cerita pertama ini di alami Gumala saat memasuki sekolah dasar (kelas satu) di sebuah pedesaaan tempat ia tinggal kondisi sekolah yang cukup membuat merinding karna di bagian belakang sekolah ada satu komplek pemakaman. kelas yang berada paling pojok lorong sempit dan berhadapan dengan gudang dan juga perpustakaan mini sekolah. di bagain ujung lorong ada sebuah jendela yang hanay menggunakan ram kawat saja tujuannya untuk jalan udara masuk.
Gumala dan Tatia seorang teman yang selal bersamanya karna mereka teman sebangku. karna mereka bosan hanya main di kelas, mak mereka pergi keluar untuk bermain di lapangan sekolah. saat Gumala dan Tatia masuk kembali ke kelas karena waktu menunjukan pukul 08.00 saat mereka berada di lorong ada yang melemparkan sesuatu ke mereka ternyata ada yang melempar sebuah krikil.
"Tia, siapa itu lempar batu"
"ga tau mal, aku jadi takut mal gimana dong"
"ya udah kita masuk kela aja yu"
akhirnya mereka masuk ke kelas dengan ketakutan, masuklah ibu guru yang paling favorit di sekolahnya yaitu ibu Hajah, bu Hajah pun mengajar seperti biasa. setelah selesai mengajar maka Gumala pun langsung megahampiri bu Hajah dan menceritakan apa yang ia alami tadi dengan temannya Tatia, Tatia pun ikut menceritakan dengan nada yang sedikit bergetar. bu Hajah pun menennangkan mereka.
"oh, mungkin itu cuma orang yang jail aja"
Gumala dan Tatia masih belum merasa tenang, tetapi karna jam istirahat sudah di mulai maka mereka pun di ajak keluar kelas dengan bu Hajah. saat istirahat ini mereka memandang kembali jung lorong dan mengajak teman laki - laki mereka yaitu Jaka yang sering di panggil Kakak. jaka pun tidak percaya dengan yang di ceritakan Gumala dan juga Tatia.
"manaaa ga ada ahh ?? bohong ya kalian ??"
"engga ko ya Tia tadi kita di lemparin batu kecil"
"iyaa kak beneran tadi ada yang lempar batu"
berselang beberapa menit kemudian mereka ngobrol, tersengar suara yang berasal dari ujung lorong dengan jendela kawat itu ternyata ada seorang wanita yang berada di lorong dengan menggendong bayi yang tidak terlihat wajahnya. Gumala, semakin mendekat dan memeperhatikan apa yang dia lihat. Tatia dan Jaka hanya mendengar suaranya dan ternyata hanya Gumala yang melihat wanita dan bayinya itu.
wanita ini hanya diam dengan wajah yang sedih terus memandang ke arah Gumala. dia hanya dian tapi terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Gumala pun bertanya kepada wanita itu
"kamu ngapain disana ?"
"......"
tidak ada jawaban dari wanita itu, dia hanya diam dan terus menatap. Tatia dan Jaka bingung megapa Gumala berbicara sendiri dan semakin medekat ke arah ujung lorong.
terdengarlah suara bel sekolah berbunyi maka Tatia dan jaka mengajak Gumala masuk kelas, tetapi gumala sekarang sudah berada di ujung lorong. semakin semakin terlihat bahwa wanita itu semakin terlihat sedih dan banyak darah di wajahnya, dan ternyata anaknya sedang tidur tetapi dengan warna kulit yang sangat pucat seperti tidak ada sarah dalam tubuhnya
pada saat Gumala ingin bertanya tentang bayinya wanita ini berteriak dan wajahnya berubah menjadi smeakin menyeramkan dengan darah yang berlumuran di wajahnya dan Gumala pun langsung menjerit dan berlari ke arah Jaka dan Tatia. spontan Jaka dan Tatia ikut berteriak dan lari kedalam kelas.
saat sudah berada dikelas Gumala tidak berhenti menangis dan semakin menjerit tanpa alasan. akhirnya ada teman sekelasnya yang memanggil bu Hajah yang sedang berada di ruang guru dan memeberi tahu bahwa Gumala sedah menangis.
bu Hajah langsung berlari menghampiri kelas dan melihat gumala yang sedang menangis ketakutan. Gumala pun berlari menghapiri Bu Hajah dan memeluknya. bu Hajah pun bertanya dan Gumala pun menceritakan apa yang ia lakukan dan apa yang ia lihat.
setelah mendengar cerita Gumala maka Bu Hajah pun menghubungi orang tua Gumala dan mengizin kan Gumala untuk pulang sebelum jam sekolah berakhir.
tidak lama kemuan orang tua Gumala pun datang dan menjemput Gumala. orang tunya sangat bingung apa yang terjadi pada anaknya karna pada saat Gumala berangkat dalam kedaaan yang sangat bersemangat dan ceria. kondisi Gumala masih mengis dan juga badanya semakin bergetar.
pada saat sampai di rumah Gumala sudah semakin tenang dan sudah bisa di ajak bicara akhirnya ia menceritakan semua yang ia lihat tadi. orang tuanya pun tidak terlalu percaya dengan apa yang di katakan anaknya. tetapi orang tuanya mencoba faham dan menenangkan Gumala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumala
HorrorGumala dalah seorang gadis kecil yang mualia menjadi gadis dewasa yang memilki kelebihan yang entah darimana datangnya. cerita gumala sakan selalu update dua kali dalam satu minggu yaitu pada hari senin dan kamis