1

8 1 0
                                    

Waktu terus berjalan tanpa henti, 

Namun aku masih belum bisa untuk menyamai langkahnya yang tak sebanding denganku.

Berjalan bahkan berlari sekalipun tak akan pernah bisa menggapainya 

karna aku hanya berdiri di tempatku sendiri. 

Melangkah berarti sebuah perubahan, 

entahlah itu bukan sebuah kepastian karna bisa saja perubahan yang baik atau buruk. 

Yang jelas kaki ini tak bisa kulangkahkan seperti burung yang terbang bebas itu. 

Jika saja langkahku seperti angin yang berhembus di celah-celah tebing yang rapuh, 

aku enggan sekali menarik angin itu, 

aku takut membuat tebing itu runtuh. 

Jika saja langkahku seperti derasnya ombak yang menghatam karang di pantai, 

aku masih tetap enggan untuk menjadi ombak itu, 

karna aku takut menghilangkan karang itu dengan benturan diriku yang terus menerus. 

Jika saja langkahku seperti api, 

lebih baik tak pernah ada di dunia ini 

karna adanya diriku hanya untuk merusak semua yang ada di sekelilingku. 

Aku lebih nyaman menjadi segumpal pasir di pinggir sawah yang kotor dan bau, 

berteman dengan keong sawah, 

kodok dan siput serta dikelilingi dengan rumput liar dan runduknya padi, 

setidaknya aku bisa menolong apa yang bisa ku tolong dengan diriku ini.

Sepotong SuratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang