Prolog

148 18 41
                                    

Tersebutlah sebuah perkumpulan yang lumayan terkenal seantero komplek Badass. Beranggotakan delapan orang lelaki yang has so much feelings atau bahasa kekiniannya itu baperan. Pasti, kalian pikir kalau mereka semacam perkumpulan parkour, fotografi, atau dance cover. Tapi maaf ya, harus merusak ekspektasi kalian. Mereka bukan salah satu dari perkumpulan di atas.

Lah, terus apa, dong?

Mereka tergabung dalam perkumpulan tukang ojek.

Apaan, jir. Nggak keren amat. Bubar-bubar!

Eits. Tapi bukan perkumpulan ojek biasa. Mereka memiliki nama Asosiasi Mamang Ojek Badass Harapan Bangsa Idaman Mertua. Kepanjangan, ya? Ya, biar saja.

Pendirinya adalah seseorang Bernama Danu Badar, mahasiswa semester akhir jurusan Ekonomi (yang berhenti di tengah jalan), tingginya 178 sentimeter, wajahnya polos, tapi kelakuannya teler. Bisa di bilang, Danu adalah dedengkot tukang ojek komplek Badass. Karena dia teler, dia sering membuat kesal penumpangnya (terutama penumpang wanita).

Contoh kasus:

Danu membawa penumpang yang di duga sebagai idaman hatinya sejak beberapa bulan yang lalu. Dalam perjalanan, Danu mencoba mencairkan suasana dengan membuka obrolan,

"Neng, tumben naik ojek, biasanya di anter pacar. Udah putus, ya?"

Gadis yang kebetulan(?) bernama Wita itu menyahut dengan seadanya, "Pacarku lagi sibuk."

Danu yang merasa tertohok hatinya karena sang pujaan masih jadi milik orang, tak lantas menyerah. Dia berkata lagi, "Tau nggak neng, kenapa nama saya Danu?"

Wita mulai gedeg dan ingin menampol Danu tadinya, tapi dia mencoba sabar dan nyahut, "Nggak tau," dengan ketus.

"Karena selama danur kuning belum melengkung, masih sah hukumnya untuk menikung!" Jawabnya, dengan ekspresi yang setara dengan emotikon :D

Setengah jam kemudian, salah satu teman ojeknya menemukan Danu nyungsep di dalam selokan. Di duga ini perbuatan Wita yang kesal dan menendang Danu ketika motor masih berjalan. Benar-benar wanita tangguh.

Yang kedua ada Sean Ardhani. Lelaki dengan tinggi 174 sentimeter, mahasiswa semester akhir jurusan Ekonomi (yang sedang berhenti di tengah jalan juga), satu universitas dengan Danu. Sean ini anaknya agak ceplas-ceplos dan galak, tapi mukanya imut jadi sering di kira gadis sama penumpang terutama penumpang lelaki.

Contoh kasus:

Ditengah hari itu, Sean sedang ngantuk-ngantuknya menunggu penumpang. Ketika suara, "Ojek!" membuka matanya dengan segera.

"Siap!" Sean segera nangkring diatas motor dan menghampiri sang calon penumpang, dengan sumringah ia bertanya, "Mau kemana, mas?"
Mas-mas yang terlihat agak tertegun itu lantas berkata soal tempat tujuannya, dan kemudian naik.

"Cuacanya panas ya, Neng," Niat hati sang penumpang membuka obrolan. Tapi sang tukang ojek justru memasang tampang asam. Ya bagaimana nggak senewen?! Ganteng gini di panggil Neng, tobrog. Sean memaki dalam hati.

Tapi dia mencoba kalem dan menyahut, "Iya panas. Tapi mon maap nih Mas, saya cowok."

Sang penumpang bukannya kaget, malah meraba dada Sean yang rata itu dengan agresif, seolah mencari kebenaran, "Ah masa sih, Neng. Coba abang periksa."

Sean yang syok langsung kehilangan keseimbangan sambil jejeritan, "ASTAGHFIRULLAHALADZIM, ASTAGHFIRULLAHALADZIM, QERJA LEMBUR BAGAI QUDA―EET SIA KUNAON BANGSAT RABA-RABA AING!!! WOI!!!!! AAAAK!!"

Keduanya nyungsep di trotoar jalan. Semenjak itu, Sean tidak mau lagi menerima penumpang laki-laki. Sungguh tragis.

Yang ketiga ada Jupri Danadyaksa. Mahasiswa semester akhir jurusan Ekonomi di universitas yang sama dengan Sean dan Danu. Tingginya 181 sentimeter. Dia adalah lelaki yang memiliki humor rendah, teler tapi tidak seteler Danu. Mereka bertiga adalah pondasi terbentuknya Asosiasi Mamang Ojek Badass Harapan Bangsa Idaman Mertua. Dulu Danu, Jupri, dan Sean masuk Ekonomi lewat jalur SBMPTN, tapi Danu yang teler sekarang berhenti kuliah karena bosan dengan jurusannya, dan ingin ikut SBMPTN lagi tahun depan. Sean yang melihat Danu memprovokasi dengan berkata bahwa ekonomi itu terlalu membosankan, terlalu gampang, dan ingin mengulang kuliah dari awal di jurusan Teknik, langsung tergoda dan mengikuti jejak Danu. Cuma Jupri yang berkata, "Aku punya alasan kuat untuk tetap tinggal di fakultas Ekonomi." Katanya, dengan penuh keyakinan pula ekspresi yang lebih serius tapi lebih mengerikan dari ekspresi ketika dia ingin mencu'te.

Ganteng Ganteng Tukang Ojek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang