Februari

36 0 2
                                    

Kata orang bulan februari adalah bulan penuh cinta, namun tidak teruntuk diriku yang sudah dapat banyak jadwal yang harus selesai dalam sebulan, ah ya Tuhan ini anugerah atau musibah bagiku, bangun tidur sudah dapat rundown jadwal selama sebulan. Bangun tidurku menjadi tidak semangat, “gimana mau dapet pacar, kalau tiap hari urusannya sama kerjaan” keluhku dipagi hari seraya bergegas menuju kamar mandi.
Perjalanan menuju kantor menjadi tidak semangat, bagaimana tidak bangun tidur sudah dapat rundown acara, lupa belum beli air isi ulang jadi harus masak dulu air, lalu dijalan harus melihat dulu kucing berantem yang susah untuk diusir, mau diusir malah loncat kearah motor ku, dijalan macet tidak seperti biasa karena ada mobil jatuh dan malang di jalan, ya Tuhan ini masih pagi, belum tau siang nanti bakal gimana.
Aku melangkahkan kaki dan masuk kedalam kantor dan menuju meja tempat kerjaku, baru saja sampai meja kerjaku mataku tertuju pada dua buah benda, ada 1 susu kotak rasa coklat dan 1 buah roti , aku mengamati susu kotak mengambilnya lalu membaca note yang tertempel ‘have a nice day (’ aku melihat kesekitar ruanganku dan tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. “cin, dimeja kamu ada yang kasih susu kotak dan roti ga?” aku bertanya pada cintya salah satu rekan kerjaku yang kebetulan meja kerjanya bersebelahan dengan ku, “hah? Susu kotak? Roti? Ga ada tuh, kenapa emangnya?”, “hmm engga hehe, ini ada susu kotak sama roti di meja aku, ada notenya pula, siapa ya kira-kira yang kasih?’ , “adududud yang punya secret admire, cieee ada yang naksir diem diem nih satu kantor, kira-kira siapa yaa?” ujar cintya dengan nada sedikit centil, “ah sudahlah lumayan rezeki anak soleh haha” aku kembali ke meja kerjaku lalu mulai menyalakan komputer, sebenarnya aku penasaran, cuman gegara mood ku yang sedang tidak stabil aku tidak mau ambil pusing untuk memikirkan siapa yang sudah menaruh susu dan roti tersebut, setidaknya aku mengucap syukur masih ada orang baik di kantor ku ini, selain yang ku tahu memang semua orang baik jadi tidak ada yang kucurigai.
Jam makan siang pun tiba , “ahhhh kalo banyak kerjaan tuh waktu ga kerasa” ucapku seraya merentangkan kedua tangan yang sudah hampir 3 jam kutekuk karena harus mengetik dan mengirim laporan kepada atasan. “yuk makan la, udah demo nih cacing” kata cintya “leni dan kinan udah nunggu di depan tuh” lanjutnya, “kuy, cacing di perutku udah tak sadarkan diri hehe” lanjut aku sambil menghampiri cintya lalu menuju leni dan kinan.
“hey la, gimana kerjaan tadi? Lancar kan?”
“eh darma, mayan lelah dikit lagi beres, kenapa emangnya?”
“oh syukurlah, engga sih cuman mau tanya aja. Gih makan pasti laper kan”
“ohhh,, iya udah hampir pingsan nih hoho” ucapku sambil cengengesan
“haha yaudah happy lunch”
“sip, happy lunch too darmaaaaa” teriakku .
“uhuk ada yang ucapin selamat-makan-siang nih” ujar kinan, “apasih kinan sirik mulu huuuu, happy lunch kinan” dengan nada romantis, “ah lebay” kami berempat tertawa sambil membawa makanan menuju tempat duduk.
“kalo diliat-liat, muka darma miriploh sama kamu la” ucap leni yang sudah menghabiskan makanannya , “mungkin kami kembar tapi terpisahkan” ujarku sambil melahap suapan terakhir yang konon katanya suapan terakhir adalah suapan yang paling nikmat, jadi ku usahakan untuk tidak merusak momen itu.
“bisa jadi kalian jodoh” timbal leni, “jodoh itu bukan diliat dari mirip, kalo emang jodoh diliat dari kemiripan lantas bagaiamana orang yang melakukan operasi plastik agar wajahnya mirip dengan seseorang yang di sukai?” , “tapi kata orang jaman dulu begitu adanya”, “ahhh kalo begitu aku ingin mempunyai wajah yang mirip dengan 10 orang, biar aku bisa memilih yang mana layak menjadi jodohku haha..”, “garing emang lawakmu hehe” leni menyerah. Yaaa aku memang tipe orang yang tidak terlalu memikirkan tentang ramalan kalau orang mirip itu berarti mereka berjodoh, bukannya aku sok realistis tapi coba pikir-pikir lagi deh, orang bisa memiliki wajah mirip itu karena diciptakan oleh tangan yang sama, ya mungkin bentuk muka bisa berbeda tapi bisa saja ada salah satu bagian yang mirip, sama saja dengan tangga nada , tangga nada itu ada 8 dan orang-orang banyak menciptakan lagu dari 8 tangga nada itu, wajar kan kalau banyak lagu yang memiliki nada yang sedikit mirip, ya sama seperti wajah , ehh tapi tunggu kenapa aku jadi mikirin wajah sih, dan kenapa pula aku harus memikirkan wajah darma, alah sugesti memang.
“udah kenyang bego ya la, haha” kata-kata kinan membuatku buyar dari lamunanku , “haha iya jadi bego nih, butuh yang seger-seger. Aku mau ambil minuman mau nitip ga? , “mau, minuman kaleng aja deh” sahut kinan , leni dan cintya pun sama. Aku melangkahkan kaki menuju mesin tempat penyimpana  minuman kaleng dingin, aku merogoh saku celana depan belakang samping kiri-kana, dan “ahhh bego , ga ada uang” keluhku , aku membalikan badan dengan niat hendak kembali ke meja makan namun saat berbalik badan aku menabrak sebuah bidang besar dan mengenai hidungku yang sedikit mancung tersebut, aku berteriak kesakitan sebelum akhirnya ada suara yang berbicara “hati-hati makanya kalo liat, mata tuh dipake” , aku yang mengatahui persis suara lelaki itu, lelaki menyebalkan yang tiap aku dengar suaranya sudah membuatku merasa bahwa aku adalah orang tersial yang pernah ada, bahkan untuk melihat wajahnya pun aku enggan. “misi, maaf lagi gamau rebut” aku segera melangkahkan kaki hendak melewatinya, namun sayang langkahku  terhenti saat sebuah tangan memegang lenganku, aku sebenernya ingin melepaskan tangan itu, namun kekuatanku kalah dengan dia, dia menarik aku yang membuat aku berbalik badan dan harus melihat wajahnya “kamu ini bego atau idiot sih? , itu hidung berdarah masih mau pergi? Bersihin dulu sana malu-maluin aja yang ada.” Dia berkata sambil memberikan sapu tangan warna hijau tua, aku meraba hidungku, dan benar ada darah yang mengucur, karena apa? Ya karena tabrakan tadi, dan dia hanya berkata seperti itu tanpa meminta maaf, benar-benar menyebalkan. “makasih, nanti aku balikin” ucapku sambil berbalik menuju wc , “iyalah balikin, jangan lupa cuci dan keringin” teriak dia, “hmmmm” gumamku.
Namanya adalah tomi, dia adalah orang yang membuatku selalu sial setiap kali bertemu dengannya, ya contohnya kejadian tadi, coba aku tidak bertabrakan dengan dia, mungkin hidungku tidak akan berdarah, dan aku tidak harus-mencuci-sapu tangan-orang itu. Setelah keluar dari wc, aku hendak menemui petugas kebersihan untuk dimintai tolong agar bisa menjemur sapu tangan, namun sialnya aku bertemu dengan tomi yang sedari tadi menungguku diluar wc, “heh nguntit ya?” ucapku dengan nada tinggi
“wahh gatau diuntung ya, udah dikasih perhatian malah nyolot”
“perhatian? Oh ini ya yang dimaksud perhatian? Ga perlu sebenernya. Makasih” ucapku sambil menyerahkan sapu tangannya
“gamau, masih basah. Tadi kan dikasihnya dalam keadaan kering, dibalikinnya juga harus kering dong”
“oke fine” ketusku sambil pergi melewatinya.
Aku kembali ke meja kerjaku, dan melihat ada sekaleng minuman soda, pikiranku langsung tertuju pada tomi, sebelum akhirnya kinan bertanya kepadaku “kenapa hidungmu? Mimisan?’ , “tadi nabrak dinding baja, ini minuman dari siapa?” , “oh aku tadi beli, aku lupa kalo dompetmu ketinggalan di meja, aku tadi nyusul kamu, tapi kamu udah ga ada di mesin minuman, kupikir kamu ke meja buat ambil dompet, jadinya aku buru-buru beli dan kami kembali ke meja, tapi kamu ga ada, eh tiba-tiba dating hidung udah berdarah gitu, nih sumpelin pake tisu” , “oh iya makasih ya nan hehe, liat mang ujang ga? , “tuh tadi barusan masuk ke ruang marketing”, “oke makasih yaaaa, aku cari mang ujang dulu” aku buru-buru pergi meninggalkan kinan, dan berjalan mencari mang ujang, sambil berpikir kenapa aku bisa menuduh tomi yang menyimpan minuman soda di mejaku, ga mungkinlah orang seperti itu bersikap baik kepadaku, “eh mang ujang, aku nitip ini tolong keringin ya, nanti kalau udah kering kasih ke aku ya mang”, “oh iya neng, nanti mang kasih kalo udah kering, ini punya neng lala?”, “bukan mang, punya orang jahat hehe, yaudah makasih ya mang”, “oh iya sama sama neng”, aku pergi meninggalkan mang ujang yang sepertinya sedang bingung dengan perkataanku.
Aku kembali ke meja kerjaku, dan segera menyelesaikan pekerjaan ku yang sepertinya harus kerja lembur hari ini.

SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang