5. Heartbreak

35 3 3
                                    

"Selagi dia baik buat lo, lanjutlah. Biarin soal Raveena, cowok lain yang ngurus."

'Gue lebih nggak suka kalau lo yang merubah kebahagiaan Raveena seperti lo merubah Gaby. Gue nggak akan pernah sudi. Dan gue bakalan mastiin nggak akan pernah terjadi. Camkan itu, Tommy Alvaro Wiratama.'

Kini Rayhan sudah memalingkan wajahnya keluar jendela yang masih terbuka. Suasana malam yang cukup mencekam bagi Rayhan karena ia terkejut, seseorang yang telah merubah Gaby masa lalunya ialah teman dekatnya sendiri. Lebih tidak berperikemanusiaan dari seorang Arkana Putra Rayhan.

"Maksud lo, gue nggak usah ada lagi buat cewek lo? Fuck banget lo! Hati cewek itu lembut, kalau kita kasar dia bakalan rusak. Sama aja kalau kita pergi dia bakalan tertekan karena merasa nggak ada siapa-siapa saat dia butuh. Segitu jahatnya hati lo, Han. Sumpah gue nggak nyangka."

Rayhan pun berdiri mendekati Tommy dan menarik kerah kemeja Tommy sehingga Tommy pun berdiri seakan-akan Rayhan ingin menghajarnya.

"Dia itu butuh Tuhan. Lo dan gue bukan Tuhan. Sekali lagi gue ingatin sama lo, selagi lo masih bersikap normal dan nggak merubah sifat aslinya dia, lo boleh ngurus dia. Tapi kalau lo lakuin yang sebaliknya, dan walaupun gue udah berhenti darinya gue bakalan tetap ngelindungin dia."

Tommy meluncurkan smirk sinis, melirik ke sembarang arah meremehkan.

"Pecundang besar lo! Benar-benar munafik nggak tau diri. Lo punya kaca segede tembok kamar lo, tapi disitu lo malah nggak pernah liat kata hati lo dari sorotan mata lo sendiri."

Rayhan sangat geram dengan Tommy, sehingga akhirnya kepalan tangan kanan Rayhan yang tadinya menahan kerah kemeja yang dikenakan Tommy kini sudah menghajar mantap wajah Tommy keras sehingga terjatuh diatas ranjang Rayhan.

Terlihat jelas darah yang mengalir sempurna dari hidung dan luka di bibir Tommy, membuat Rayhan tidak merasa iba sedikitpun.

"Baguslah, lo akhirnya hajar gue juga. Sepertinya ini belum seberapa dengan sakit yang dia rasakan atas keputusan lo yang konyol itu."

Tommy beranjak bangun dan melangkahkan kakinya pergi dari kamar Rayhan. Bukan. Bukan kamar.
Lebih tepatnya sel penjara. Suram karena penghuninya.

Rayhan yang tidak bergeming sedikitpun meneteskan air matanya. Merasa miris akan kehidupan cintanya.

'Veen, aku mohon sama kamu. Kamu pasti bisa bahagia tanpa adanya aku disisimu. Kamu harus menjadi seorang Raveena yang aku kenal.'

----------------

"Ada apa sih kamu mau ketemu aku? Urusan kita udah selesai ya, Han. Aku nggak butuh kamu lagi. Aku udah bahagia sama cowok baru aku yang sekarang. Dia selalu buat aku puas."

Rayhan yang masih menatap mata Gaby penuh dengan amarah. Ingin sekali ia memarahinya, tetapi ia sadar kalau Gaby itu orang yang pernah ada dihatinya.

Rayhan memejamkan mata. Megalihkan pandangannya tepat menuju air mancur yang ada dihadapannya. Karena pagi ini sangat mendung, airnya terlihat sempurna dimata Rayhan.

"Aku harap, semoga cowok kamu nggak akan merubah cewek lain lagi setelah kamu."

Gaby melihat wajah murung Rayhan setelah Rayhan menatap mata Gaby kembali, lantas pergi meninggalkan Gaby yang masih termenung memikirkan apa yang dikatakan Rayhan tadi.

"Cihh, dia masih sama aja kayak dia yang dulu. Aneh. Bingungin. Tertutup. Kalaupun aku nanya juga nggak akan dia jawab. Nggak penting juga ah."

Masih dengan gumaman sendirinya, tidak sadar kalau Tommy berdiri tepat dibelakang badannya yang terhalang sandaran kursi taman.

"Siapa cowok itu?"

Tommy meletakkan kedua lengannya untuk menopang bahunya yang sedang menunduk, melihat Gaby yang mulai panik Tommy pun mengerti kalau itu pasti mantan kekasih Gaby sebelum dirinya.

"Yaudah nggak usah kamu jawab. Aku nggak marah sama kamu kok. Yuk kita jalan."

Nafas Gaby lega mendengar Tommy yang berkata tidak marah padanya. Ia pun mengiyakan ajakan Tommy untuk pergi jalan dan tidak ingin tahu kenapa Tommy tiba-tiba bisa ada disini.

----------------

Tanpa sengaja Rayhan yang masih berjalan menuju motornya yang parkir di tempat parkir taman, tidak jauh dengan taman bermain kanak-kanak langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang ia anggap familiar di tempat tersebut.

Rayhan tidak berjalan lagi ke parkiran motornya terparkir, justru langkah kakinya membawa ia untuk melihat jelas siapa seseorang itu.

"Raveena???"

Rayhan tersentak kaget setelah mendapati Raveena yang mengenakan hijab berwarna abu-abu dengan gamis abu-abu bemotifkan bunga.

Rayhan melihat jelas bibir manis Raveena mengembang sempurna karena tertawa memperlihatkan giginya yang rapih.

Tepat di taman bermain, Raveena sedang bermain dengan 4 orang anak yang berumur mungkin 7 tahun. Bermain pasir dan bercerita.

"Kakak kenapa disini?"

"Kok kakak sendiri?"

"Iyaa kok kakak nggak sama temennya?"

"Kakak lagi dimusuhin yaa?"

Mendengar pertanyaan-pertanyaan tersebut, Raveena tertawa.

"Kalian kok lucu banget sih nanya gitu. Kakak suka bahagia. Gimana pun caranya kakak harus bahagia walaupun kakak bermain sama kalian disini."

Raveena mencubit gemas pipi dari salah satu ke empat anak tersebut. Mereka hanya tersenyum mendengar Raveena membalas pertanyaan mereka gembira.

"Kakak disini karena bahagianya kakak ada disini. Kenapa kakak sendiri? Enggak kok, kan ada kalian. Terus kakak lagi nggak dimusuhin, soalnya temennya kakak nyuruh kakak harus bisa buat bahagia sendiri biarpun nggak sama temen kakak."

Anak-anak itu hanya mengangguk paham. Dan melanjutkan bermainnya dengan Raveena.

Rayhan yang bersembunyi dibalik pohon pun mendengar semua percakapan mereka.

Lagi dan lagi Rayhan merasakan sakit. Rayhan tidak bisa melihat Raveena seperti ini terus atas dasar dirinya.

Rayhan bukan Tuhan yang sangat menuntut Raveena untuk mendengarkan semua yang diucapkan oleh dirinya.

Justru Rayhan merasa bersalah atas semua ini. Hati kecil Rayhan pun berbicara.

'Haruskah aku pergi sejauh-jauhnya darimu agar aku tidak merasakan sakit yang kamu rasakan, Veen? Ku mohon, bahagialah atas dasar dirimu sendiri. Bukan karena diriku.'
_______________

So sad 😭😭😭

Maaf yaa nggak bisa update panjang karena kecapekan baru awal2 ngerasain kerjaa 😭😭😭

Itu asal ngetik yg ada dipikiran aja sih sampe agak jauh gitu dari kisah nyatanya 😖

Semoga nggak mengecewakan yaa, sekali lagi gue minta maaf 🙇

Vote & Comment nya ya kak.
Terimakasih banyakk 😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Change My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang