1. Prolog

1 1 0
                                    

"Ri? Ri!"
"Ah, maaf tadi kau bilang apa? "
"Aku bertanya apa kau akan ikut denganku ke festival kembang api nanti malam? "
"Maaf tapi aku harus menyiapkan barang barangku, kau tahu aku akan dipindahkan ke cabang utama di Tokyo kan?"
"Yah... Aku akan sangat sedih jika kita harus berpisah. Tapi aku senang akhirnya kau berhasil meraih impianmu untuk tinggal di Tokyo" Tentu saja aku juga sedih harus meninggalkan teman baikku yang selama ini selalu mendukungku dalam keadaan apapun. "Aku harus mulai bersiap siap sekarang, sampai jumpa Lyn" Ucapku sambil mencubit pipi sahabat terbaikku ini. "Aku akan datang ke pemberangkatanmu besok oke?"
"Terima kasih Lyn"
"Perlu kuantar kau pulang? "
"Terima kasih, tapi aku telah memesan taksi sedari tadi. Aku yakin supirnya telah menungguku di tempat parkir" Aku pun segera menuju ke tempat parkir setelah mengucapkan selamat tinggal pada sahabat terbaik ku itu

      Esoknya, aku berangkat ke Tokyo menggunakan kereta. Jarak antara tempat tinggalku, Tohoku dengan Tokyo cukup jauh, dapat menghabiskan waktu 4 setengah jam, jika berangkat dengan kereta. Yah, aku tidak perlu memikirkan tempat tinggal disana karena kakakku sudah lama tinggal di Tokyo, dan dia memang sedari dulu mengajakku agar bisa bersamanya. Aku tidak tahu kenapa dulu aku menolak ajakannya. Kurasa itu ada hubungannya dengan ingatanku yang hilang karena kecelakaan mobil saat berumur 15 tahun. Setidaknya itu yang kakakku katakan.

      Tak terasa, kereta yang kunaiki sudah sampai di Tokyo. Tempat ini sangat berbeda dengan Tohoku, jika disana udaranya dingin dan tidak begitu ramai, Tokyo berbanding terbalik dengannya. Disini cukup panas dan sangat ramai, mungkin karena ini pertama kalinya aku berada di kota besar, jadi aku kagum dengan keadaan disini. "AKARIIII!!" Seseorang meneriaki namaku dengan sangat kencang. Yah aku sudah menebaknya dan benar, itu Furumi, kakakku. Rambut biru lautnya yang panjang terkibas terkena angin. Mata hijaunya yang bulat dan indah, mengilat terkena cahaya lampu, yah dia memang kakakku. Cantik, ramah, pintar, itulah yang orang lain katakan jika bertemu dengan kakakku. Berbeda sekali denganku yang memiliki warna rambut dan mata coklat tua. Dan parasku yang tergolong standar. Sifatku juga tidak begitu ramah kepada orang yang baru kukenal, berbeda dengan kakakku yang siapapun pasti menyukainya, entah itu kenalannya atau bukan. Tapi tetap saja aku menyayangi kakakku. Bagaimanapun, ia adalah satu satunya anggota keluargaku yang kutahu. Aku tidak mengetahui keberadaan kedua orangtuaku, saat aku bertanya pada kakakku, ia hanya menjawab bahwa mereka sedang pergi.

       "Mau kubantu bawakan barangmu Ri?"
"Ya, terima kasih"
Perjalanan kami ke rumah kakakku tidak begitu lama. Selama di perjalanan, kakakku selalu bercerita tentang teman temannya, dan betapa bahagianya dia saat mengetahui aku akan tinggal bersamanya. Dia juga bercerita bahwa dia mencintai salah seorang teman dekatnya, tetapi ragu untuk menyatakan perasaannya karena takut akan merusak hubungan mereka.

      Esoknya aku terbangun di kamarku dengan keadaan masih mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin. Yah aku BELUM GANTI BAJU. Aku terlalu lelah karena sibuk membereskan barang, dan menyiapkan diri untuk berangkat kerja hari ini. Tunggu, berangkat kerja? Dengan segera aku melihat jam beker disamping tempat tidurku dan ku lihat sekarang sudah pukul 6.15, yang berarti aku hanya mempunyai waktu 15 menit lagi untuk bersiap siap, karena perjalanan dari sini ke kantorku memakan waktu setengah jam. Aku segera berlari ke kamar mandi dan hanya memakan sepotong roti untuk sarapan. Kutemukan kakakku sudah pergi ke tempat kerjanya, sekarang aku mengerti kenapa kakakku tidak membangunkan aku. Aku bergegas ke halte agar tidak ketinggalan bus. Ini hari pertamaku, dan aku sudah terlambat? Apa yang akan teman se kantorku katakan nanti?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang