lee jihoon adalah putri kedua dari keluarga bangsawan lee. dia putri bungsu yang cerdas, dan juga patuh kepada yang tua. dikenal begitu cantik juga baik hati.
lee jihoon baru saja lulus sekolah menengah. ia adalah gadis yang pintar, ia bahkan sudah menerima banyak rekomendasi beasiswa dari berbagai universitas terbaik dunia.
lee jihoon sendiri sedang memikirkan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. ia butuh kebebasan. butuh melihat dunia lebih luas dan jauh. jauh dari sang ayah juga kakak yang selalu mengatur dan mencampuri rencana hidupnya.
.
.itu adalah pagi pertama musim semi, jihoon sedang berjalan-jalan di sekitar pelabuhan yang dipimpin sang ayah. udaranya cukup dingin, ditambah air laut yang berhembus lumayan kencang.
sepagi ini dan pelabuhan sudah begitu sibuk dengan banyak kapal yang berlabuh dan bongkar angkut barang.
jihoon menghela napas sendu. sudah kesekian kali ia membicarakan dengan sang ayah tentang rencana kuliah luar negerinya namun sampai detik ini sang ayah tak jua memberi kata setuju. apalagi sang kakak yang selalu menekan ayah mereka untuk tidak membiarkan jihoon pergi.
.
.
pagi itu juga merupakan kali pertama jihoon bertemu dengannya. lelaki berparas tampan dengan watak kerasnya. mereka berpapasan di tepi laut di ujung selatan pelabuhan busan.kwon soonyoung, lelaki tampan dan dewasa itu tidak bisa mengalihkan atensinya dari gadis dengan balutan dress warna pastelnya. terhilat begitu indah juga tampak sendiri di tepi laut yang begitu luas dan dingin. kakinya tak bisa ditahan untuk melangkah menghampirinya.
"masih sepagi ini tapi busan sudah sangat sibuk, iyakan?" jihoon sedikit terkejut namun segera mengulas senyum kecil yang manis.
"busan selalu menjadi kota yang sibuk."
"ya sejak 100 tahun lalu."
"tepatnya 142 tahun lalu."
lalu lelaki tampan itu tertawa dengan gagahnya. matanya memejam dengan begitu manisnya.jihoon sadar saat itu hatinya dalam bahaya.
.
.sejak hari itu, entah mengapa selalu ada alasan untuk mereka bertemu. jihoon kala itu masih begitu polos dan belia dia bahkan belum genap 19 tahun. ia begitu terpesona oleh sosok soonyoung yang selalu menyisihkan harinya untuk bertemu jihoon yang berada di sudut kota busan sedang soonyoung sendiri hidup di tengah sibuknya kota seoul.
sesederhana menu sarapan mereka pagi itu, pertemuan mereka pun selalu sederhana. terpaut 8 tahun tidak membuat obrolan mereka terganggu. jihoon yang masih belia bisa mengimbangi obrolan soonyoung yang tak jauh-jauh dari ekonomi negara ataupun dunia. kadang juga membahas politik dan keadaan sosial di negara mereka.
jihoon kadang juga bercerita tentang hidupnya yang penuh aturan dan dikte sang ayah. impiannya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. apalagi setelah ia dengar dari soonyoung bahwa lelaki itu lulusan salah satu universitas terbaik amerika.
bicara soal ayah, kemarin ayah memanggil jihoon menanyainya banyak hal termasuk hubungannya dengan kwon soonyoung. jihoon berpikir ayahnya mungkin akan marah. dan memintanya berhenti bertemu lelaki itu. tetapi sang ayah justru mengatakan hal tak terduga.
"itu bagus kalau kalian sudah saling mengenal, dia adalah calon suami kamu."
dan saat itu pula hati jihoon terjatuh kedasar kakinya. dan kata-kata sang ayah selanjutnya membuat hatinya yang sudah hancur kian remuk.
"jadi tak perlu memikirkan soal melanjutkan pendidikanmu."
.
.
.jihoon menangis sendirian malam itu. katakan ia memang jatuh cinta dengan kwon soonyoung itu. lalu apa? dia akan kehilangan hidupnya. kebebasan yang ia idamkan. cita-citanya. pendidikannya. jihoon hancur sejak malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
jihoon; in her own words
Fanfictionjihoon baru berusia 19 ketika bertemu dengan soonyoung untuk pertama kalinya. jihoon tahu dia tidak akan menjadi ratu tapi dia tahu dia punya peran yang sulit. jihoon; dalam perkataannya sendiri. gs; lowercase.