah deh jangan naik kuda! Kita naik yang lain aja!"

Keira hanya menunduk sambil turun dari atas kuda. Sifat posessive Steve keluar.

Iya, maaf"

"Jangan minta maaf sama aku! Minta maaf sama diri kamu sendiri. Cukup buat diri kamu tidak dalam bahaya, itu saja sudah anugrah bagi ku."

Keira mengulum bibirnya. Steve marah? Sudah jelas, walau Steve tidak menjelaskan secara langsung bahwa dia marah, namun dari raut wajahnya dia marah. Khawatir? Seratus persen Steve khawatir.

"Maaf," semua berubah.

Emosi Steve mulai terkendali. Benar bukan jika rasa cinta itu dapat mangalahkan semuanya(?)

***

Jika perjalanan waktu itu benar-benar ada, ingin rasanya Keira menengok masa depan hubungannya dengan Steve. Saat ini begitu manis hingga sayang jika harus berakhor. Apa masa depan akan semanis ini? Sebentar saja, hanya sekejap. Jika semua tidak sesuai realita, Keira akan mencoba berhenti mencintai. Terlanj nyaman itu membuat Keira terlalu egois dengan mengklaim Steve adalah miliknya seorang.

Keira terus menatap mata Steve. Rasanya hanya Steve yang memiliki mata seindah itu. Hanya Steve. Walau tubuh Steve tak seindah model majalah, setidaknya Stevelah yang dapat membuat Keira nyaman.

"Ngapain liat-liat aku?"

Steve mengecek penampilannya. Jangan sampai ada yang buruk.

"Mata kamu bagus."

"Owh, iya kemaren di online shop lagi promo gratis ongkir jadi aku beli."

"Receh!"

"Yang penting usaha"

Mereka pun tertawa lepas. Seperti ini adalah hari terakhir untuk bahagia. Bahagianya Keira adalah Steve, dan bahagia Steve adalah Keira.

"Mau es krim?"

Keira hanya mengangguk. Pandangannya enggan teralih dari jajaran anak bermain skateboard.

Tak lama, Steve pun kembali dengan dua es krim vanila di tangannya. Satu untuknya dan satu lagi untuk Keira.

"Lho kok vanila semua?"

Steve terdiam, "Bukannya kamu suka vanila?"

Keira terkekeh. "Kan kamu nggak suka vanila."

"Owh itu", Steve menggaruk tenggkuknya yang tak gatal ,"Aku suka apa yang kamu suka kok."

"Kei, kalo sewaktu-waktu aku pergi gi.ana?"

"Ya aku cari kamu."

"Kalo kamu nggak akan bisa menemukan aku?"

"Ya terus usaha."

Steve terdiam. Semua ini bukan jawaban Keira.

Bersama itu akan ada waktunya untuk berpisah. Dalam cerita berakhir happy ending pun pasti ada saatnya, entah kapan pun itu, entah diceritakan atau tidak, intinya pasti ada.

Manusia itu berjalan dalam ringkup roda waktu yang terus menerus berputar. Waktu tidak pernah. Berhenti bergerak, berdetak setiap detiknya. Matahari tidak akan pernah berhenti terbit di setiap harinya, air tidak akan berhenti pasang dan surut di setiap harinya. Semua ini mutlak hukum alam, lalu kecuali jika  yang Maha Kuasa menghendaki. Semuanya akan berhenti. Termasuk dalam perkara hati untuk mencintai.

Bukannya tidak yakin, Steve hanya takut semuanya terjadi. Semua terlalu indah baginya, bahkan bunga indah pun sewaktu-waktu akan layu juga. Namun sekali lagi Steve berkata "entahlah".

"Iya deh, aku pergi dan kamu mencari," Steve tersenyum ke arah Keira.

"Emang kamu mau pergi kamana?"

Polos. Keira polos. Bukan pergi dengan tujuan tempat, tapi pergi untuk tak mencintai lagi dan mencari tambatan hati yang baru lagi.

"Enggak kok," setidaknya kata ini cukup membuat Keira tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InesperadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang