PART TWO

11 3 0
                                    

Haneul.... now i know why they called you Haneul, Sky

Because...

You are just like your name... Sky

You have a big heart like the sky that cover all the universe

Your light can make the entities on the earth feel the warmth

So does my cold heart

Even in the dark you are still beautiful with the thousand stars

You are like the sky... beautiful but it's hard even to touch you

PART TWO

"Jadi kau kenapa lagi hari ini?" Ara masuk ke dalam kamarnya yang bernuansa putih itu sambil membawa plastik berisi ayam yang baru saja mereka pesan. Haneul dan Ara segera ke rumah Ara setelah acara penyambutan mahasiswa baru selesai. Haneul yang memaksa sebenarnya padahal dari jauh-jauh hari mereka sudah merencanakan akan pergi shopping untuk persiapan kuliah mereka, membeli beberapa pakaian untuk dipakai ke kampus.

Haneul yang berbaring segera menarik tubuhnya dari kasur empuk itu dan turun dari tempat tidur, bergabung dengan sahabatnya di atas karpet hangat berwarna broken white yang ada di samping tempat tidur. Wajahnya terlihat kusut, rambutnya yang biasanya di urai dengan indah kini dikuncir sembarangan, moodnya benar-benar buruk.

Haneul menghela nafasnya dengan kasar "Ara- ya..." ia menatap sahabatnya itu untuk sesaat, berfikir ia harus memulai ceritanya dari mana, tangannya meraih satu potong ayam kemudian menggigitnya membuat Ara ingin memaki saja rasanya "Kau masih bisa menguyah disaat seperti ini?" sahutnya dengan nada mengejek.

"Bercerita butuh tenaga Ara ya" balas Haneul cuek kemudian menyunggingkan senyum sumringah, terlihat menggelikan dan konyol, ia kemudian meneguk cola yang sudah dibuka oleh sahabatnya itu.

"Kau kenal pria yang tadi di tangga bersamaku?" tanya Haneul

"Bukan bersamaku juga sih... maksudku tadi yang ditangga" katanya kemudian menggigit lagi ayamnya. Ara mengangguk sebagai jawaban "Ya... dia salah satu temannya Hoseok oppa"

"kau mengenal Yoongi oppa?" tanya Ara balik.

Haneul menggeleng lemah "Teman Hoseok oppa ya? Berarti senior kita ya?" Ara mengangguk lagi sebagai jawaban.

"Tamatlah riwayatku" gumamnya pelan, ia menunduk sedih namun tak lupa untuk mencomot sekali lagi ayam gorengnya.

"Maksudnya?"

Haneul kembali menghela nafasnya "Aku tadi menegurnya" katanya dengan suara tercekat

"Menegur? Menyapa maksudnya?" tanya Ara memastikan.

Haneul menggeleng "Aku.... huuuwwwaaa Ara ya" belum selesai menjelaskan kepada sahabatnya gadis itu malah mulai histeris "kau bisa menjauhiku setelah ini, kau bisa mencari teman yang lain. Kau akan sial jika terus bersamaku" Haneul sudah siap untuk meledak namun Ara hanya tertawa menanggapi sahabatnya itu "Apa yang kau bicarakan?" Ara mulai melunak, beginilah ia selalu tau caranya menghadapi sahabatnya yang kadang kekanak-kanakan ini.

"Jadi..." Haneul kembali menggantungkan kalimatnya menatap sejenak sahabatnya dan setelah Ara mengangguk ia mulai bercerita "Jadi tadi emosiku sedang kacau saat aku berpapasan dengannya di tangga, maksudku Yoongi Sunbaenim" katanya, Ara mengagguk sebagai respon "Lalu?"

"Lalu... karena sedang emosi dan merasa dia menghalangi jalanku makanya aku agak membentaknya, bukan agak membentaknya tapi...." ia menatap Ara takut-takut "tapi memang membentak dengan tidak sopan"

SKY IN MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang