➤ Milikku [END]

10.7K 794 62
                                    


••••

Semuanya berlalu begitu cepat, sudah berminggu-minggu Jaemin terkurung di mansion milik Jeno. Tidak ada celah bagi Jaemin untuk kabur. Sewaktu malam, Jaemin pernah kabur, namun semuanya sia-sia dan di hari selanjutnya juga sama, Jaemin gagal dan pada akhirnya ia akan kembali kepada Jeno, mendapatkan hukuman tentunya.

Pagi-pagi sekali, Jeno sudah berangkat ke kantor. Katanya ada rapat mendadak dan Jaemin sama sekali tidak peduli dengan itu semua.

Setelah membersihkan badanya, Jaemin keluar kamar mandi. Terlihat cukup segar, sejak tinggal di mansion ini. Pakaian yang Jaemin gunakan hanyalah kemeja kebesaran berwarna putih, tanpa celana pendek ataupun dalam.

"Hmmpptthh" merasakan mual, Jaemin kembali masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya, namun tidak ada yang keluar, kecuali lendir.

"Hoek hoek hoek" lagi, Jaemin memuntahkan isi perutnya, namun hanya lendir yang keluar.

Jaemin mengalami mual dan pusing sudah hampir beberapa hari ini, nafsu makannya juga suka tidak terkendali.

Selesai dengan urusan di kamar mandi, Jaemin keluar dari dalam kamar mandi. Sekarang Jaemin sudah tidak merasakan mual lagi, namun tiba-tiba saja pusing melandanya. Membuat tubuh Jaemin limbung seketika.

••••

Rapat penting dengan colegal luar negeri langsung Jeno tinggalkan setelah mendapatkan kabar bahwa Jaemin di temukan pingsan di dalam kamarnya. Perasaan khawatir begitu menggerogoti hati Jeno, takut jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Namun setelah dokter pribadinya memeriksa keadaan Jaemin dan mengatakan bahwa Jaemin baik-baik saja, semua rasa khawatirnya hilang begitu saja dan sebuah senyuman lebar terpatri di bibirnya, di tambah dengan kabar bahwa saat ini Jaemin tengah hamil dengan usia kandung 4 minggu.

"Aku mencintai mu Lee Jaemin" bisik Jeno lalu mencium dahi Jaemin penuh dengan kasih sayang.

••••

Kehamilan ini berdampak baik bagi Jaemin. Awalnya Jaemin hendak mengugurkan kandung, namun semua itu selalu gagal karena ada Jeno yang mengawasinya. Tapi saat ini tidak, walaupun Jaemin membenci sosok Jeno yang sudah memerkosa dan mengurungnya di tempat ini, tapi Jaemin sadar, bahwa bayi dalam kandungannya sama sekali tidak bersalah.

Kenapa kehamilan ini berdampak baik bagi Jaemin?

Karena Jeno memperlakukannya sudah tidak sama seperti dulu, kasar dan selalu menyetubuhinya di setiap saat. Jeno juga memberikan pakaian yang layak untuk Jaemin, tidak hanya sebuah kemeja tanpa dalam. Lalu Jaemin juga diperbolehkan keluar dari kamar, tapi tidak dengan mansion.

Ketika bangun pagi ini, Jeno sudah tidak mendapati Jaemin di sampingnya. Tidak seperti biasanya. Takut Jaemin akan kabur atau mempunyai niat lain, Jeno segera bangun untuk mencari keberadaan Jaemin.

Jeno benar-benar shock ketika mendapati bahwa istrinya itu tengah berenang dengan hanya menggunakan boxer, tidak mau Jaemin sakit. Jeno menyuruh Jaemin agar cepat naik ke permukaan.

"Aku tidak mau!" kata Jaemin, bukannya berenang ke tepi dan naik ke permukaan, Jaemin malah semakin berenang ke tengah. Dengan maksud menghindar Jeno.

"Kau benar-benar nakal" kata Jeno.

Jika biasanya Jeno akan marah karena Jaemin menolak keinginanya, tapi kali ini tidak. Jeno cukup tau jika ini keinginan bayinya.

••••

Sudah hampir 4 bulan ini Haechan tidak bertemu dengan Jaemin, sahabatnya. Dan hari ini, Mark mengajak Haechan untuk bertemu dengan Jaemin. Dari info yang Haechan dapatkan, katanya saat ini Jaemin tengah hamil dan usia kandungnya sudah 2 bulan.

Sampai di mansion Jeno, Haechan langsung berteriak-teriak memanggil nama Jaemin.

"NANA-YA!" teriak Haechan, Mark yang memang berjalan di belakang Haechan menghela nafas kasar.

"Dimana Nana? Hyung bila Nana ad... " belum sempat Haechan menyelesaikan kalimatnya, sebuah suara yang sangat Haechan rindukan menggema di indra pendengarnya.

"Chanie!" seru Jaemin. Matanya berbinar senang mendapati sahabatnya yang sudah berdiri di ruang tamu, tanpa mau menunggu waktu lebih lama lagi, Jaemin berlari ke arah Haechan, yang mana mendapatkan pekikan dari Jeno, takut jika Jaemin terjatuh.

BRUG

DUAG

Tidak hanya Haechan yang meringis, tapi Jeno dan Mark juga.

"Aku merindukan mu Haechanie" kata Jaemin

"Akhhh.. Nana kau menyakiti ku, punggung ku sakit" kata Haechan.

Selanjutnya yang terjadi adalah suara tangisan Jaemin yang cukup keras, membuat Jeno gelagapan. Jika Jaemin sudah menangis atau merajuk, maka seluruh penghuni mansion akan terkena imbasnya.

••••

Malam sudah larut, namun kedua kelopak mata Jeno belum mau terpejam. Mengingat semua kejadian hari ini benar-benar membuat Jeno tersenyum. Mulai dari Haechan yang diterjang Jaemin hingga jatuh, sampai menyiksa Mark dengan ramyun super pedas buatan Jaemin. Mungkin besok Mark tidak akan pergi bekerja.

"Aku sangat mencintai mu Na" satu kecupan manis mendarat indah di bibir Jaemin, lalu Jeno beralih ke arah perut Jaemin. Mengusap perut itu dengan kasih sayang dan menciumnya.

••••

Dokter memperediksi kelahiran Jaemin 2 minggu lagi, namun sebelum waktu yang sudah di perediksikan, Jaemin sudah menujukan gejala-gejala bahwa ia akan segera melahirkan.

Di koridor rumah sakit, Jeno menunggu dengan cemas. Di dalam ruang operasi, Jaemin tengah berjuang melahirkan anak mereka.

"Jaemin kuat, kau harus percaya itu Jeno hyung" tidak dapat Haechan pungkiri, sebenarnya dia juga cemas. Tapi ia harus tenang.

"Haechan benar Jeno, duduklah dan berdoa untuk keselamatan Jaemin dan anak kalian" mendengar kalimat Mark barusan membuat Jeno tertohok, seberengsek-berengseknya Mark, dia masih mengingat dengan Tuhan, berbeda dengan dirinya.

Beberapa menit kemudian suara tangisan bayi terdengar keras, itu pasti anaknya. Jeno maupun Haechan dan Mark tersenyum.

••••

Mark dan Haechan sudah pulang, di ruang rawat VIP ini hanya ada Jeno yang menemani Jaemin dan anak mereka. Berbicara mengenai seorang anak. Bayi Jeno dan Jaemin berjenis kelamin laki-laki, tampan seperti ayahnya dan mempunyai mata seperti ibunya.

"Ngahhh" lenguhan kecil iti keluar dari mulut Jaemin, membuat Jeno mengalihkan pandangannya menatap Jaemin dengan eyes smile nya.

"Bagaimana perasaan mu?" tanya Jeno.

Bukannya menjawab pertanyaan Jeno, Jaemin mengalihkan pandangannya dan berhenti ke arah box bayi.

Mengerti maksud Jaemin, Jeno membantu Jaemin untuk bersadar dengan sangat hati-hati, mengingat jahitan di perut Jaemin masih basah. Setelah itu, Jeno mengambil bayinya yang tengah menggeliat di dalam box bayi.

Jaemin menatap haru bayinya. Begitu mungil, merah dan menggemaskan. Bahkan tidak terasa air matanya tumpah.

"Dia sangat tampan" kata Jaemin

"Aku belum memberinya nama, aku menunggu mu sadar. Jadi, kau ingin memberinya nama apa?" tanya Jeno.

"Juna, Juna Lee" jawab Jaemin.

"Aku mencintaimu Lee Jaemin"

"Ya, aku tau".

Walaupun Jaemin tidak pernah membalas pernyataan cintanya, Jeno tau jika Jaemin juga mencintainya.

The End

He Is Mine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang